Mohon tunggu...
Fristianty Ltrn
Fristianty Ltrn Mohon Tunggu... Administrasi - NGO

Penulis Pemula

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cerdas Kelola Keuangan Saat Muda, Aman Pensiun Kemudian

23 Agustus 2017   18:02 Diperbarui: 23 Agustus 2017   18:07 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang teman berkata "beruntung kamu friend, orang tuamu pensiunan PNS, ada uang pensiunan dari Negara" saya mengangguk mengiyakan ucapan syukur itu, mengingat teman saya bersaudara sangat kebingungan bagaimana membiaya orang tuanya yang sudah tidak sanggup lagi bekerja, sedangkan mereka semua juga sudah punya kebutuhan masing masing dikeluarga sendiri.

Saat kita masih muda dan masih sehat sering tidak menyangka bahwa ketika nanti kita semakin lanjut umur maka resiko kesehatan juga semakin tinggi. Penuaan fisik dengan natural akan menuai banyak resiko penyakit berat, ayok sebutkan seperti diabetes, masalah jantung, tulang keropos,dll sehingga semakin menua maka biaya hidup karena masalah kesehatan juga otomatis semakin besar.

Menjadi tua itu mahal!! Iya, mahal karena banyak yang meninggal di usia muda, sehingga mencapai usia tua itu sangat berharga.. dan juga mahal secara ekonomi karena biaya yang dibutuhkan untuk menjaga agar sehat diusia tua cukup menguras dompet. Saya teringat dengan ayah saya yang terkena kanker prostat diusianya menjelang 70 tahun, puluhan juta terkuras.

Apakah terlalu buru buru apabila kita memikirkan jaminan kita di hari tua saat kita masih muda dan masih sehat? Atau apakah lebih tepat kalau kita mengatakan "biarlah anak anak kita nanti yang memikirkan nasib kita saat kita tua"..saya rasa kurang bijaksana kalau pilihan terakhir adalah jawaban kita.

Saat kita muda dan sehat adalah saat yang tepat untuk mempersiapkan hari tua kita. Ada saran berikut yang bisa kita pertimbangkan dalam mempersiapkan hari tua kita;

1. Pentingnya tidak mengikuti gaya hidup orang muda yang hura hura

Waktu berlari sangat cepat, sehingga penambahan usia juga berlari begitu cepat. Betul hari esok akan memiliki kesusahannya sendiri, tapi itu tidak berarti kita tidak perlu merencanakan hari esok kita. Gaya hidup dan keinginan mata itu ibarat sumur yang tidak berdasar, tidak ada limitnya. Apalagi bagi kita yang punya kebiasaan selalu nengok ke atas "dia punya, kenapa gua gak punya ya?" dan tidak sempat untuk nengok kebawah "Masih banyak orang yang gak punya apa yang saya punya". Jadilah gaya hidup kita tergantung lingkungan kita, teman teman kita, sehingga harapan untuk memiliki tabungan sekian di tahun sekian hanyalah sebatas angan angan.

Berhemat dan membulatkan tekad untuk mengubah gaya hidup agar hidup sesuai kebutuhan dan bukan keinginan,  haruslah menjadi kebiasaan yang tidak bisa ditunda lagi. Keinginan mata itu tidak akan pernah habisnya, gaya hidup hura hura hanya akan membuat penyesalan di esok hari kita.

Saat ini banyak bank yang menyarankan orang untuk menyimpan uang sekitar 12rb setiap hari, demi sebuah investasi masa tua. Jenis investasi seperti ini banyak ditawarkan bank bank. Tanyalah  om google, maka kita akan melihat banyak pilihan. Silahkan pilih. Uang jajan seorang karyawan saat ngumpul ngumpul dengan teman teman di caf atau karaoke biasanya jauh lebih banyak dari sekedar 12rb saja, sehingga kalau disisihkan dengan tekun, ternyata sudah bisa jadi jaminan hari tua kalau pensiun nanti...wah..kenapa gak??. Ayo..mari perhatikan gaya hidup kongkow kongkow yang mungkin sudah saatnya kita kurangi.

2. Mari bertandang ke LPS

Saat saya santai di rumah, saya menonton sebuah berita tentang seorang ibu yang menangis dan mengadu ke kantor polisi, dengan aduan "Saya sudah serahkan uang saya 10 juta, mereka berjanji bulan depan akan melipatkan uang saya sekian juta..rupanya sekarang mereka lari.." dengan berlinang air mata si Ibu ini berharap pihak yang dimaksud agar ditangkap yang berwajib dan sangat berharap agar uangnya kembali dengan utuh walau tanpa bunga, yang penting uang nya kembali. Menonton berita itu, saya hanya menarik nafas panjang "Korban jatuh lagi" jangankan dengan bunga, seringnya uang pokok pun tidak kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun