Mohon tunggu...
Najmah Bawazir
Najmah Bawazir Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Buruknya Konten Acara dalam Program Siaran Televisi Pada Zaman Sekarang Ini

19 Juli 2017   18:56 Diperbarui: 19 Juli 2017   19:39 15014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Latar Belakang Masalah

Media penyiaran saat ini telah menjadi kebutuhan bagi semua orang sebagai wadah penyaluran maupun sumber informasi dan hiburan. Media penyiaran sendiri berisikan berbagai macam konten dengan berbagai macam genre dan berbagai macam target audiens. Namun beberapa tahun kebelakang banyak sekali perubahan dari konten-konten yang disajikan dalam media penyiaran khususnya bidang pertelevisian, dimana didalamnya berisikan konten yang tidak mendidik dengan waktu penayangan yang tidak sesuai. 

Hal ini jelas menjadi masalah bagi banyak pihak dimana salah satunya adalah memberi pengaruh buruk bagi sebagian audiens yang menonton, yang kemudian menimbulkan beberapa konflik dalam media penyiaran itu sendiri. Selain itu hal ini juga menimbulkan kekecewaan bagi audiens yang sudah mengerti mana tontonan yang baik dan mana yang buruk, karena mereka akan berpikir bahwa hal tersebut akan merusak kepribadian para generasi muda yang terkontaminasi dengan konten-konten buruk dalam suatu tayangan.


Buruknya Konten Acara dalam Program Siaran Televisi Pada Zaman Sekarang Ini

Di indonesia media penyiaran khususnya bidang pertelevisian merupakan salah satu sumber informasi dan hiburan favorit bagi masyarakat selain internet, karena apa yang disajikan di televisi memang lebih mudah untuk didapatkan. Televisi memang mudah untuk dioperasikan serta untuk melihat tayangan didalamnyapun hanya membutuhkan listrik dan sambungan antenna, dibanding dengan internet yang harus menggunakan kuota dan jaringan internet cepat agar dapat digunakan dengan lancar. 

Jelas hal ini membuat sebagian orang khususnya bagi masyarakat usia 30 tahun keatas yang memang tidak terlalu paham bagaimana cara menggunakan pc dan gadget tentunya akan lebih memilih menggunakan televisi. Walau begitu bagi masyarakat dibawah umur seperti remaja dan anak-anakpun masih tetap menonton tayangan televisi, karena jika dilihat sekarang ini sudah banyak tayangan yang mengikuti perkembangan jaman. Tetapi jika kita lihat sekarang ini tidak kalah banyak acara televisi yang berisikan hal-hal yang kurang baik untuk ditonton, apalagi acara tersebut ditayangkan pada jam-jam audiens mulai meningkat yang berarti anak-anak dibawah umurpun dapat dengan mudah menonton tayangan tersebut. Menurut Kottler (dalam Manajemen Pertelevisian Modern, 2016:49) mengatakan bahwa :

" Strategi merebut pasar penonton terdiri dari serangkaian langkah yang berkesinambungan yang terdiri atas 3 tahap yaitu, Segmentasi, Targeting, dan Positioning. Segmentasi penonton pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami struktur penonton, sedangkan Targeting atau target penonton adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi atau menjangkau penonton sasaran. Setelah sasaran penonton dipilih, maka proses selanjutnya adalah melakukan Positioning, yaitu suatu strategi untuk masuk kedalam otak penonton. Positioning biasanya tidak menjadi masalah dan tidak dianggap penting selama tingkat persaingan media penyiaran tidak begitu tinggi, positioning baru akan menjadi penting bilamana persaingan sudah tinggi atau sangat ketat."

            Dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa pada zaman sekarang ini stasiun televisi hanya mementingkan sebuah rating dalam suatu acara yang mereka buat, apa yang saya tangkap dari implementasi ke 3 tahap tersebut dalam media penyiaran televisi adalah :

  1. Segmentasi, dari segmentasi yang mereka dapatkan akan dibuat suatau acara yang menyesuaikan dengan apa yang audiens sukai entah secara tidak langsung hal itu berdampak buruk atau tidak. Walaupun acara yang ditayangkan dikemas dengan cukup menarik tetapi pesan moral yang terdapat didalamnya tidak banyak mencerminkan hal-hal positif.
  2. Targeting, sedangkan target penonton sendiri sebenarnya stasiun televisi memang membagi klasifikasi program sesuai dengan umur dan jam tayang, dimana program-program yang berisikan konten berat ditayangkan pada jam-jam dimana mayoritas audiens adalah usia 15 tahun keatas, tetapi pada kenyataannya masih ada acara-acara televisi dengan konten berat yang ditayangkan pada jam-jam yang tidak sepantasnya. Seperti saja contohnya serial tv Anak Jalanan di RCTI yang mulai ditayangkan pada tahun 2015, serial tv atau sinetron ini ditayangkan pada jam tinggi akan tingkat audiens yaitu pada saat  evening time ,sinetron ini sudah banyak dikritik akan konten beratnya yang berisikan hal-hal negatif, ditambah pada awal penayangannya sinetron ini ditayangkan pada waktu dimana audiens mulai meningkat termasuk anak-anak dibawah umur yang ada didalamnya. Beberapa konten negatif yang ada dalam tayangan yaitu :
  • Adanya adegan kekerasan
  • Adanya geng-geng negatif
  • Banyaknya adegan berpacaran
  • Banyaknya adegan saling balas dendam
  • Melawan orang yang lebih tua

Beberapa hal itulah yang membuat serial atau sinetron tv ini mendapatkan banyak kecaman, dimana sinetron ini ditayangkan pada jam-jam tinggi akan audiens, walaupun target utama audiens dari acara tersebut adalah masyarakat dengan kisaran umur remaja-dewasa tetapi saja pada jam tersebut  semua lapisan usia banyak yang berada didepan layar kaca televisi. Secara tidak langsung anak-anak dibawah umur 20 tahun bahkan dibawah 15 tahun ikut menyaksikan acara tersebut. Jelas hal ini mengundang banyak kritik karena akan memberikan pengaruh buruk bagi anak-anak yang menonton. Tidak cukup dengan adanya sinetron Anak Jalanan, saat ini muncul kembali dengan jenis serial sama dengan konten yang tidak jauh berbeda pula dengan judul yang berbeda yaitu "Anak Langit". Selain serial atau sinetron tersebut ada pula acara televisi dengan jenis Talk Show yang didalamnya berisikan obrolan-obrolan berat yang tidak sepantasnya disiarkan dalam sebuah televisi. Acara ini disiarkan dengan judul "Pesbukers" yang ditayangkan pada sore hari. Dimana dalam penayangannya seringkali memperlihatkan adegan bullying dan mengeluarkan kata-kata kasar yang tidak seharusnya dikatakan. Acara-acara tersebut sudah banyak mendapatkan teguran dari KPI yang kemudian ditindak lanjuti dengan mengganti jam tayang, tetapi tetap saja jika penonton sudah terlanjur mengikuti dan menyukai sebuah tayangan maka biasanya jam berapapun acara tersebut ditayangkan akan tetap ditonton.

3. Positioning, hal ini juga dapat diartikan sebagai mempengaruhi audiens dimana dalam menciptakan suatu acara suatu stasiun televisi harus pintar-pintar menciptakan cerita yang akan disukai oleh audiens, karena stasiun televisi sekarang ini hanya mementingkan rating maka konten-konten didalam suatu acara tidak terlalu diperhatikan, yang terpenting adalah bagaimana mereka dapat mengemas acara tersebut agar disukai oleh banyak khalayak. Hal inilah yang menjadikan dunia penyiaran di Indonesia saat ini menjadi semain buruk, munculnya tayangan-tayangan dengan konten berat yang ditayangkan pada jam-jam tinggi audiens dengan target penonton semua umur memang membuat acara tersebut ditonton oleh banyak orang. tetapi karena hal inilah yang pada akhirnya memberikan dampak buruk bagi audiens itu sendiri khususnya audiens dengan umur dibawah 15 tahun. Mengingat dengan adanya acara serial tv seperti Anak Jalanan, Anak Langit, Pesbukers, dan sebagainya yang sangat digemari oleh banyak khalayak membuat stasiun televisi terus-menerus membuat acara yang serupa, tidak peduli lagi baik atau tidaknya tontonan tersebut bagi sebagian audiens. Mereka merasa acara terdahulu sangat digemari yang secara tidak langsung hal itu mempengaruhi otak audiens untuk selalu menyukai acara-acara yang serupa.

Dari semua tayangan dengan konten berat tersebut pada akhirnya menimbulkan dampak buruk bagi audiens yang menonton khususnya untuk audiens dibawah umur 15 tahun. 

Contohnya pada saat sinetron Anak Jalanan, Anak Langit dan sinetron sejenis lainnya ditayangkan hal ini secara tidak langsung mempengaruhi otak anak untuk mengidolakan sang pemeran dan menirukan adegan-adegan yang diperankan. Jika saja konten didalamnya berisikan hal-hal positif mungkin tidak akan menjadi sebuah masalah, namun yang disayangkan adalah konten didalamnya berisikan mengenai hal-hal negatif  dan permasalahan orang dewasa seperti, adegan berpacaran, adegan tawuran, dan lainnya yang mengakibatkan anak dibawah umur pada saat sekarang ini menirukan semua hal tersebut. Banyaknya kasus anak dibawah umur yang menirukan adegan-adegan di dalam sinetron tersebut sempat menjadi viral dan membuat sebagian masyarakat dewasa menyayangkan hal tersebut.

Saran

     Dari apa yang telah saya lihat dalam media penyiaran televisi di Indonesia saat ini memanglah miris, walaupun memang masih ada acara-acara yang berisikan hal-hal positif, tetapi entah mengapa acara-acara seperti yang telah disebutkanlah yang banyak digemari oleh khalayak dan mendapatkan rating tinggi. 

Apa yang dapat saya sarankan untuk dunia pertelevisian Indonesia saat ini adalah buatlah acara-acara yang bukan hanya dikemas dengan menarik, tetapi juga berisikan konten yang memang pantas untuk ditonton, mengikuti perkembangan zaman namun tetap melihat batasan-batasan yang ada, serta menayangkan suatu acara sesuai dengan porsinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun