Tak bebrapa lama hujan pun turun dengan sangat deras nya
“kamu tau aku tak suka hujan, bagiku ia selalu saja membawa kesedihan entahlah mengapa mungkin karna
suasana yang membawa gelap, dingin, atau apapu itu aku benci hujan, seperti aku membenci kerinduan ini,
karna bagiku kerinduan adalah dingin yang menusuk tulang, sakit dan perih”. IA terpaku sampil menatap
langit..
Pada akhirnya ketika semua berlalu, hadir lah segaris batas yang membelah langit dengn berbagai sepktrumwarna…
“aku menyebutnya Pelangi”
****
Selamat Hari Fiksi Kompasiana.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!