[/caption] Dan yang terakhir adalah sebuah perubahan. Seseorang yang berkecimpung dalam politik pasti ingin mengubah sesuatu menjadi lebih baik. Hal inilah yang dilakukan oleh Harvey Milk (Sean Penn) dalam film biografi berjudul Milk (2008). Harvey Milk adalah seorang aktivis kaum homoseksual di dekade 70-an yang ingin memperjuangkan hak-hak kaumnya agar sederajat dengan yang lain. Bahwa manusia diciptakan sama oleh Tuhan tanpa adanya perbedaan. Dengan dasar inilah, Harvey Milk berani mencalonkan diri ke dalam parlemen dan menjadi politikus gay pertama di Amerika yang terpilih dalam kongres. Walaupun memiliki maksud dan tujuan yang baik, usaha Milk tidak berjalan dengan mulus. Muncul seseorang yang sangat bertolak belakang dengan Harvey Milk, yaitu Dan White (Josh Brolin) yang kelak membunuh Harvey Milk di saat Milk tengah merayakan kemenangan atas hal yang selama ini telah ia perjuangkan. Ada harga yang harus dibayar mahal, yaitu dengan nyawa. Dalam politik, tidak ada kata benar atau salah, namun yang terpenting ketika apa yang kita mau harus tercapai. Susah untuk menjelaskan sosok Milk, seorang malaikat yang sekaligus seorang kotor yang bekecimpung di politik. Walaupun Milk mungkin harus "kalah," namun apa yang ia lakukan membawa perubahan yang signifikan hingga hari ini. Salah satu contoh perubahan dalam politik yang membawa nafas segar bagi kesetaraan. (trailer di sini) Politik, sebuah kata yang memiliki banyak makna, yang bisa mengubah segala sesuatu atau bahkan menghancurkannya. Politik bukan hal yang mudah untuk dimengerti. Bahkan terlalu kompleks. Mungkin ini yang membuat saya tidak mengerti dengan alur politik di negeri ini. Politik mungkin ibarat sebuah hidangan cantik. Semuanya sama-sama menampilkan yang terbaik di atas meja, namun ada maksud terselubung yang menharuskan kita untuk hati-hati dalam menikmatinya. Atau jangan-jangan kita sudah terlena dengan hidangan politik tersebut. Ah, untungnya masih ada politik dalam film. Jadi saya masih bisa terhibur. Selamat memilih! (FBS)