Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menyatukan Indonesia Melalui Semangat Ramadan

9 Juni 2017   15:25 Diperbarui: 9 Juni 2017   16:21 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Satu - http://nasional.kompas.com

Bagi umat muslim, Ramadan merupakan bulan yang paling dinanti. Di bulan ini, umat muslim berlomba-lomba untuk mendapatkan keberkahan. Dan Allah SWT menjanjikan pahala yang berlibat ganda, bagi semua orang yang berbuat kebaikan dan rajin beribadah di bulan Ramadan ini. Bahkan, dalam bulan Ramadan, ada satu malah yang lebih baik dari seribu bulan. Yaitu malam Lailatul Qadar. Pada malam inilah, semua umat muslim berlomba-lomba ke masjid memperbanyak membaca ayat suci. Karena barang siapa berbuat baik dan beribadah di malam ini, maka akan mendapatkan pahala hingga seribu bulan.

Dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dalam kita ash-Shahiihain, Rasulullah SAW bersabda, “Puasa itu adalah perisai, jika suatu hari salah seorang di antara kalian dalam keadaan berpuasa, maka hendaknya dia tidak berkata kotor dan berteriak-teriak. Jika seseorang mencela dan mencacinya, hendaknya ia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa.’” Hadits diatas menegaskan, bahwa dalam puasa, tidak hanya menahan lapar dan haus. Tapi juga diwajibkan untuk menahan hawa nafsu, tidak berkata kotor, menebar kebencian, ataupun melakukan tindakan yang tidak terpuji.

Tidak hanya itu, bulan Ramadan mengajarkan agar seluruh umat berlomba untuk meningkatkan ketakwaannya. Output dari ketakwaan tersebut akan melahirkan ujaran dan perilaku yang toleran. Tidak akan ada lagi tindakan intoleran, karena semua orang tidak mau melanggar larangan Allah SWT. Puasa juga mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan-Nya.

Wajar jika Ramadan banyak orang yang suka membagikan ta’jil di masjid atau pinggir jalan. Hal ini bisa diartikan sebagai bentuk rasa syukur, dan melahirkan tindakan saling berbagi. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa memberi makan kepada orang yang berbuka puasa maka dia memperoleh pahalanya, dan pahala bagi yang (menerima makanan) berpuasa tidak dikurangi sedikitpun.” (HR Tirmidzi)

Selama Ramadan, semua orang bersatu dan berbondong-bondong untuk memperbanyak kebaikan dan ibadah. Bentuk berbuat baik ini diimplementasikan dalam ujaran dan perilaku sehari-hari. Mari kita lihat apa yang terjadi saat ini. Ujaran kebencian di dunia maya dan nyata, begitu masif kita lihat setiap harinya. Hanya karena perbedaan pemahaman atau keyakinan, seseorang bisa bisa bebas mencaci dan menebar fitnah. Apa akibatnya? Masyarakat kita berubah menjadi masyarakat pembenci, dan mudah diprovokasi berita bohong.

Publik tentu berharap, Ramadan ini bisa menjadi pembelajaran dan introspeksi, khususnya bagi kelompok intoleran yang selama ini sering menebarkan teror di masyarakat. Publik tentu berharap, setelah Ramadan tidak ada lagi ujaran kebencian dimana-mana. Ujaran kebencian terbukti bisa memecah belah persatuan dan kesatuan. Diperlukan usaha bersama semua pihak, untuk kembali menyatukan cerai berai republik ini akibat ujaran kebencian. Pekan pancasila beberapa waktu lalu, terbukti efektif. Semua orang di media sosial ramai-ramai menyatakan rasa nasionalismenya. Semua orang menyatakan kebanggaannya tentang Indonesia dan Pancasila. Dan hal ini berhasil menggeser ujaran kebencian yang selama ini ramai di media sosial.

Mari kita terus menjaga Indonesia, melalui semangat Ramadan. Mari kita jaga Indonesia dengan ujaran damai yang menyejukkan. Mari kita jaga Indonesia, dengan perilaku yang menyejukkan dan bukan yang menakutkan. Setelah maraknya ujaran kebencian, kini mulai marak tindakan persekusi, untuk memberikan efek jera terhadap orang yang dianggap salah. Tindakan ini jelas tidak terpuji dan sama halnya bagian dari teror. Jika Indonesia tidak dijaga, jika keberagaman tidak dipertahankan, mustahil Indonesia akan berkembang menjadi negara besar. Energi kita akan habis untuk mengurusi hal-hal yang sifatnya tidak produktif.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun