Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kepatuhan terhadap guru bukanlah kepatuhan buta...

22 Desember 2012   00:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:13 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepatuhan buta terjadi jika tidak ada interaksi timbal balik. Biasanya kepatuhan seperti ini bersifat perbudakan. Penjajahan pada si manusia, hanya sebagai kedok. Kepatuhan terhadap doma dan doktrin adalah kepatuhan buta. Tujuannya jelas, memperbudak para pengikutnya. Mereka yang memberikan dogma atau doktrin tidak senang jika pengikutnya meninggalkannya. Mengapa? Kekuasaan. Semakin banyak yang takut, semakin baik. Karena mereka gampang diperbudak. Ini tidak sesuai dengan berita yang disampaikan para nabi.

Para nabi sama sekali tidak ingin memperbudak. Mereka menyampaikan ajaran yang membebaskan jiwa manusia dari penjara. Penjara yang sesungguhnya tidak disadarinya. Penjara yang diciptakan oleh sekelompok orang yang tidak sadar juga bahwa ia sedang memperbudak sesamanya untuk melanggengkan kekuasaannya. Kekuasaan yang menuju kegelapan. Kekuasaan keinginan terhadap kenyamanan dunia.

Kepatuhan terhadap guru, sebaliknya  membebaskan jiwa. Guru berarti ia yang mengusir kegelapan. Kegelapan pengetahuan. Seorang guru yang benar akan menyampaikan hal ang bermanfaat bagi evolusi jiwa. Tidak ingin muridnya membudakkan diri terhadap masyarakat yang belum sadar akan pengetahuan kebenaran. Apalagi keinginan agar muridnya menghambakan diri padanya. Sama sekali tidak. Ia memberikan sesuatu tidak hanya satu arah. Ia ingin muridnya memberikan respon atas hal yan disampaikan. Inlah bedanya seorang guru dan para pemberi dogma.

Seorang murid patuh terhadap gurunya bukan karena takut. Ia sadar bahwa segala sesuatu yang disampaikan sang guru semata demi kebaikan sendiri. Bukan untuk mengkultuskan sang guru. Seorang guru tidak butuh pengikut.ia sadar bahwa kehadirannya semata untuk menyampaikan berita gembira. Pembebasan jiwa. Seorang guru selalu mengingatkan bahwa jika dirinya bisa menggapai kebebasan, sang murid dapat dipastikan hal yang sama. Sesungguhnya yang sangat menjadi perhatian sang guru adalah kebebasan jiwa si murid. Ia sendiri selalu tetap harus menjaga kebebasan dirinya. Untuk itu, ia tidak mau sesungguhnya dianggap sebagai seorang guru. Ia akan menjadi terbebani oleh karenanya.

Para pemberi dogma atau doktrin tidak berkehendak yang disampaikan dibantah. Ia hanya ingin agar yang disampaikan dipatuhi dengan tidak dibantah. Ini tujuan dari perbudakan. Patuh tanpa dibantah semata agar ia tetap bisa memperbudak demi melanggengkan kekuasaan. Pembodohan tersistematis.

Ini bukan ajaran nabi. Nabi memberikan pengetahuan ntuk membebaskan jiwa manusia dari penjara pikiran.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun