Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Antara Yaman, Palestina, dan Uighur

30 Desember 2019   15:18 Diperbarui: 30 Desember 2019   15:20 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak Yaman (dok.bbc)

Desember ini pemberitaan tentang muslim Uighur lebih marak daripada peristiwa lain yang menimpa umat muslim. Jakarta kembali dihiasi demo kelompok tertentu untuk membela muslim Uighur.

Secara logika, sebetulnya ini agak mengherankan mengapa masalah Uighur diviralkan. Padahal tragedi yang jauh lebih buruk telah terjadi di Timur Tengah dengan jumlah korban ribuan orang.

Sekedar mengingatkan, negeri Yaman sudah lima tahun menderita akibat gempuran pasukan Saudi Arabia dan UEA. Data PBB mencatat, lebih 10.000 anak tewas karena perang tersebut.  25.000 anak lainnya terancam kelaparan.

Perang di Yaman tidak memperdulikan jatuhnya korban wanita dan anak-anak. Bahkan juga menyasar fasilitas umum yang digunakan masyarakat. Peristiwa terbaru, 27 Desember yang lalu, sebuah pasar dibom dan menewaskan 17 warga sipil.

Mengapa tidak ada demonstrasi yang membela Yaman? Apakah karya pelakunya adalah dua negara Islam yang dipuja kelompok yang suka mendemo? Perbuatan mereka lebih zalim, memusnahkan sesama umat muslim.

Sementara di sisi lain, penindasan yang dilakukan Israel berjalan terus. Selain mencaplok wilayah Palestina, pasukan Israel juga membunuh warga Palestina. Mereka juga membatasi segala aktivitas masyarakat Palestina. 

Tahun lalu, pasukan Israel mengusir 472 warga Palestina dari rumahnya sendiri. Sedangkan selama tahun 2019, meningkat menjadi 642 orang. Dan selama lima tahun terakhir, Israel mencekal 7984 orang Palestina sehingga tidak bisa melintas batas, meski untuk ibadah haji atau umroh.

Lalu dimana posisi orang Indonesia yang katanya membela saudaranya dari Palestina? Ya, pernah ada demonstrasi untuk itu, tapi sepertinya tidak serius, lenyap ditelan isu lain.

Jadi kenapa pula membela muslim Uighur yang jumlahnya tidak seberapa dibandingkan dengan Yaman dan Palestina? Nah, ini patut diselidik motivasi yang sesungguhnya, atau siapa (dan negara mana) yang bermain dalam hal ini.

Pernyataan pesepakbola Turki, Mesut Ozil menjadi salah satu alasan untuk memicu protes tentang Uighur. Tapi perhatikan dengan baik, adakah pemerintah Turki, secara resmi membela Uighur? Tidak ada sama sekali. Jadi, Mesut Ozil bukan representasi dari pemerintah Turki.

Pemerintah Turki tidak gegabah untuk menyatakan membela muslim Uighur. Secara politik, posisi muslim Uighur adalah sebagai separatis, pemberontak yang minta merdeka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun