Mohon tunggu...
Leony Sondang Suryani
Leony Sondang Suryani Mohon Tunggu... -

Leony Sondang Suryani, hanya anak bangsa biasa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Disiplin Makan

22 September 2012   04:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:01 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Selamat pagi. :)

Pagi ini, saya ingin menceritakan kembali sebuah artikel yang pernah saya tulis di jejaring social facebook milik saya tentang disiplin makan.


Kemarin (udah lama sih) waktu saya mengunjungi suatu rumah makan, saya dikejutkan oleh suatu pemandangan yang menurut saya merupakan pembodohan.
Tindakan tersebut adalah, MEMESAN MAKANAN DALAM JUMLAH BANYAK TAPI TIDAK MENGHABISKANNYA. Saya sendiri tidak mengerti apa sih tujuan dari perbuatan tersebut.. Dan saya sendiri sangat tidak setuju dengan tindakan tersebut. Dari kecil saya memang sudah dibiasakan untuk tidak membuang makanan termasuk tidak meninggalkan sebutir nasi pun saat makan. Itu peraturan paling keras di keluarga saya.
Mengapa ? Mari kita pikirkan !

Saya akan mengambil nasi sebagai contoh.
Jika dalam 1 kali makan, seseorang menyisakan 3 butir nasi saja (baik dengan alasan kenyang, maupun karena tidak biasa atau apapun), berarti jika 1 hari orang tersebut makan sebanyak 3x, berarti dia membuang nasi sebanyak 9 butir.
Jumlah penduduk Indonesia (menurut wikipedia indonesia) adalah 241.452.952 orang. Jika 200.000.000 saja orang yang membuang 9 butir nasi dalam sehari, berarti SUDAH 1.800.000.000 butir nasi terbuang setiap harinya. Bayangkan lah 1.800.000.000 butir nasi itu sudah bisa untuk makan berapa orang ! Ini masih dalam kasus nasi.. Belum termasuk lauk pauk dan minuman yang sering kali dibuang baik pada saat makan di rumah, pesta, dan acara-acara lainnya. Sadar atau tidak, ini termasuk tindakan yang dapat mengakibatkan krisis pangan di Negara kita !!


Sekarang, silahkan bayangkan saudara2 kita di luar sana yang tidak bisa makan. Ada yang untuk makan harus mengais tempat sampah, ada yang memungut beras yang jatuh untuk MAKAN, dan banyak sekali cara-cara yang mereka lakukan yang begitu menyayat hati demi mendapatkan sesuatu untuk mengganjal perut dan bertahan hidup !

Sekarang, tanyakan pada diri kita masing-masing jika kita masih terbiasa menyisakan makanan..Apa tidak keterlaluan namanya jika kita disini yang memiliki kesempatan untuk makan membuang makanan sementara mereka disana tidak kekurangan makanan ? Bayangkan jika keadaan terbalik dan kita yang berada di posisi mereka. Perih kan ?

Pikirkanlah baik2 ketika Anda masih ingin menyisakan makanan Anda baik karena alasan kenyang, gengsi, malu dibilang rakus dll. Cari solusi lain untuk menyiasati kebiasaan buruk Anda yang satu ini. Mungkin bisa tidak mengambil makanan terlalu banyak jika dirasa tidak sanggup menghabiskan dll.

Percayalah, dengan tekad, Anda pasti bisa mengubah kebiasaan buruk Anda menjadi baik. :)

Renungkanlah dan sadarlah saudara-saudaraku.. Ingatlah, jika bukan kita yang p

eduli akan nasib bangsa ini, siapa yang akan peduli lagi ?


Berikut foto piring makan keluarga saya, piring makan

Boncel, contoh piring makan seseorang yang suka membuang makanan, dan foto anak-anak yang kelaparan.

Ditulis dengan pemikiran sederhana oleh : LEONY SONDANG SURYANI,pelajar berusia 15 tahun 1 bulan 2 hari,

kelas1 SMA K. Immanuel Batam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun