Selama menjabat sebagai Perdana Menteri, Tun Dr. Mahathir Mohamad telah menorehkan tinta emas lantaran berhasil mengubah negaranya dari pertanian yang mundur kemudian menjadi negara industri dan perdagangan ke-17 terbesar di dunia.
Namun selama ia memimpin untuk menjadi negara modern itu bukan tanpa hambatan. Mahathir oleh banyak kalangan dinilai selalu kontroversial. Memang ia banyak menghadapi lawan yang kemudian membawa dirinya dijuluki sebagai ditaktor zalim. Namun ia tetap lantang dengan menampilkan sosok dirinya sebagai Muslim sederhana dan selalu membela golongan tertindas.
Di pihak lain, terutama dari beberapa negara Barat, Dr. M, julukan Mahathir, Â digambarkan sebagai sosok yang keras kepala, anti-Yahudi dan angkuh. Sekalipun demikian ia dinilai banyak orang sebagai yang memiliki wawasan luas dan semangat luar biasa.
Ia pun mampu menyuntikan semangat kepada setiap warga untuk berdiri tegak. Mahathir mengobarkan semangat dan menunjukkan keberanian. Negaranya tak boleh lagi dipandang sebelah mata dan kepada pemimpin negara lain ia tak segan memberi semangat dengan segala harapannya.
Mahathir mengaku dirinya bukan berasal dari keturunan elite Melayu. Perdana Menteri pertama, Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj ibni Almarhum Sultan Abdul Hamid Haim Shah adalah keturunan diraja, putera Sultan Kedah.
Perdana menteri kedua, Tun Abdul Razak Husein, keluarga ahli pentadbir ternama. Bapaknya adalah pegawai kanan kerajaan Pahang dan dia sendiri menjadi Setiausaha Kerajaan Negeri. Dan seperti Tun Razak di Pahang, perdana menteri sebelum Mahathir, Tun Husein Onn juga berasal dari keluarga elite dan terkenal di Johor. Bapak dan datuknya bekas Menteri Besar Johor.
Sebaliknya Mahathir adalah rakyat biasa, anak bekas guru sekolah yang menerima pencen RM90 sebulan. Jadi, simpul Mahathir, Perdana Menteri Malaysia sebelumnya adalah terdidik di London. Sedangkan ia adalah doktor lulusan Universitas Malaysia di Singapura. Itu pun oleh berbagai kalangan di negeri itu dianggap tidai layak dirinya untuk memimpin Malaysia.
Ia juga mengisahkan ketika dirinya dipecat UMNO pada 1969 lantaran berani mengeritik penguasa saat itu, Tunku. Namun dipihak lain ia akui bahwa tanpa Tun Razak, peluangnya untuk naik ke atas pentas mungkin tak ada. Karena itu ketika beliau mangkat pada 1976, pembela pada dirinya tak ada lagi.
Seorang rekannya, Datuk Harun Idris, Menteri Besar Selangor membantu dirinya kembali ke UMNO selepas dirinya dipecat. Nah, sejak itu ia pada 1975 turut bertarung dan menang tipis.