Mohon tunggu...
hendrautama
hendrautama Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Kopi, Tidak Sekedar Seruputan

5 Desember 2010   22:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:59 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Kopi merupakan salah satu minuman yang tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai budaya juga dikaitkan dengan jenis minuman penyegar ini. Misalnya kebiasaan meminum kopi di pagi hari sambil disi dengan diskusi atau obrolan tertentu, coffee morning. Atau istirahat, yang diisi dengan minum kopi, coffee break. Kebiasaan ini tidak saja ada di satu negara atau suatu tempat, tetapi juga kita ditemukan di belahan dunia yang berbeda. Kebiasaan ini tidak saja di rumah, namun juga di ruang rapat, hotel, dan tentunya di warung-warung kopi.

Berbicara tentang warung kopi, kita kenal yang namanya coffeeshop (Inggris) dan kopitiam (campuran bahasa melayu, kopi dan tiam (bahasa hokian, yang bermakna warung). Atau mungkin banyak istilah lain yang merujuk kepada hal yang sama.

Warung kopi banyak ditemukan di desa-desa, tempat banyak anggota masyarakat membicarakan dan berbual tentang banyak hal. Biasanya obrolan santai dengan topik beragam, termasuk rumor atau desas desus. Sehingga kebenarannya pun sulit untuk dipertanggungjawabkan. Merujuk kepada perbincangan yang banyak biasnya tersebut orang mengenal dengan istilah obrolan warung kopi.

Namun, warung kopi pun bisa dengan mudah kita temukan di kota-kota. Warung kopi di kota seolah menjadi bagian dari gaya hidup. Banyak gerai warung kopi berwajah internasional, namun tidak sedikit juga berwajah lokal tetapi punya reputasi internasional. Banyak kalangan yang memanfaatkan warkop modern ini sebagai ajang pertemuan baik informal, bincang ide bisnis, atau pun sekedar reuni.

Di warung kopi ini pun biasanya juga dilengkapi dengan hot spot area sehingga memudahkan akses internet secara gratis. Sehingga bagi para freelancer yang menggarap proyek tertentu, bisa mengirim proposal melalui email sambil minum kopi. Sekaligus menyelesaikan proyek lain dengan mengadakan telekonfrensi misalnya. Jadilan warung kopi sebagai kantor temporer bagi kaum yang tidak mau terlalu terikat dengan jam kantor ini. Kadang-kadang di warung kpi juga ditampilkan pertunjukan musik. Sehingga tak heran banyak yang betah berlama-lama dengan suasana yang dibuat apik dan kursi yang empuk. Waktu beranjak seakan tak dihiraukan. Malah di kota-kota metropolitan, warung kopi ini buka 24 jam. Untuk mengakomodasi kepentingan dan keinginan pelanggannya.

Menu yang dijual pun tidak hanya kopi dalam bentuk tunggal. Berbagai menu kreasi kopi juga tersedia disini. Mulai dari Cappucino, Mocchacino, espresso, Jamaican Coffee, caramel macchiato, Vermont Coffee, Colonial Coffeehingga coffelatte maupun milkcoffe. Bervariasinya menu kopi ini juga ditambah dengan berbagai menu makanan ringan mulai dari roti, French fries, burger hingga berbagai pastry dan aneka jenis cake. Tak jarang banyak pula kedai kopi yang menyediakan berbagai menu lain dari nasi goreng hingga steak.

Sudah Halalkah?

Maraknya berbagai warung kopi merupakan salah satu fenomena sosial yang menarik. Di satu sisi warung kopi menjadi ajang sosialisasi berbagai golongan masyarakat, serta membina keakraban maupun hubungan pertemanan. Karena di dalam Islam pun, bermuamalah memang dianjurkan dengan siapa saja. Namun, di sisi lain warung kopi ini dan segala menu makanan didalamnya kadang menimbulkan pertanyaan mengenai kehalalan produk yang dijual. Sebagai muslim yang mengerti dengan batasan, aspek kehalalan memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Namun sayangnya tidak banyak para pengusaha warung kopi yang memperhatikan hal ini.

Ada beberapa pendapat bahwa kopi adalah makanan yang halal, sebab tidak mengandung bahan haram. Memang benar pada dasarnya tanaman kopi adalah nabati dan halal untuk dikonsumsi. Namun pada jenis kreasi kopi seperti diatas terkadang kita tidak mengetahui secara jelas bahan apa yang terkandung dalam minuman tersebut. Nama asing terkadang membuat kita tidak mengetahui secara pasti kandungan kreasi kopi tersebut. Kita sendiri tidak dapat menjamin apakah minuman tersebut tidak ditambahkan minuman beralkohol seperti rhum, gin, whiskey hingga brandy. Sebab jika ternyata ditambahkan minuman beralkohol maka status kehalalan kopi tentu menjadi berubah. Selain itu, bahan-bahan campuran seperti krimer dan perisa (flavor) pun berpotensi berasal dari bahan yang tidak jelas status kehalalannya. Krimer misalnya, bisa jadi menggunakan bahan pengemulsi yang tidak halal. Beberapa kreasi kopi tertentu diduga mempergunakan bahan yang tidak jelas kehalalannya. Misalnya Jamaican Coffee, Tia Maria, Vermont Coffee, Colonial Coffee hingga Coffee Brulot. Selain itu ada pula kreasi kopi yang ditambahkan Irish whiskey seperti Irish coffee.

Tidak kalah penting untuk diwaspadai adalah menu makanannya. Kita tidak mengetahui secara jelas apakah bahan-bahannya merupakan bahan yang halal. Keyakinan akan aspek kehalalan agaknya dapat dilihat dari ada tidaknya sertifikat halal dari warung-warung kopi ini. Selayaknya kita bertanya dan mengkritisi menu warung-warung ini, apalagi jika memang belum memiliki sertifikat halal. Jadi membina relationship boleh saja, asal jangan dicemari dengan sesuatu yang tidak halal. Ah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun