Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Timah Hitam, Racun Maut di Sekitar Anda!

4 November 2010   08:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:51 4506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

[caption id="attachment_315034" align="aligncenter" width="471" caption="penebalan ujung-ujung tulang kaki karena timah hitam (ilust learningradiology.com)"][/caption]

Seorang ibu dari kolega saya yang baru tiba dari Amerika mengeluhkan kondisi tubuhnya yang tidak fit, sering sakit kepala selama berada di tanah air. Padahal selama bertahun-tahun bermukim di AS, dia tidak pernah sakit bahkan yang ringan sekali pun. Dan kolega saya ini membuat analisa penyebabnya, yang saya yakini benar adanya, yaitu bahwa di negeri kita ini terutama di kota-kota besar, udaranya tercemar oleh timah hitam atau timbal ( bahasa Inggrisnya : lead ) dari gas buangan (exhaust) kendaraan bermotor. Ini disebabkan karena negara kita masih mengijinkan pemakaian BBM yang mengandung timah hitam, kendati pun sebagian besar negara-negara lain di dunia sudah menggunakan bahan bakar yang bebas timbal (lead-free).

Keracunan timah hitam ( disebut juga lead poisoning, plumbism, saturnism ) adalah ancaman kesehatan yang sangat serius. Se demikian berbahayanya timah hitam ini sampai-sampai otoritas kesehatan tidak memberikan dosis ambang aman ( no safe threshold ), yang bermakna takaran yang amat kecil pun dapat berakibat fatal. Timah hitam ini dapat terserap ke dalam tubuh manusia melalui udara, air, tanah, makanan dan produk-produk konsumen. Orang dewasa yang paling sering terpapar timbal ini adalah mereka yang bekerja pada pabrik yang menggunakan unsur timbal, sedangkan pada anak-anak (khususnya balita) didapat dari cat (paint) di rumah yang mengelupas. Seperti mungkin sudah diketahui sebelum tahun 1970, semua produk cat mengandung unsur timbal, karena pada saat itu belum disadari bahaya timbal untuk produk rumah tangga. Dan anak balita memang mempunyai kecenderungan pica yaitu memasukkan benda-benda yang bukan makanan ke dalam mulutnya, termasuk di sini potongan cat yang mengelupas. Termasuk juga sebagai sumber pencemaran timbal adalah pipa ledeng yang zaman dahulu dibuat dengan kandungan timbal, sehingga zat ini terbawa oleh aliran air masuk melalui keran rumah tangga.

Keracunan timbal ini dikategorikan atas kondisi yang akut ( dalam waktu singkat dengan paparan timbal yang intens ) dan yang kronis ( dalam jangka lama dengan paparan dosis kecil yang berkesinambungan ). Paparan timbal ini juga bisa dalam bentuk organik (seperti dalam contoh BBM yang mengandung timbal di atas) maupun yang anorganik. Bentuk timbal organik ini dengan mudah akan terserap melalui kulit dan saluran nafas dan mengakibatkan gangguan pada sistem saraf pusat seperti insomnia ( sulit tidur ), delirium ( ‘ngelantur’ ), kehilangan konsentrasi, tremor, halusinasi dan kejang-kejang.

Gejala klasik pada anak-anak pada keracunan timbal ini adalah perut sakit (abdominal pain), kehilangan nafsu makan, muntah, lemah dan lesu (lethargy), kesulitan belajar dan gangguan pendengaran. Gangguan pada orang dewasa juga tidak sedikit meliputi jantung, tulang, usus, ginjal, syaraf dan sistem reproduksi. Saya membaca kisah tragis kematian komponis besar Beethoven pada usia 56 tahun karena keracunan timah hitam (lead poisoning). Semasa hidupnya dia didera oleh sakit perut, gangguan pencernaan, mudah tersinggung (irritability) dan depresi yang berkepanjangan. Bahkan dia juga mengalami bau badan yang busuk (foul body odour) dan mulut berbau (halitosis). Sebelum ajal menjemputnya, dia memohon kepada dokter yang merawatnya agar supaya mencari tahu penyebab semua penderitaannya ini. Dengan teknologi sinar X yang tercanggih kini dapat dikonfirmasi bahwa memang benar Beethoven meninggal karena keracunan timah hitam yang kadarnya 60 kali lipat dari kadar yang ada pada manusia zaman sekarang.

Komplikasi akibat timbal ini bukan hanya pada sistem syaraf saja tetapi juga pada tulang dan gigi. Akibat yang sangat menonjol pada gigi adalah karies (kekeroposan) gigi yang menyeluruh. Bahkan janin dalam kandungan ibu yang mengalami keracunan timbal ini akan menyimpan potensi mengalami karies gigi yang jauh lebih tinggi, ketulian (hearing loss) dan katarak. Saya mengamati penduduk yang berasal dari pulau Bangka banyak yang mengalami karies gigi yang hebat, karena air minum di sana mengandung timah.

Tindakan pencegahan terhadap keracunan timbal ini antara lain dengan mengganti cat rumah lama (yang mengandung timbal) dengan cat bebas timbal, juga diharapkan pemerintah segera menerapkan semua jenis bahan bakar yang bebas timbal (lead-free). Pipa ledeng ‘besi’ yang masih mengandung timbal sebaiknya diganti dengan pipa PVC. Dari penelitian air ledeng yang diberi larutan chlorine ( dan sekarang menggunakan Chloramine) justru meningkatkan korosivitas (kekeroposan) permukaan pipa yang mengakibatkan lebih banyak unsur timbal yang terlepas. Bahan kosmetik kohl (’celek’) yaitu bubuk hitam untuk make-up mata, ternyata mengandung timbal. Pada tahun 2007 China menarik kembali jutaan produk mainannya karena diwarnai dengan cat yang mengandung timbal. Demikian pula sejumlah obat herbal dari India dan China terbukti mengandung timbal yang bahkan sampai 95 % daripadanya. Sekarang sudah tersedia testing kit (alat pengetest) timbal, yang bilamana diteteskan pada bahan yang mengandung timbal akan berubah warna menjadi merah.

Untuk pengobatan keracunan timbal akut biasanya akan dilakukan chelating therapy yaitu pemberian chelating agent yang berfungsi mengikat timah hitam ini secara kimia sehingga dapat dikeluarkan dari dalam tubuh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun