Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bintang Daud Jadi Simbol Parpol Islam, Kenapa Tidak

29 Juli 2015   13:36 Diperbarui: 11 Agustus 2015   22:09 6144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ribut-ribut soal simbol Bintang David yang bersebaran di Tolikara dan PKS, partai  yang paling getol meributkannya, saya jadi ingat kejadian kocak pada September 2012. Waktu Itu PKS yang baru kunjungan kerja ke Turki menjadi parpol yang bernafsu mengganti logo Palang Merah Indonesia (PMI) menjadi Bulan Sabit Merah. Sebabnya simbol Bulan Sabit Merah lebih islami ketimbang logo PMI yang berbentuk salib. “Kalau beramal jangan tanggung-tanggung,” begitu kira-kira yang disampaikan oleh kader terbaik PKS yang hadir pada program Indonesia Lawyer Club.

Begitu giliran Ridwan Saidi bicara, budayawan Betawi ini mengungkapkan kalau Bulan Sabit bukanlah simbol Islam, melainkan simbol Dewi Bulan dalam kebudayaan kuno Sumeria..

Simbol Dewi Bulan yang berupa bulan sabit ini biasanya ditemui berdampingan dengan simbol bintang. Dua simbol ini terdapat pada bedera Turki. Simbol ini juga  mudah ditemui di atas kubah-kubah masjid. Dalam budaya kuno Sumeria simbol Bintang melambangkan Anak Tuhan. 

Entah bagaimana kelanjutan dari “cita-cita” PKS ini? Yang pasti simbol PMI masih tetap sama. Bisa jadi para kader dakwah sendiri bingung karena simbol yang digunakan partainya menyerupai simbol  Triple Goddess atau bisa juga menyerupai Fleur de Lis yang menyimbolkan Mary and The Holy Trinity.

Lantas, bagaimana dengan simbol Bintang Daud sendiri?

Bentuk dasar Bintang Daud adalah heksagram atau bintang bersudut enam yang dibentuk dari dua segitiga sama sisi yang saling bertolak belakang.

Dari tautan (http://lapakfjbku.com/semua-yang-perlu-diketahui-tentang-hexagram) yang mengulas soal heksagram lengkap dengan foto-fotonya. Heksagram, bentuk simbol heksagran merupakan simbol kuno. Simbol ini menyebar ke berbagai bangsa dengan segala ciri dan maknanya.

Di India simbol heksagram yang identik dengan Bintang David disebut sebagai Shatkona. Bisa jadi Shatkona merupakan simbol tertua heksagram yang dibentuk dari dua segitiga sama sisi. Shatkona tercatat dalam sejarah Weda merupakan jantung spiritualitas. Dalam Shatkona, segitiga yang menghadap ke atas disebut Purusa, sedang yang menghadap ke bawah disebut Prakarti. Belum jelas kapan bentuk Shatkona ini tercantum dalam Weda. Tapi dari https://id.wikipedia.org/wiki/Periode_Weda, Weda dikumpulkan sejak pertengahan milenium kedua sebelum masehi.

 

Dalam agama Hindu, Shatkona merupakan lambang untuk penyatuan manusia dan Tuhan. Dalam agama Buddha, Hexagram sering diasosiasikan sebagai Lotus, salah satu bunga yang selalu identik dengan Sang Buddha sendiri. Dalam kebudayaan Babilon heksagram merupakan lambang penyatuan pria dan wanita. Segituga yang ujungnya menghadap ke atas sebagai simbol pedang untuk pria, sedangkan yang ujungnya menghadap ke bawah merupakan simbol chalice atau cawan yang menyimbolkan wanita.

Heksagram yang telah dikenal oleh berbagai suku bangsa selama berabad-abad ini kemudian diadopsi oleh Raja Daud (1040–970 SM) sebagai simbol kerajaannya. Heksagram yang digunakan oleh Raja Daud sebagai simbol kerajaannya inilah yang dinamakan Bintang Daut atau Magen Davids Simbol kerajaan ini juga yang kemudian digunakan oleh putranya, Raja Sulaiman. Nah, kalau Borobudur dibangun oleh Sulaiman pastinya simbol Bintang Daud ditemukan pada candi yang yang terletak di Muntilan Jawa tengah tersebut, 

Pada abad ke 17 Bintang Daud menjadi populer di kalangan umat Yahudi setelah simbol ini diletakan di luar sebuah sinagog. Tujuan peletakan simbol Bintang Daud tersebut untuk membedakannya dari rumah ibadah umat kristiani.  Bintang Daud menjadi lebih identik dengan Yahudi setelah diadaptasi sebagai simbol gerakan Zionis pada 1897.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun