Mohon tunggu...
Ella Zulaeha
Ella Zulaeha Mohon Tunggu... Self Employed -

Jadikan sabar dan sholat senagai penolongmu

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menitipkan Orang Tua di Panti Jompo, Habis Manis Sepah Dibuang?

13 Januari 2012   06:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:57 3648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13264352342048084870

[caption id="attachment_155316" align="alignleft" width="348" caption="Ilustrasi: Google Image"][/caption]

Saat menuju kantor, saya selalu melalui Jalan Cinere. Di wilayah itu terdapat sebuah panti jompo yang memiliki tempat cukup nyaman dan asri. Lokasinya yang berada mirip di lereng bukit itu memang sangat nyaman. Areanya cukup luas. Cocok sekali bagi mereka yang ingin menikmati udara segar karena terletak di perbukitan dan banyak pohon besar di lokasi itu.

Beberapa kali melintasi tempat itu, saya seringkali melihat perempuan tua berdiri di sana. Tatapan matanya kosong. Menerawang jauh. Hampa dan sunyi. Entah mengapa, hati saya sedih sekali menyaksikan pemandangan itu. Tak tahu apa yang sedang dipikirkan perempuan renta itu. Mungkinkah ia sedang merindukan anak cucunya?

Terbayang wajah ibu saya. Bagaimana jika perempuan tua itu adalah ibu saya? Betapa tak berperasaannya saya yang tega menitipkan ibu saya di tempat itu. Sekalipun panti itu memiliki tempat yang nyaman dengan fasilitas lengkapi serta perawatan yang maksimal, namun tetap saja ia akan merasa asing berada di tempat itu.

Tak sedikitpun terpikirkan di benak saya menitipkan orang tua (ibu kandung) di panti jompo. Bagi saya, ibu adalah sosok yang harus saya rawat hingga akhir hayatnya. Bukankah dahulu saat saya kecil, ibu tak pernah menitipkan saya kepada orang lain? Saat ini ibu saya tinggal bersama kakak saya dan Alhamdulillah kondisi fisik dan psikisnya sangat baik.

Terbayang jerih payah ibu dalam membesarkan 4 orang anaknya dengan keringat dan airmata seorang diri Tak pernah sekalipun terucap kata lelah, jenuh atau bosan dalam mengasuh dan membesarkan kami. Setelah kami dewasa, hidup mandiri dan mapan secara ekonomi, pantaskah bila kemudian kami menitipkan sosok tua itu di panti jompo? Ya Tuhan, sungguh kejamnya kami. Semoga kami masih diberi kesempatan membahagiakan ibu di sisa hidupnya.

Panti jompo, bagi sebagian orang menitipkan orang tua mereka di tempat itu adalah hal biasa. Mungkin mereka berpendapat bahwa berada di panti jompo adalah justru kemauan dan kehendak orangtua mereka sendiri. Alasan utamanya adalah karena orang tua itu merasa kesepian saat ditinggal anak-anak yang sibuk bekerja. Kesepian? Helooo.... Kemanakah cucu-cucunya? Tak adakah seorang cucu pun yang mau menemani kakek dan nenek mereka? Bila mereka mapan secara materi, mengapa tidak menggunakan jasa suster untuk merawat orang tua mereka?

Apalagi bila kita melihat gaya hidup orang-orang Barat. Di Eropa dan Amerika, menitipkan orang tua di panti jompo justru menjadi bukti bahwa mereka menyayangi orangtua mereka. Mereka beranggapan di panti jompo, orang tua mereka akan terawat dengan baik, memiliki jaminan kesehatan yang maksimal dan memiliki banyak teman yang senasib. Karena itu bagi mereka bisa memperpanjang usia mereka karena dianggap berarti satu sama lain.

Namun ternyata tidak semua orang Barat berpendapat demikian seperti dugaan kita. Saya memiliki seorang klien. Sebut saja namanya Ayu. Ayu memiliki suami berkewarganegaraan Amerika Serikat. Mereka tinggal di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.

Saat saya berkunjung ke rumah Ayu untuk meminta tandatangan dokumen yang harus dilegalisasi. Di sana saya menyaksikan sendiri seorang perempuan tua tengah didampingi 2 orang suster. Perempuan tua itu adalah ibu mertua Ayu. Usia perempuan tua itu 94 tahun. Dalam hati saya sangat kagum atas pengertian Ayu yang mengizinkan ibu mertuanya tinggal bersama mereka di rumahnya. Ibu kandung Ayu juga tinggal bersama mereka dan dirawat oleh 1 orang suster.

Sekalipun bukan Ayu sendiri yang mengurusi semua keperluan sang mertua, namun perhatian dan kasih sayang Ayu terhadap ibu mertuanya patut diacungi jempol. Ayu dan suaminya tidak mau jika kedua perempuan tua itu dititipkan di panti jompo. Perempuan tua itu dirawat oleh 2 orang suster karena kondisinya yang sudah sangat kepayahan bila berjalan. Apalagi saat ke kamar mandi. Harus dipapah dan ditemani oleh 2 orang suster.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun