Dalam rentetan hidup yang dipenuhi dengan kesibukan, ada momen-momen yang melampaui sekadar perjalanan fisik; momen yang mencerminkan perjalanan spiritual dan pencarian yang mendalam. Salah satu dari momen ini adalah perjalanan suci Haji. Bagi umat Islam di seluruh dunia, Haji bukanlah sekadar sebuah perjalanan, tetapi sebuah panggilan suci, panggilan untuk bersatu dalam ibadah, pengampunan, dan refleksi spiritual.
Bagi calon jamaah terutama, di balik keindahan dan kedalaman pengalaman tersebut, terselip sebuah aspek praktis yang sering kali terabaikan, yaitu pengetahuan yang cermat tentang jadwal atau rencana perjalanan selama Haji.
Dalam sejarah Haji, banyak yang telah menyaksikan betapa pentingnya pemahaman yang akurat dan tepat terkait jadwal perjalanan ini. Dari sudut pandang logistik, kenyamanan, hingga keselamatan, memahami jadwal keberangkatan dan perjalanan menjadi landasan utama untuk meraih manfaat spiritual yang seutuhnya dalam perjalanan suci ini. Mengabaikaan jadwal-yang telah ditetapkan berpotensi pada tindakan yang salah dalam menuanaikan haji, tidak sempurnanya ibadah haji, bahkan rusak/batal, terlebih membahayakan diri dan orang lain. Kedisiplinan dalam menepati jadwal yang telah ditentukan sangatlah penting. Ini merupakan kunci untuk menjalani pengalaman suci ini dengan penuh kesadaran dan keberkahan yang sesungguhnya.
Rencana perjalanan haji yang diedarkan oleh Kementerian Agama bersifat sangat umum. Turunan dari rincian jadwal rencana perjalanan haji tersebut biasanya akan terus diupdate dan diumumkan oleh petugas haji. Jamaah haji harus memperhatikan hal ini. Arahan terkait perubahan jadwal dan sejenisnya harus diindahkan oleh jamaah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti salah informasi, salah faham, tersesat, terlantar, kelaparan, kehausan atau dehidrasi dan lain-lain.
Berikut adalah Rencana perjalanan selama Haji 1445H/2024M yang bersifat umum yang disampaikan oleh Ditjen Penyelenggara Haji dan Umroh Kementerian Agama RI:
a. Tanggal 11 Mei 2024 atau  3 Dzulqa'idah 1445, calon Jemaah Haji masuk Asrama Haji
Tanggal 12-23 Mei 2024 atau  4-15 Dzulqa'idah 1445, Pemberangkatan Jemaah Haji Gelombang I dari Indonesia ke Madinah
Tanggal 21 Mei-01 Juni 2024 atau 13-24 Dzulqa'idah 1445, Pemberangkatan Jemaah Haji Gelombang I dari Madinah ke Makkah
Tanggal 24 Mei-10 Juni 2024 atau 16 Dzulqa'idah-04 Dzulhijjah 1445, Pemberangkatan Jemaah Haji Gelombang II dari Indonesia ke Jeddah
Tanggal 10 Juni 2024 atau 4 Dzulhijjah 1445, Closing Date
Tanggal  14 Juni 2024 atau 8 Dzulhijjah 1445, Pemberangkatan Jemaah Haji dari Makkah ke Arafah
Tanggal 15 Juni 2024 atau 9 Dzulhijjah 1445, Wukuf di Arafah
Tanggal 16 Juni 2024 atau 10 Dzulhijjah 1445, Idul Adha
Tanggal 17-19 Juni 2024 atau 11-13 Dzulhijjah 1445, Hari Tasyrik I, Tasyrik II (Nafar Awal), Tasyrik III (Nafar Tsani)
Tanggal  atau 16-27 Dzulhijjah 1445, Pemulangan Jemaah Haji Gelombang I dari Jeddah ke Indonesia
Tanggal 22 Juni 2024 atau 16 Dzulhijjah 1445, Awal Kedatangan Jemaah Haji Gelombang I di Indonesia
Tanggal 26 Juni-13 Juli 2024 atau 20 Dzulhijjah 1445 - 07 Muharram 1446H, Pemberangkatan Jemaah Haji Gelombang II dari Makkah ke Madinah
Tanggal / 04-21 Juli 2024 atau 28 Dzulhijjah 1445 - 15 Muharram 1446, Pemulangan Jemaah Haji Gel. II dari Madinah ke Indonesia
Tanggal 07 Juli 2024 atau 1 Muharram 1446, Tahun Baru Hijriah
Tanggal 22 Juli 2024 atau 16 Muharram 1446, Akhir kedatangan Jemaah Haji Gel. II di Indonesia
Rincian masing-masing rencana perjalanan ini akan terus diumumkan oleh petugas haji, misalnya pukul berapa persiapan berangkat ke Arofah, apa saja yang harus dibawa, apa saja yang dilakukan di Arofah, barapa lama perjalanannya, kendaraan apa yang digunakan, siapa yang akan mendampingi jamaah dan seterusnya.
Jamaah hendaknya tidak berinisiatif sendiri untuk melampaui hal-hal yang telah ditetapkan oleh petugas terutama berkaitan dengan penjadwalan. Karena inisitif sepihak jamaah berpotensi pada hal-hal yang bersifat negative bahkan fatal, kecuali darurat dan mengancam keselamatan.
Di luar konteks waktu, selalu bawalah makanan dan minuman secukupnya, kendatipun selalu disiapkan pada jam-jam tertentu, ini akan membantu dalam mengantisipasi situasi yang tidak terduga dan di luar kendali pihak terkait karena boleh jadi distribusi makanan menjadi terhambat. Yang terpenting, selalu sandarkan segala sesuatunya kepada Allah swt dan senantiasa memohon perlindungaNya. Wallahu a'lam.
