Mohon tunggu...
Rasull abidin
Rasull abidin Mohon Tunggu... Auditor - Sekelumit tentang kita

hidup itu indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kembang Liar

17 September 2017   20:08 Diperbarui: 17 September 2017   20:25 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Art paint by. Bangun Asmoro

Hai Kawanku...

Saat kita duduk di sini, kau tunjukkan indahnya mawar merah

Yang di import dari luar, dibawah megahnya rumah mewah yang bergaya minimalis...

Lalu kau sebut kembang liar di pinggiran jalan itu...

Mereka berderet di luar trotoar...terpanggang pancaran matahari dan debu debu membalut kelopaknya...

Kembang liar selalu berdoa kapan awan hujan datang,

Kadang datang tuan kong lim tapi hanya meludah, lalu pergi begitu saja..

Kembang liar kadang gundah,lantaran di anggap sampah dan merusak pemandangan kota,

Berbagai macam sumpah serapah melekat di tangkai daunnya

Dan bermacam bentuk cibiran terperangkap pada kelopaknya

Bila malam menjelang kembang liar jadi pesakitan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun