Mohon tunggu...
EDROL
EDROL Mohon Tunggu... Administrasi - Petualang Kehidupan Yang Suka Menulis dan Motret

Penulis Lepas, Fotografer Amatir, Petualang Alam Bebas, Enjiner Mesin, Praktisi Asuransi. Cita-cita: #Papi Inspiratif# web:https://edrolnapitupulu.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kompetisi Anak, antara Merawat Tumbuh Kembang dan Kebhinekaan

7 Desember 2018   09:25 Diperbarui: 8 Desember 2018   08:27 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Paduan Suara TK Strada Indriyasana, Juara 1 Lomba Menyanyi Bersama TK- KAJ (sumber: istimewa/ TK Strada Indriyasana)

Membaca hal yang berbau "kompetisi" , dalam benak pertama kali saya sebagai orang dewasa  sekaligus orang tua adalah beban sekaligus tanggung jawab. Belum lagi kalau masuk sedikit lebih khusus yakni tentang kompetisi anak.

Ada pandangan secara umum dalam dunia orang dewasa seperti saya bahwa hampir sepanjang hidup selalu penuh dengan kompetisi mulai dari menjadi benih bayi, menjalani pendidikan sekolah formal, dalam perkumpulan sosial seperti keluarga atau komunitas, dalam karir di kantor, dalam usaha. Kesemuanya  masing-masing kita  seakan-akan alaminya sebagai manusia adalah selalu hidup dalam arena kompetisi.

Kompetisi Anak yang Sehat

Bahkan kompetisi digambarkan berpotensi merusak dalam  dunia orang dewasa  sebagaimana yang terjadi di  Amerika Serikat (AS)  telah merangsek ke dunia sekolah anak sebagaimana hasil penelitian seorang ilmuwan sosial,  Alfie Kohn  dalam bukunya  " No Contest: The Case Againts Competition" (1992).  

Apa yang digambarkan dalam buku tersebut secara ringkasnya adalah kompetisi di AS cenderung tidak sehat dimana kompetisi cenderung pada bagaimana caranya berusaha keras untuk mengalahkan (menjatuhkan) satu sama lain dan mengabaikan nilai pembangunan karakter. Inilah yang membuat kompetisi menjadi nomor satu di AS menjadi hal yang kotor. Hal ini mungkin tidak hanya terjadi di AS, mungkin juga terjadi di negara-negara lain di dunia.

Lebih khususnya, Alfie Kohn  menganjurkan kompetisi  yang sehat khususnya dalam membesarkan anak kepada membangun nilai dan karakter anak sebagai dasar untuk kehidupan masa depannya seperti  merangsang kepercayaan diri untuk tampil, berani mencoba dan belajar keterampilan baru, belajar bekerja sama atau kompak dengan teman-temannya.

Peran Orang Tua Sebagai Pelindung dan Pendidik Anak

Saya sebagai orang tua sadar untuk menjadi belajar bijaksana dengan mengambil peran aktif yang positif agar anak dapat mengembangkan potensi unggulnya dengan banyak membaca buku terkait pengasuhan anak dan mengenal tumbuh kembang anak serta bagaimana menyiapkan anak untuk menghadapi masa depannya. Setidaknya untuk saat ini, saya bersama istri masih proses belajar menjadi positif sebagai orang tua dan berusaha menyiapkan anak kami untuk menghadapi masa depan.

 Mengutip ungkapan bijak  tentang peran orang tua dari Presiden AS, Franklin D. Roosevelt : " Kita mungkin tidak bisa mempersiapkan masa depan anak-anak kita. Namun setidaknya, kita bisa menyiapkan anak-anak kita menghadapi masa depannya kelak".

Dari titik ini  kami orang tua secara sadar memilih mengambil peran sebagai pelindung dan pendidik anak. Melindunginya dari  pengaruh negatif dengan selalu berkomunikasi dan bertindak postif kepada anak sekaligus mendidiknya untuk berperilaku positif dengan mencontoh  perilaku positif kami sambil mengajaknya mengalami aktivitas kehidupan alam dan bermasyarakat.

Salah satu peran didikan kami di rumah seperti memberikan arahan untuk sopan kepada siapa pun terutama kepada orang tua atau yang lebih tua, mengucapkan salam atau permisi atau minta tolong dan tak lupa mengucapkan terima kasih bila dibantu atau dikasih sebuah pemberian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun