Mohon tunggu...
Febri Aryanto
Febri Aryanto Mohon Tunggu... Programmer - Penulis iseng

Web troubleshooter, photographer amatir. http://masfebjalanjalan.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Ngebakmi di Bakmi Kadin Yogya Yuk!

27 Oktober 2012   07:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:20 3967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mumpung di Yogya nih, yuk jalan-jalan. Mosok kerja melulu. Yuuuk. [caption id="attachment_205984" align="aligncenter" width="300" caption="Bakmi Kadin (Dok.Pribadi)"][/caption] Dan malam itu kami pun menyusuri jalan dengan em-becak (istilah naik becak kata orang Yogya) sepanjang jalan Malioboro - jalan Ahmad Yani - jalan Senopati. Itung-itung refreshing disela-sela rehat pekerjaan. Tibalah kami di resto Bakmi Kadin yang terletak di jalan Bintaran Kulon Nomor 3 dan 6, sekitar lima belas menit dari Malioboro dan menghabiskan 30 ribu untuk kami em-becak ber-empat dengan dua becak. [caption id="attachment_205978" align="aligncenter" width="300" caption="Em-becak, Menyusuri Jalan (Dok.Pribadi)"]

[/caption] Wow! Luas dan ramai juga ya. Saya baru tahu ternyata rumah makan ini sudah ada sejak tahun 1947. Saya mengira-ngira nama Bakmi Kadin mungkin karena letaknya bersebelahan dengan Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Yogya. Tapi ternyata Kadin adalah singkatan nama pendirinya Mbah Hj. Karto (KArto kasiDIN) dan sekarang dipegang oleh penerusnya yakni bapak Rochadi. Foto-foto pendiri dan penerus Bakmi Kadin ini terpampang didinding dekat meja kasir. [caption id="attachment_205979" align="aligncenter" width="300" caption="Foto Mbah Hj. Karto Kasidin (Dok.Pribadi)"]
Foto Mbah Hj. Karto Kasidin
Foto Mbah Hj. Karto Kasidin
[/caption] Kami mendapatkan posisi meja dekat etalase jualan panganan kecil yang juga dijual oleh pengelola Bakmi Kadin. Karena nama tempatnya jelas-jelas Bakmi Kadin, maka kami memesan bakmi (kan gak mungkin kami memesan siomay atau bakso). Tiga bakmi godog dan satu bakmi goreng. Untuk minumannya saya memesan wedang jeruk. Sedangkan yang lain ada yang pesan wedang tape, bajigur dan es teh. Seperti umumnya rumah makan, suguhan yang diantarkan lebih dulu adalah minumannya. Memang tak perlu waktu lama untuk menunggu minuman. Tapi untuk menunggu makanannya... Hwaduuh lama sangaaaadh. Saya sempat nyeletuk candaan: "Jangan sampai minumannya habis duluan nih sebelum bakmi-nya datang. :D" Yaa mungkin memang kurang beruntung buat teman saya. Dia harus menunda untuk mencicipi bakmi gorengnya, karena sudah di-telepon, "ditagih" kerjaan ditempat kami menyelenggarakan acara. Jadilah kami tinggal bertiga menunggu bakmi yang tidak kunjung datang. Selagi menunggu, sayup-sayup terdengar alunan musik keroncong. Hmm. Ternyata disana juga ada penampilan dari orkes keroncong yang mulai "konser" setelah sholat Isya. Lumayanlah, berarti ada yang khas selain bakminya, suguhan keroncongnya bisa jadi penghangat suasana. [caption id="attachment_205980" align="aligncenter" width="300" caption="Suguhan Keroncongan (Dok.Pribadi)"]
Suguhan 'Keroncongan'
Suguhan 'Keroncongan'
[/caption] Sementara masih menunggu, saya sempat melihat dari kejauhan tempat memasak bakmi yang terdiri dari empat gerobak. Kalau tidak salah lihat mereka memasak bakmi tidak menggunakan kompor, tetapi menggunakan anglo. Menurut teman-teman saya sih katanya karena memasaknya menggunakan anglo, makanya ada rasa yang khas keluar dari bakminya. [caption id="attachment_205981" align="aligncenter" width="300" caption="Empat Gerobak Masak (Dok.Pribadi)"]
Empat Gerobak Masak
Empat Gerobak Masak
[/caption] Alhamdulillah, akhirnya datang juga tuh bakmi godog. Dari tampilannya, saya menduga mie yang digunakan adalah mie buatan sendiri karena bentuknya tidak seperti bakmi godog yang biasa saya lihat. Berbeda dengan mie telor. Kalau yang ini mie-nya lebih mirip spageti. Mie-nya besar-besar! Sluruuup! Saya mencicipi kuahnya dahulu. Hmm. Ada rasa gurih dari bumbunya dan rasa khas yang berasal dari daging ayam kampungnya. Kalau dinilai dari sisi rasa, gurihnya sih memang nendang. Tapi ada satu yang kurang. Bagi penikmat makanan yang senang dengan rasa pedas, di Bakmi Kadin tidak menyediakan sambal! Mereka hanya menyediakan cabai rawit dan acar. Jadi saran saya, kalau ke Bakmi Kadin lebih baik bawa sambal sendiri :D. [caption id="attachment_205982" align="aligncenter" width="300" caption="Bakmi Godog Setengah Makan :D (Dok.Pribadi)"]
Bakmi Godog Setengah Makan :D
Bakmi Godog Setengah Makan :D
[/caption] [caption id="attachment_205983" align="aligncenter" width="300" caption="Bill Makan (Dok.Pribadi)"]
Bill Makan
Bill Makan
[/caption] Untuk harga, kami menghabiskan Rp. 96.000 untuk 5 bakmi (1 goreng dan 4 godog - 3 makan ditempat dan 2 dibungkus), 1 bajigur, 1 wedang tape, 1 wedang jeruk dan 1 es teh. Lumayan mahal sih dan sedikit kecewa karena menunggu bakmi-nya terlalu lama. Satu hal yang mengganjal dan jadi tanda tanya untuk saya, tertulis dibawah logo: "Bakmi Kadin tidak buka cabang dimanapun". Tapi dibungkus plastiknya tertulis: "CABANG: Jl. Palagan... ". Jadi, yang benar yang mana ya? [caption id="attachment_205984" align="aligncenter" width="300" caption="Tulisannya (Dok.Pribadi)"]
Tulisannya
Tulisannya
[/caption] [caption id="attachment_205986" align="aligncenter" width="300" caption="Bungkus Mas! (Dok.Pribadi)"]
Bungkus Mas!
Bungkus Mas!
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun