Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

5 Pesan dari Sang Mantan untuk Anies Baswedan

18 April 2017   04:04 Diperbarui: 18 April 2017   04:19 77240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dear Pak Anies,

ini mantanmu pak. Mantan mahasiswi Universitas Paramadina, mantan anak magang di Indonesia Mengajar, mantan relawan Turun Tangan, mantan pendukung orang baik masuk politik, mantan yang sangat "mencintai" pemikiran bapak untuk melunasi janji kemerdekaan.

Pak Anies pasti lupa sama saya. Nama saya Octafiandri Hodir. Bapak selalu salah sebut nama saya, dari mulai Oktaviani, Oktafindri, Indri, Ndri atau apalah itu. Tapi saya juga tau diri kalau saya ini hanya mantan seperti butiran debu. Kalau bapak lupa saya, ini foto "kemesraan" kita dulu...

Kalau bapak masih belum ingat, ini saya ingatkan lagi wajah saya yang pas-pasan dan cuma pakai make up sehari-hari. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Ini foto ketika Pilpres 2014 di KBRI Berlin. Dalam rangka mengenang semangat pak Anies "orang baik masuk politik" saya sampai bawa T-shirt Turun Tangan ke Jerman walaupun pak Anies gagal di konvensi Partai Demokrat dan sampai sekarang masih saya simpan sebagai kenang-kenangan.

Sekarang sudah ingat kan pak? 

Tulisan ini saya tulis dalam perjalanan dari Marburg menuju Berlin setelah merayakan Paskah dengan keluarga saya disini. Loh ini mantanmu yang muslim bukan?? Iya pak, ini juga mantanmu yang muslim. Kalau ada yang teriakin saya kafir buat saya gak masalah. Yang bisa mengukur kadar keislaman saya hanya Allah SWT.

Pak Anies, walaupun kita dipisahkan jarak lebih dari 10.000 km, bayang-bayang bapak selalu muncul dalam benak saya dan sayapun menjadi galau terutama semenjak musim pilkada DKI. Sebagai mantan yang baik tentu saya turut senang kalau bapak menang. Tapi ada beberapa ganjalan dihati yang membuat saya resah dan gelisah. Seperti mantan-mantan lain pada umunya, saya hanya bisa kepo-in bapak lewat medsos. Dari hasil ke-kepo-an tersebut semakin hari saya semakin kaget. Saya melihat bapak berubah haluan sangat drastis dan membuat saya kecewa. 

Dulu saya direstui orang tua saya untuk kuliah di Universitas Paramadina selain karena Alm. Cak Nur, alasan lainnya adalah karena Pak Anies. Orang tua saya tahu bahwa Pak Anies adalah tokoh intelektual muslim yang bisa dijadikan role model penerus bangsa seperti saya ini. Mama saya juga dulu fans beratnya pak Anies loh. 

Mama saya pernah bersalaman dengan bapak ketika saya ikut seleksi masuk Universitas Paramadina di tahun 2008 dan sejak itu mama saya kagum dengan bapak. Setiap ngerumpi dengan geng ibu-ibu soal perkuliahan pasti mama saya bilang Katanya Pak Anies itu "guuuanteng bangeeet, muda, cerdas, muslim pula dan auranya gimana gitu". 

Jadi tidak heran kalau orang tua saya bangga walaupun saya sekarang hanya sang mantan. Semenjak saya pindah ke Jerman untuk menempuh studi master, orang tua saya selalu berpesan jangan sampai saya menjadi terlalu liberal, agar nanti ketika saya pulang ke Indonesia saya tetap bisa menjadi sosok modern dan cerdas, tetapi berkarakter keislaman seperti bapak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun