Mohon tunggu...
Arief Firhanusa
Arief Firhanusa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pria yang sangat gentar pada ular

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Tuyul Sulit Mencuri Duit di ATM?

2 Mei 2014   20:56 Diperbarui: 4 April 2017   17:10 32272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1399013629834545462

[caption id="attachment_322302" align="aligncenter" width="320" caption="Ilustrasi dari: kitabmantra.blogspot.com"][/caption]

Tuyul konon mahir ngutil duit dari berbagai tempat. Ia pintar menerobos lubang-lubang, bahkan lubang segede semut sekalipun. Tapi tetap saja makhluk halus ini punya banyak kelemahan sehingga sulit diandalkan untuk mengatasi berbagai medan.

Salah satu kelemahan itu antara lain: tuyul tak mampu menerobos mesin ATM!

Apakah relung-relung di mesin ATM diberi bawang merah, sebuah benda yang sangat ditakuti para tuyul itu? Sudah jadi kepercayaan masyarakat, bawang merah adalah bumbu masak untuk membendung tuyul. Banyak pedagang menaruh beberapa butir bawang jenis ini di kotak penyimpanan uang agar tumpukan duitnya tak digondol 'pencoleng kecil' berkepala botak tersebut.

Tak ada bawang merah di lambung mesin ATM! Percayalah, tak mungkin petugas pengisi uang ATM sempat-sempatnya menaruh bawang, baik atas suruhan atasan maupun inisatif sendiri. Boro-boro menaruh bawang, menaruh kotak-kotak besi ke slot-slot mesin saja sambil blingsatan. Siapa tahu sekawanan gali mengintip dari seberang jalan.

Lalu, mengapa tuyul menghindari mesin ATM padahal uang ratusan juta terhampar bebas di semua bilik di anjungan-anjungan yang tersebar luas, dari hampir semua bank? Ternyata sepele: tuyul tak bisa membuka jepit uang yang terbuat dari besi, yang dipasang di beberapa sektor di mesin tersebut, sejak dari kotak-kotak penyimpanan, hingga di tahap pemuntahan lembaran duit di balik pintu kecil tempat memuntahkan uang (mekanismenya kerja mesin ATM bisa Anda baca di banyak artikel di internet, jadi akan panjang lebar kalau teknologinya saya paparkan).

Yap! Masyarakat memercayai, penangkal tuyul -- selain bawang merah tadi -- karet termasuk di dalamnya. Karet digunakan oleh sebagian masyarakat untuk mengikat uang agar tuyul tak bisa mengutil, selain tentu di sebelahnya ditaruh dua tiga gelintir bawang merah.

Kalau karet saja tuyul tak mampu mengatasi, apalagi jepit besi. Memang jepit itu fleksibel. Dia akan membuka dan menutup sesuai mekanisme mesin dan komputer. Tapi, apa ya tuyul-tuyul itu nongkrong lama menunggui mesin ATM bekerja tatkala ada transaksi? Lagipula, ini juga masih konon menurut cerita, tuyul-tuyul tidak tahan terhadap sinyal, transmisi, dan perangkat elektronika. Mesin ATM bekerja atas perintah komputer (di dalamnya terdapat jaringan internet) yang dikendalikan server, dan tentu menguar hawa panas lantaran terjadi gesekan-gesekan perangkat mesin maupun komputer.

Itu mengapa 'manajemen tuyul' tidak tertarik ATM. "Manajemen" yang saya maksud, tuyul-tuyul diotaki oleh pemiliknya (para pemilik ini membeli satu tuyul seharga antara Rp 5 juta hingga Rp 10 juta. Itu kata paranormal Ki Gendeng Pamungkas dalam sebuah wawancara dengan media massa, belum lama ini). So, tuyul bekerja atas perintah si pemilik (biasanya perempuan, sebab tuyul bertahan hidup dengan menyusu ASI). Untuk menggarong uang, si pemilik tinggal memerintahkan tuyul kemana harus mencuri.

Tuyul -- konon -- ukurannya rata-rata cuma 20 sentimeter. Mereka adalah arwah penasaran dari bayi-bayi hasil aborsi ketika kehamilan kisaran 7 bulan. Maka, ketika ada berita tentang penangkapan tuyul yang dimasukkan botol dan diperlihatkan ke masyarakat, bisa jadi -- saya tekankan, "bisa jadi" karena itu bisa saja cuma isapan jempol -- itulah prototipe tuyul yang sebenarnya. Bila ada kisah-kisah tentang tuyul sebesar Upin dan Ipin, bisa jadi pula itu bohong belaka.

Percaya atau tidak, semuanya kembali kepada Anda.

-Arief Firhanusa-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun