Mohon tunggu...
Eddy Mesakh
Eddy Mesakh Mohon Tunggu... Wiraswasta - WNI cinta damai

Eddy Mesakh. Warga negara Republik Indonesia. Itu sa! Dapat ditemui di http://www.eddymesakh.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kompasiana Bisa Jadi Pintu ke Mana Saja

16 September 2015   13:40 Diperbarui: 16 September 2015   14:00 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi Kompasiana (Sumber: Kompasiana)"][/caption]

DORAEMON, tokoh kucing dalam film animasi yang sangat disukai anak-anak itu (saya yang tua bangka ini juga suka nonton :D), memiliki kantong ajaib di perutnya. Doraemon, si robot kucing itu, bisa mengeluarkan benda apa saja dari kantong ajaibnya. Misalnya baling-baling bambu yang ditempelkan ke kepala lalu mereka bisa terbang seperti helikopter, mesin waktu yang bisa membawa mereka ke masa lalu dan masa depan, hingga pintu ke mana saja yang bila dimasuki maka mereka bisa keluar di lokasi mana saja. 

Tapi bukan film kartun karya Fujiko Fujio dari Jepang itu yang ingin dibahas panjang lebar di sini. Sekadar mencuri ide tentang "pintu ke mana saja" sebagai ilustrasi artikel tentang Kompasiana yang akan berumur tujuh tahun pada Oktober mendatang. Ternyata, aktif menulis di Kompasiana bisa menjadi 'pintu ke mana saja' bagi para Kompasianers.

Beberapa penulis aktif di blog keroyokan terbesar di Indonesia ini telah membuktikan hal itu dan membaginya melalui testimoni. Sebut saja Yusran Darmawan, teman kita asal Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, melalui testimoni berjudul "Kisah Setahun Jadi Kompasianers of the Year". Berkat keaktifannya menulis di Kompasiana, penerima penghargaan Kompasianers of the Year 2013 ini memperoleh banyak manfaat, yang disebutnya "keajaiban yang seolah jatuh dari langit". Penerbit besar memublikasikan kumpulan tulisannya selama belajar di Amerika, mendapat undangan mengisi materi pada pelatihan menulis di sejumlah kota, bahkan diminta menjadi editor modul pembelajaran oleh sebuah lembaga yang dinaungi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)! 

Contoh kedua adalah Kompasianers Tjiptadinata Effendi. Kompasianer of the Year 2014 ini mengakui bahwa; "Ternyata Kompasiana of the Year Memiliki Harga Jual yang Tinggi". Melalui artikel itu, Pak Tjip mengaku mendapat tawaran kontrak kerja pada sebuah blog dengan bayaran Rp 2 juta per bulan plus bonus!  Meski menghargai apresiasi dari pihak yang menawarkan kontrak itu, Pak Tjip menolaknya dengan sejumlah alasan dan memilih setia sebagai penghuni Kompasiana. 

Ada lagi Kompasianer Syane, juga mendapat manfaat lebih gara-gara rajin menulis di Kompasiana. Testimoni Syanne dituangkan dalam artikel berjudul; "Menulis di Kompasiana Membawa Saya ke Final Lomba Blog UNEP". Merendah, Syanne mengakui dirinya tak memiliki bakat menulis, tapi terbukti dia menembus final lomba menulis tersebut. 

Dengan menjadi penulis di Kompasiana pula, tiga belas rekan kita plus satu admin diundang Presiden Jokowi untuk makan siang bersama di Istana Negara. Mereka adalah Ninoy Karundeng, Gunawan, Axtea99, Gatot Swandito, Yodha Haryadi, Thomson Cyrus, Alan Budiman, Mas Wahyu, Erri Subakti, Stefanus Toni, Nino Histiralusin, Erizeli Jely Bandaro, Niken Setyawati, dan Pepih Nugraha (admin). Ini sebuah penghargaan sekaligus pengakuan pemimpin tertinggi di Republik Indonesia terhadap para blogger, lebih khusus kepada mereka (kita-kita semua) yang tergabung di Kompasiana. 

Itu sekadar beberapa contoh. Belum termasuk mereka yang berhasil menerbitkan buku dari kumpulan artikel di Kompasiana serta masih banyak lagi di antara lebih dari 250 ribu Kompasianers yang mendapat aneka manfaat dengan bergabung dan aktif menulis di blog keroyokan ini.

Berkat Kompasiana, saya... 

Lantas, bagaimana dengan Penulis sendiri? Setelah enam tahun menjadi penghuni Kompasiana (bergabung sejak 7 Juli 2009 alias kurang dari setahun sejak blog ini lahir), apa saja yang diperoleh? Kendati tak begitu aktif menulis di sini - terbukti saya cuma menghasilkan 208 artikel selama lebih dari 2.200 hari bersama Kompasiana - toh saya tetap memperoleh manfaat. Yang paling penting adalah bisa menjaga kemampuan merangkai kata dan kalimat dengan cukup baik setelah lima tahun pensiun sebagai jurnalis.  Berkat itu pula, rupanya ada sebuah pengembang properti meminta saya menulis artikel-artikel tentang proyek-proyek mereka di Batam agar diterbitkan di beberapa koran lokal setempat. Tentu saja ada honornya. Berapa? Rahasia perusahaan, dong... :D 

Cuma itu doang? Masih ada lagi beberapa manfaat yang saya peroleh dengan bergabung di sini. Pertama, saya bisa mengungkapkan pandangan, sentilan, advokasi, hingga sekadar menumpahkan uneg-uneg tentang berbagai hal melalui tulisan dan dibaca banyak orang. Mungkin saja beberapa dari 208 artikel itu ada yang bermanfaat bagi orang/pihak lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun