Mohon tunggu...
Hanifatuttaqiyyah Nurf
Hanifatuttaqiyyah Nurf Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa-

jangan lupa menulis sumber saat menulis~

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Siklus Terjadinya Salju

3 September 2017   05:48 Diperbarui: 3 September 2017   06:52 24529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kalian melihat salju? Sebenarnya, salju adalah uap air yang telah membeku menjadi es disebabkan oleh rendahnya suhu di atmosfer saat itu. Partikel es tersebut membentuk awan yang akan turun ke bumi sebagai hujan. Pada saat turun, awan es tersebut terkena sedikit cahaya matahari sehingga butiran es tersebut melunak menjadi kepingan empuk, putih, seperti kristal lembut. Hal tersebut yang kita ketahui sebagai salju. Namun, pada saat tertentu salju tersebut dapat meleleh dan hilang.

Mengapa salju bisa terbentuk? Pada umumnya, proses terjadinya salju sama saja dengan hujan. Namun, perbedaan letak wilayah dapat memengaruhi hal tersebut. Hal tersebut juga yang membuat wilayah Indonesia dan daerah tropis lainnya tidak dapat merasakan empat musim, melainkan hanya dua musim. Awal pembentukan salju adalah evaporasi atau naiknya uap air ke atmosfer bumi dan uap tersebut mendingin sehingga membentuk air atau es, kemudian menggumpal membentuk awan. Uap air terus bertambah hingga awan pecah dan partikel tersebut turun ke bumi.

Partikel air yang jatuh ke bumi adalah air murni yang belum terkontainasi. Air murni hanya dapat membeku pada suhu di bawah 0 karena pada suhu tersebut digunaka untuk berubah wujud. Biasanya suhu tepat di bawah awan adalah suhu di bawah 0. Hal ini dipengaruhi oleh tinggi permukaan tersebut. Namun, temperatur rendah saja belum cukup untuk meciptakan salju. 

Saat partikel tersebut mengenai udara, maka kandungan awan tersebut sudah terkontaminasi. Akan tetapi, ada partikel lain yang mempercepat fase pembekuan sehingga air tersebut cepat mengkristal menjadi es. Partikel tersebut bernama nukleator. Pada saat temperatur tidak sampai melelehkan kristal tersebut, maka saat itu akan turun salju. Jika tidak, kristal es tersebut akan mencair dan turun hujan. 

Di sisi lain, ada kemungkinan bahwa akan terjadi hujan es seperti yang sering terjadi Bandung karena rendahnya suhu dan cahaya matahari tidak sampai mengenai butiran es tersebut. Ada tiga faktor yang memengaruhi hujan es, yaitu tersedianya energi potensial di udara, tersedianya kelembapan yang memadai, dan adanya lapisan udara kering yang menompang diatas lapisan udara lembap dan panas. Hal ini disebabkan karena daerah tropis dekat dengan khatulistiwa sehingga mendapatkan cahaya matahari yang cukup dibandingkan daerah berempat musim tersebut.

Dengan demikian, salju terbentuk dengan beberapa faktor, yaitu letak khatulistiwa, tinggi rendahnya antara permukaan dan awan, serta temperatur yang memengaruhi awan tersebut. Oleh karena itu, hanya beberapa negara saja yang memiliki empat musim, contohnya Jepang, Prancis, Rusia, dan Amerika.

Daftar Pustaka:

Rusydi, Febdian. 2007. Salju Fenomena Alam yang Menakjubkan: Jakarta

Tersedia di: LIPI ( 1 September 2017)

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun