Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Health Promoter

Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Istilah "Musim Permainan" yang Sudah Tak Berlaku bagi Anak Masa Kini

22 Januari 2020   15:46 Diperbarui: 22 Januari 2020   15:56 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: moodswag.com

Masa anak-anak merupakan waktu yang sangat menyenangkan. Banyak sekali kesenangan yang dapat dilakukan saat masa tersebut. Salah satu hal yang paling menyenangkan bagi dunia anak adalah bermain.

Bermain bagi anak-anak merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan kesenangan melalui aktivitas fisik hingga menggunakan media. Proses bermain dapat dilakukan sendiri maupun bersama orang lain seperti teman seumuran atau keluarga.

Proses bermain memiliki banyak sekali dampak positif bagi tumbuh kembang anak. Dampak tersebut dapat berupa dampak terhadap fisik, mental maupun sosial.

Namun, di zaman yang sangat modern ini, proses bermain nyatanya telah mengalami pergeseran metode atau cara. Dibandingkan dengan cara anak-anak bermain saat sebelum tahun 2000-an hingga awal 2000-an dan waktu saat ini, terjadi perbedaan yang sangat mencolok dari cara anak-anak menjalankan aktivitas yang membuat mereka bahagia ini.

Pada masa lalu, permainan yang digunakan oleh anak-anak lebih banyak berasal dari bahan alami atau barang yang berbentuk fisik. Tapi sekarang, jenis permainan apapun sudah tersedia di dalam gawai dan para anak hanya perlu menggunakannya untuk bermain.

Berbicara mengenai proses bermain di masa lalu, ada suatu hal yang cukup unik. Anak-anak generasi 90-an ataupun sebelumnya mungkin saja masih ingat dengan istilah "musim permainan". Istilah ini menggambarkan suatu permainan yang dimainkan pada suatu masa tertentu.


Periodenya musim permainan lumayan bervariasi. Suatu jenis permainan dapat dimainkan dalam jangka waktu beberapa minggu higga beberapa bulan. Uniknya lagi, jika sedang musim permainan tertentu, hampir dalam suatu kawasan, bahkan satu pulau dapat memainkan jenis permainan yang sama.

Contoh musim permainan yang sering ada setiap tahun adalah musim kelereng atau gundu, musim "gambar", musim kartu, musim mobi-mobilan, hingga musim break-dance. Selain jenis permainan tersebut masih banyak lagi permainan yang termasuk dalam musim bermain anak-anak.

Permainan tradisional seperti siki-doka, layang-layang, tekong, kacang panjang, congklak, enggrang dan lain sebagainya tak ketinggalan meramaikan musim bermain. (note: istilah tersebut merupakan istilah permainan di daerah saya, mungkin saja sebutan daerah lain berbeda).

Terdapat banyak kelebihan dari permainan-permainan yang dimainkan anak-anak pada masa lalu. Di samping jenisnya yang sangat variatif, jenis permainan tersebut juga lebih mengutamakan aktivitas fisik dari anak. Hal ini dapat membuat tumbuh kembang anak lebih optimal.

Kegiatan bermain juga membuat anak-anak menjadi terlatih untuk berpikir kreatif. Sebelum memainkan jenis-jenis permainan tradisional tersebut, anak-anak perlu berpikir bagaimana menciptakan lingkungan bermain yang bagus, hingga membuat alat permainan yang menarik, baik dan kuat. 

Proses kreativitas ini kemungkinan besar dapat terbawa hingga mereka dewasa. Termasuk saat mereka berpikir untuk menyelesaikan suatu masalah atau bekerja.

Selain itu, proses bermain yang ada dulu juga membuat anak-anak lebih memiliki jiwa sosialisasi secara nyata yang tinggi. Dengan jiwa sosialisasi yang baik, anak-anak dapat memiliki rasa simpati dan empati yang baik pada orang lain.

Meski begitu, masih juga ada beberapa kekurangan dengan proses bermain yang ada di masa lalu. Kekurangan tersebut seperti tubuh dan pakaian anak akan lebih kotor karena beraktivitas di alam. Hal ini selalu membuat orang tua merasa jengkel setiap kali mereka pulang bermain.

Selain itu, permainan yang rata-rata dilakukan di luar rumah tersebut cukup rawan bagi anak untuk mengalami cidera ataupun mendapatkan bahaya dari orang jahat. Dengan kurangnya pengawasan dari orang tua, bahaya-bahaya tersebut mungkin saja dapat terjadi.

Meski begitu, ketika ditanya mengenai masa anak-anak, rata-rata orang yang pernah melewati masa itu tentu akan setuju bahwa masa-masa tersebut sangat indah. Lalu apakah jenis permainan yang ada sekarang tidak dapat menciptakan dampak baik bagi anak-anak?

Masing-masing masa pasti memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Saat ini, dengan kemudahan teknologi yang ada, semua jenis permainan sudah dapat dimainkan dalam genggaman anak dengan menggunakan ponsel dan paket data atau wifi yang cukup.

Akses yang cukup mudah tersebut dapat dilakukan dari mana saja, termasuk di dalam rumah. Hal ini membuat orang tua menjadi lebih mudah mengontrol anak mereka, serta anak mereka tidak akan banyak bermain dengan "kotaran-kotoran" di luar rumah.

Permainan yang ada juga membuat anak-anak dapat dengan mudah memahami penguasaan teknologi dengan baik. Bahkan, ada banyak sekali anak kecil yang lebih memahami cara mengoperasikan gawai dibandingkan dengan orang dewasa.

Namun begitu, masih juga ada beberapa kekurangan dari proses bermain di masa sekarang. Jenis permainan yang sekarang kebanyakan tidak terlalu membutuhkan aktivitas fisik dan membuat anak-anak menjadi "generasi rebahan". Kurangnya aktivitas fisik dapat mengganggu tumbuh kembang dan kesehatannya.

Selain itu, pengilhatan sang anak yang menggunakan ponsel atau komputer secara berlebihan dapat mengalami gangguan. Mental dan jiwa sosialisasinya juga dapat terganggu. Anak mungkin saja akan terbentuk menjadi seorang "anti sosial" dan kurang memiliki rasa simpati serta empati terhadap orang lain.

Lalu, bagaimana menyikapi perubahan zaman yang sangat cepat ini? Masing-masing orang tua dan keluarga tentu memiliki strategi tersendiri untuk menyikapi hal ini. Namun, salah satu hal terpenting yang perlu dilakukan adalah memilah permainan yang tepat bagi anak, sehingga proses bermain yang dilakukan dapat memberikan dampak positif baginya.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun