Mohon tunggu...
Giens
Giens Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

I like reading, thinking, and writing.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Qalbu itu BUKAN Hati

20 September 2014   13:59 Diperbarui: 13 September 2015   18:53 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Banyak orang yang menterjemahkan qalbu sebagai hati. Bagaimana seandainya dikejar dengan pertanyaan: hati yang dimaksud itu kalau dalam bahasa Inggris artinya apa? Heart ataukah Liver? Sampai sini pasti sudah ada yang bingung. Biasanya sih diterjemahkan sebagai 'hati'.

Namun, orang Indonesia kalau mengatakan 'di hatiku' biasanya disertai gestur memegang bagian dadanya sendiri. Padahal, letak hati di sebelah bawah di dekat lambung. Jadi, yang dimaksud hati itu mestinya terjemahan dari heart yang justru berarti jantung. Salah kaprah? Sepertinya iya. Bahkan, daun waru yang dianggap mewakili citra hati itu pun sebenarnya representasi penampakan jantung.

Lalu, jika pemahaman 'analoginya' saja sudah salah kaprah, apakah pemahaman hakikatnya juga pasti salah? Bisa jadi begitu. Qalbu yang mestinya merupakan bagian dari hasil kerja otak sering dicitrakan mandiri/independen dan justru mampu mengatur/mengontrol kinerja otak dalam berpikir. Saya pikir tidak demikian. Saya sebenarnya tidak mempercayai adanya agen lain dalam diri seorang manusia yang dapat memberi pertimbangan pada keputusan yang diambil kecuali otak atau akalnya sendiri. Meski demikian, oleh karena istilah qalbu sudah terlalu populer, saya terpaksa membuat definisi logisnya dulu.

Menurut saya, qalbu itu insting atau sistem kontrol yang terbentuk sebagai akibat dari kebiasaan seseorang berpikir logis. Qalbu muncul sebagai akibat dari aktivitas berpikir logis. Dan aktivitas qalbu itu berhubungan erat dengan aktivitas jantung, bukan hati. Jika ada sesuatu yang menurut 'qalbu' seseorang bermasalah, ritme jantung orang itu biasanya akan lebih cepat daripada biasanya. Kalau jantungnya bermasalah, sistem kontrolnya juga terganggu. Debar-debar jantungnya kadang bukan lagi cerminan sinyal-sinyal qalbu.

Kalau dihubungkan dengan religiusitas, pengertian qalbu seperti yang saya uraikan ini dapat menghasilkan beberapa terminologi (baru?), dua di antaranya adalah takwa instan dan iman contekan. Sekian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun