Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Khuldi Adam alias Adam's Apple

18 Oktober 2009   09:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:35 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_77305" align="alignleft" width="300" caption="polisi tidur"][/caption] Syahdan di taman firdaus hiduplah dua orang kekasih, Adam dan Hawa. Mereka hidup sangat berbahagia diantara pepohonan yang rindang dengan beraneka buah-buahan yang lezat. "Semua buah boleh kalian petik dan makan, kecuali satu ..", sabda Tuhan. "...yaitu buah apel !", titahNya. (disini disebut juga buah khuldi)

Datanglah iblis berwujud ular menggoda Hawa untuk menentang larangan Tuhan itu dan setelah memetik buah apel ini, Hawapun membujuk Adam untuk memakan buah ini. Baru saja satu gigitan apel di mulut dan akan ditelan oleh Adam, sekonyong-konyong menggelegarlah suara Tuhan dari langit : "Adam...Adam! Apa yang kaulakukan ?" Begitu terperanjatnya Adam karena ketahuan sampai gigitan apel itu nyangkut di kerongkongannya. Dan sejak saat itu pula tonjolan kecil didepan leher para lelaki disebut Adam's apple. Kalau bahasa kita menyebutnya jakun, tapi siapa tahu ada yang mau menggantinya dengan 'khuldi Adam'.

Inilah salah satu contoh bentukan kata yang menurut saya amat kreatif. Didalam bahasa Indonesiapun kita amat kaya dengan ungkapan-ungkapan yang 'nakal' itu. Saya katakan nakal karena pada awalnya mereka yang 'kena sentil' pasti akan gusar.

Ambillah contoh kata polisi tidur. Siapa yang pertama kali menggagas kata ini belum jelas,tapi kita semua tahu maknanya yaitu tonjolan memanjang di jalanan untuk menghambat laju kendaraan. Saya yakin bapak polisi tidak terlalu 'happy' dipakai namanya untuk road-bump ini.

Atau istilah pak Ogah untuk menunjuk kepada 'polisi swasta' yang membantu mengatur lalu-lintas yang macet terutama di persimpangan jalan. Seperti juga pak Ogah di film boneka si Unyil mereka juga menadahkan tangan mengharapkan cepek dari pengendara.

Atau yang satu ini : joki. Kita semua sudah mafhum bahwa joki adalah penunggang kuda balap. Tetapi siapa sangka kini dia mempunyai konotasi 'penunggang gelap'. Ada joki yang selalu berjajar ditepi jalan menawarkan jasanya di kawasan three in one. Ada joki yang menggantikan peserta ujian masuk perguruan tinggi (UMPTN).

Dan satu ini lagi : bule. Waktu saya masih di bangku sekolah menengah 'bule' itu padanannya albino yaitu kelainan pada kulit yang tidak memiliki pigment. Tapi wow.. sekarang ini dialamatkan buat orang-orang kulit putih atau orang Barat semata.

Kalau ungkapan-ungkapan diatas bisa membuat manusia yang 'kena' ternista, maka lebih aman kalau kita memakai oknum-oknum binatang untuk membuat analogi ini. Bagaimanapun juga mereka tidak akan 'unjuk rasa' atau mensomasi kita.

Mari kita lihat ungkapan-ungkapan yang benar-benar original Indonesia :

  • raja singa (penyakit sifilis)
  • buaya darat ( playboy)
  • kambing hitam (orang yang dijadikan tumpuan untuk disalahkan)
  • otak udang ( orang Belanda bilang kip zonder kop artinya 'ayam tanpa kepala')
  • kumpul kebo (hidup bersama diluar nikah, kenapa kerbau ya, bukan 'kumpul kambing' misalnya.)
  • kupu-kupu malam (apa ada ya kupu-kupu yang terbang malam)
  • kutu buku
  • tahi lalat (andeng-andeng)
  • mata sapi (telur ceplok)
  • kumis kucing ( tanaman yang rebusan daunnya berkhasiat untuk penyakit ginjal)
  • jago merah (kebakaran)
  • lidah mertua (tanaman pot yang konon dapat menyerap racun asap rokok)
  • lidah buaya (nama kerennya Aloevera)
  • kelinci percobaan
  • obat nyamuk (emangnya sang nyamuk sakit apa kok diberi obat)
  • bajing loncat (penjarah mobil angkutan barang antar kota)
  • jembatan keledai (suatu kiat untuk menghapalkan urutan nama-nama misalnya 'mejikhibinu' untuk urutan warna pelangi : merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu).
  • mouse (ini sudah mendominasi dengan makna perangkat penggerak kursor di layar monitor, dicoba di Indonesiakan dengan tetikus).
  • bangsat ( artinya kutu busuk ,tapi mungkin sudah termasuk binatang yang hampir punah. Pernah berjaya pada saat tempat duduk di bioskop masih terbuat dari kursi rotan)
  • putri malu (tanaman yang daunnya menguncup bila tersentuh)
  • buntut kuda dan sebagainya.

Dan berikut ini ada cuplikan berita heboh : Seorang oknum kuli tinta yang dikenal mata keranjang dan suka jual kecap digerebek polisi bersama selimut hidup nya dan kini harus menginap di hotel prodeo. Buat bung wartawan jangan marah ya, ini kan cuma rekaan analogi-analogi yang unik dan lucu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun