Mohon tunggu...
Dzulfikar
Dzulfikar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Blogger dan Content Creator. Member Kompasiana sejak Juni 2010. Aktif menulis di blog bangdzul.com dan vlog https://www.youtube.com/@bangdzul/

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Waspada "PKI" Gaya Baru di Era Digital

28 September 2018   14:40 Diperbarui: 28 September 2018   19:28 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia telah banyak kehilangan pejuang dalam peristiwa G30S PKI. Ideologi komunis pada akhirnya memang terlarang di Indonesia setelah PKI dianggap menjadi dalang dari peristiwa tersebut.

Organisasi boleh mati tetapi ideologi tidak bisa mati termasuk ideologi PKI dalam memecah belah bangsa ini. Namun, kita harus tetap waspada karena "PKI" gaya baru ini justru lebih canggih lagi di era digital.

Pelakunya malah berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari dosen, guru, sampai dengan ASN. Malahan ada juga yang jadi caleg di Pemilu 2019.

Sebetulnya mudah sekali jika kita ingin melihat bagaimana "PKI" gaya baru melancarkan aksinya demi memuluskan tujuannya. Aksi-aksinya mirip seperti PKI yang ingin merongrong NKRI.

Merasa paling benar dengan mengkafirkan orang lain

Orang-orang yang sudah disusupi dengan virus "PKI" gaya baru ini kerap kali berpandangan bahwa golongan mereka adalah golongan yang paling benar. Bahkan berani melawan orang tua karena pilihannya berbeda.

Dalam negara yang demokratis, pilihan berbeda itu biasa. Tapi kalau punya pilihan berbeda dan memaksakan kehendaknya agar orang lain sejalan dengan pemikirannya, apa lagi kalau bukan dinamakan "PKI" gaya baru?

Kaum intoleran seperti ini jelas sangat berbahaya jika dibiarkan. Mereka akan dengan semakin mudah memicu pertikaian. Negara ini adalah negara yang majemuk bukan negara yang seragam.

"PKI" gaya baru seperti ini menyusup dalam ormas-ormas yang menyuarakan anti demokrasi dan anti Pancasila termasuk di sosial media. Lalu apa maunya mereka? Mengganti Pancasila dengan sistem yang menurut mereka paling benar?

Tunggu dulu... kalau ada ormas yang nyata-nyata mengaku sebagai ormas label dakwah tapi malah menyebut Pancasila dan UUD '45 adalah berhala baru, lantas apa bedanya dengan PKI yang mengkhianati Pancasila dan NKRI?

Menyebarkan kebencian demi meraih kekuasaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun