Mohon tunggu...
Farhana Salsabila
Farhana Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah seorang mahasiswa jurusan psikologi yang saat ini menempuh studi di universitas uin ra-raniry Banda aceh. dalam perjalanan akademis saya, saya tertarik mempelajari berbagai aspek perilaku manusia dan proses mental. meskipun saya belum memilki pencapaian besar dibidang ini, saya memiliki semangat yang tinggi dan keinginan yang kuat untuk mengeksplorasi lebih dalam dunia psikologi.

Saya adalah seseorang yang memiliki berbagai minat dan hobi yang beragam. Salah satu hobi yang saya sukai adalah Masak, dengan Memasak saya bebas untuk mengekspresikan kreativitas dan inovasi. Saya senang bereksprimen dengan berbagai resep dan bahan. Saya sering memberi hasil masak saya ke keluarga untuk dicicipi dan saya juga memiliki kepribadian "Ambivert". Saya dapat menikmati waktu sendirian dan merasakan kepuasan saat sedang sendiri. Saya juga dapat merasakan nyaman saat menikmati keramaian. Ambivert dapat menyesuaikan diri dengan situasi apapun itu.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Fenome Ghosting dalam Hubungan Modern dan Dampaknya pada Kesehatan Mental

18 Mei 2024   11:40 Diperbarui: 18 Mei 2024   12:26 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fenomena ghosting dalam hubungan modern adalah ketika seseorang tiba-tiba mengakhiri semua bentuk komunikasi tanpa pemberitahuan atau penjelasan dalam sebuah hubungan. Ini bisa terjadi di berbagai konteks, mulai dari hubungan asmara hingga persahabatan. Dampaknya terhadap kesehatan mental seseorang bisa sangat merusak. Ghosting menciptakan perasaan penolakan dan ketidakpastian yang kuat. Tidak tahu alasan mengapa seseorang memutuskan untuk menghilang tanpa jejak bisa membuat kita merasa tidak berharga dan meragukan diri sendiri. Perasaan ini dapat memicu stres, kecemasan, dan depresi. Kita mungkin berpikir bahwa kita tidak layak dicintai atau bahwa kita melakukan sesuatu yang salah, padahal sebenarnya tidak.

Di-ghosting  memiliki efek yang dapat menimbulkan efek sakit secara mental yang sama seperti sakit secara fisik. Salah satunya adalah kehilangan rasa percaya diri. Dari situ korban ghosting akan mulai berfokus pada mencari tahu kesalahan diri sendiri, yang tentu saja tak bisa ditemukan dan membuatnya mengalami gangguan emosi.

Seorang yang di ghosting juga akan Menyalahkan diri sendiri. Korban ghosting kerap kali mengalami hal ini setelah ditinggal oleh orang tanpa alasan. Menyalahkan diri sendiri jadi salah satu pemicu gangguan mental seperti depresi. Korban ghosting akan merasakan beberapa emosi dan berandai-andai seperti "jika saja saya lebih cantik, jika saja saya lebih pintar, jika saja saya lebih pengertian, maka saya tidak akan di ghosting".
Padahal, kebanyakan masalah sesungguhnya ada pada seseorang yang melakukan ghosting, bukan pada korbannya.

Korban ghosting juga akan mengalami trauma Ketika seseorang sudah sering kali mengalami ghosting, maka lama-kelamaan perasaan mati rasa bisa saja muncul. Hal tersebut disebabkan oleh trauma yang dialami oleh korban ghosting.

Meskipun sulit untuk melupakannya ada cara untuk bisa kita mengatasi dampaknya yaitu dengan mencari dukungan dari teman, keluarga dan juga bisa melakukan aktivitas yang kita sukai. Dengan melakukan hal yang positif kita perlahan-lahan dapat melupakan hal tersebut walaupun tidak secepat yang kita kira. Namun kita juga dapat mencari bantuan dari seorang profesional kesehatan mental atau psikolog, yang dapat membantu kita melewati masa sulit ini. Dengan adanya bantu dari psikolog kita dapat melupakan masalah tersebut dengan cepat.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun