Setiap hari Rabu, minggu pertama di bulan Oktober, dirayakan sebagai Hari Cerebral Palsy Dunia. Jadi setiap tahunnya akan berubah tanggalnya untuk merayakan Hari Cerebral Palsy Dunia tersebut. Tahun ini jatuh tanggal 5 Oktober 2016 yaitu hari Rabu, minggu pertama di bulan Oktober 2016.
Tidak semua diantara kita mengetahui Cerebral Palsy (CP) itu apa? Bagi yang ber-profesi sebagai medis atau orang tua yang memiliki anak CP tentunya mengetahui istilah CP.
CP bukanlah suatu bakteri, virus atau pun penyakit menular. Kalau mengartikan CP dari dua kata tersebut ke bahasa Indonesia yaitu CEREBRAL artinya Otak dan Palsy artinya Lemah/Lumpuh. Jadi jika kita definisikan CP adalah kelemahan atau kelumpuhan di bagian otak menyebabkan gangguan postur ataupun fungsi pada bagian tubuh sehingga mempengaruhi kemampuan seseorang (penyadang CP) untuk beraktivitas/bergerak.
Karena CP bukan suatu penyakit, maka gangguan pada otak ini, menurut medis, tidak dapat disembuhkan. Bahkan belum ada obat yang dapat menyembuhkan pasien CP tersebut. Sehingga CP tidak dapat disembuhkan, namun tidak ada perubahan pada CP untuk lebih baik atau lebih buruk selama hidupnya. Tetapi kondisi asosiatif CP akan memburuk dari waktu ke waktu jika tidak dirawat secara intensif.
Kompasianers, tahun lalu (satu hari setelah Hari Cerebral Palsy Dunia) saya menuliskan artikel berjudul Semangat Anak Cerebral Palsy menceritakan tentang semangat anak-anak CP yang memiliki orang-orang yang sangat sayang kepada mereka. Kasih sayang yang tulus dan ikhlas (terutama orang tua mereka), membuat mereka termotivasi dan bertahan sampai hari ini.
Saya merupakan salah satu bagian dari para orang tua anak CP. Saya merasakan “bagaimana sedihnya yang sangat mendalam pada saat saya mengetahui anak saya mengalami CP karena pertumbuhan kepala anak saya tidak seperti anak-anak seusianya (sebutan medisnya yaitu mikrosepalus)”.
Tentunya kita (sebagai manusia biasa) akan sulit menerima kenyataan tersebut. Namun apakah kita larut dalam kesedihan yang berkepanjangan? Pastinya Tidak. Ya, kita tidak boleh larut dalam kesedihan. Kesedihan kita akan dirasakan oleh anak kita berkebutuhan khusus (saya ganti kata CP dengan sebutan anak berkebutuhan khusus). Mereka akan merasakan bahwa kehadiran mereka sebagai beban bagi kedua orang tuanya. Hal ini akan membuat mereka, merasakan terkucilkan/terabaikan.
Kegembiraan yang kita ciptakan dalam setiap waktu dan aktifitas anak CP, menjadikan terapi alami mereka. Karena dengan rasa gembira dan senang, membuat “imun alami” dari dalam tubuh mereka.