Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Jojo Tersingkir Cepat di Swiss Open 2019, Kapan Bisa Juara?

15 Maret 2019   11:42 Diperbarui: 20 Maret 2019   10:08 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jojo tersingkir di putaran II Swiss Open 2019/Foto: Twitter Badminton Ina

Kabar perbulutangkisan nasional dalam sepekan terakhir diwarnai kritikan pedas dari dua legenda tunggal putra Indonesia. Ya, setelah pemilik gelar terbanyak tunggal putra di All England, Rudy Hartono bersuara lantang, kali ini giliran pemilik medali emas Olimpiade 2004 dan juara dunia 2005, Taufik Hidayat yang buka suara.

Taufik menyoroti penampilan dua tunggal putra andalan Pelatnas, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting yang disebutnya belum mampu tampil konsisten di level atas, utamanya setelah Asian Games 2018 lalu. Padahal, Olimpiade 2020 sudah semakin dekat.

Taufik yang sepanjang kariernya mampu bersaing di level teratas dengan tunggal top Tiongkok, Lin Dan dan juga Peter Gade dari Denmark maupun Lee Chong Wei dari Malaysia, berharap Jonatan dan Ginting bisa intropeksi diri setelah kegagalan pahit di All England 2019 pekan lalu.

"Saya melihat mereka belum stabil untuk jadi pemain di level atas. Tidak seperti (Kento) Momota (Jepang), Shi Yuqi (China), atau Viktor Axelsen (Denmark). Mereka, para pemain tunggal putra Indonesia, belum stabil," ujar Taufik seperti dikutip dari Tribunews.com .

"Kalau begini terus, mau sampai kapan?" sambung Taufik yang pernah tiga kali medali emas Asian Games (dua diantaranya di nomor perorangan) serta menjadi bagian saat Indonesia jadi juara Piala Thomas tahun 2000 dan 2002.

Ya, mau sampai kapan tampil inkonsisten, Jojo dan Jonatan?

Sebagai pecinta bulu tangkis, saya juga sempat gregetan dengan pencapaian tunggal putra Indonesia yang begitu-begitu saja. Padahal, tahun lalu, ketika Jojo jadi juara Asian Games dan Ginting menjadi juara China Open dengan mengalahkan hampir semua pemain top dunia, saya sempat optimistis, tunggal putra Indonesia bisa bersaing di level top dunia.

Yang terjadi, setelah meraih gelar tersebut, Jonatan dan Ginting tak mampu lagi naik podium juara. Malah, mereka lebih sering tersingkir cepat. Di turnamen BWF World Tour yang putaran pertamanya digelar mulai Rabu dan final digelar di hari Minggu, mereka justru lebih sering tersingkir di hari Rabu ataupun Kamis.  

Yang masih segar dalam ingatan, pekan lalu, keduanya tersingkir cepat di All England 2019. Di turnamen bulu tangkis tertua di dunia (sudah digelar sejak 1899 ini), Ginting langsung out di putaran pertama. 

Harapan untuk melihat tunggal putra mengakhiri "paceklik gelar" di All England selama 15 tahun sejak Haryanto Arbi memenanginya pada 1994 silam, bak harapan yang berwujud khayalan.

Jojo kalah dari pemain tak terkenal India

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun