Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Lam Him, Pemusik Penting yang Dipandang Sebelah Mata

24 Agustus 2017   11:38 Diperbarui: 24 Agustus 2017   19:36 2426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebatang rokok di tangannya tak pernah lepas dari jepitan jari tangan kanannya. Sebentar-sebentar ia membakar rokok kretek, sementara batangan rokoknya yang belum habis diisap dibuang begitu saja di samping gendang.

Beruntung gendang tak pernah kesundut rokok yang sering dihisapnya. Sehingga, jika disentuh alat pemukul yang di jepitan kayu suara gendang tetap nyaring. Sedangkan alat musik lain yang selalu akrab menemani sehari-hari berupa gitar tradisional selalu berada di pangkuannya.

Bagi etnis Dayak, gitar tradisional ini disebut penting. Ada sedikit kemiripan dengan alat gitar dari Arab yang disebut gambus. Cuma ukurannya lebih kecil. Sedangkan gendang oleh masyarakat setempat disebut gemer. Bentuk dan ukurannya relatif sama dengan gendang yang sering digunakan etnis Sunda atau Jawa.

Museum Mulawarman, banyak dikunjungi wisatawan. Ahad lalu, pengajian Angkatan 20 Fakultas Hukum Usakti menyempatkan bertandang ke tempat ini. Foto | Dokumen Pribadi.
Museum Mulawarman, banyak dikunjungi wisatawan. Ahad lalu, pengajian Angkatan 20 Fakultas Hukum Usakti menyempatkan bertandang ke tempat ini. Foto | Dokumen Pribadi.
Pengunjung mendapat sambutan dengan diirngi musik orgen tunggal dan permainan penting di lobi museum. Foto | Dokumen Pribadi
Pengunjung mendapat sambutan dengan diirngi musik orgen tunggal dan permainan penting di lobi museum. Foto | Dokumen Pribadi
Bagi warga setempat, pemain gitar tradisional etnis Dayak itu sudah menjadi pemandangan pelengkap sehari-hari di Museum Mulawarman Kutai Kartanegara. Pemusik tradisional yang dimaksud adalah Lam Him, usia sekitar 60 tahun. Ia memiliki kekurangan pada indra penglihatannya. Meski tuna netra, ia tetap setia memainkan musik tradisional Dayak.

Di lokasi itu, ia disediakan tempat duduk berupa kursi kecil terbuat dari kayu butut dilengkapi payung agar terhindar dari panasnya terik kota Tenggarong.

Gitar dan gendang adalah dua alat musik setia sehari-hari. Di emperan atau tepatnya persis di samping bangunan museum megah ia dengan setia memainkan musiknya untuk menghibur para pengunjung yang hendak masuk ke kawasan penjualan oleh-oleh khas Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dan daerah sekitarnya.

Mengenakan pakaian ala kadarnya, lengan pendek dan telana panjang kumel, sang tuna netra ini bernyanyi diiringi dua alat musiknya. Saat itu, alat pemukul jepit yang biasa diinjak tatkala memainkan gitar sambil nyanyi tengah rusak.

"Belum dibetulkan," ujar Lam Him kepada penulis yang menjumpainya di bawah payung besar berwarna-warni pada Ahad lalu.

Bagi Lam Him, musik tradisional yang dimainkan seluruhnya berciri khas Dayak. Ia sejak kecil sudah mengenal musik ini. Baginya, musik kini bisa memberikan rejeki padanya. Ia yakin betul mengenai hal itu. Sebab, selama ia mengamen di emperan museum tersebut dirinya tak merasa kekurangan.

Ia tak mau mengungkap tentang keluarga dan sanak saudaranya. Tetapi Lam Him menyatakan sudah bertekad akan melestarikan musik khas Dayak yang dimainkan hingga akhir hayatnya.

"Saya mencintai musik ini," ia menegaskan.

Pengunjung setelah menikmati musik penting dapat berbelanja di sini. Foto | Dokumen Pribadi.
Pengunjung setelah menikmati musik penting dapat berbelanja di sini. Foto | Dokumen Pribadi.
Di laman Pemprov Kaltim disebut, Museum Mulawarman merupakan salah satu destinasi wisata paling banyak dikunjungi di provinsi tersebut. Utamanya bagi Kabupaten Kutai Kartanegara. Museum Mulawarman terletak di Tenggarong, Ibu Kota Kabupaten Kutai Kartanegara. Museum ini terdiri dari Museum Mulawarman, Kompleks Makam Sultan, dan Pusat Oleh-oleh atau pusat cinderamata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun