Mohon tunggu...
Dzulfian Syafrian
Dzulfian Syafrian Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Researcher at INDEF | Teaching Assistant at FEUI | IE FEUI 2008 | HMI Activist.

Selanjutnya

Tutup

Money

Model Pertumbuhan Ekonomi Harrod-Domar dan Solow Sebuah Perbandingan dan Studi Empiris

4 Juni 2011   05:09 Diperbarui: 4 April 2017   18:30 48353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dapat diunduh di:

http://www.4shared.com/document/akQDnV9P/Model_Pertumbuhan_Ekonomi_Harr.html

Oleh :

1.Dzulfian Syafrian (0806464242)

2.Minda Putri(0806348816)

3.Khairunnisa Rangkuti(0806317735)

4.Triasa A. Laksana(0806464406)

5.Yusuf Sofiyandi(0806348993)




BAB I

PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda dan perbedaan pola distribusi pendapatan yang signifikan di berbagai negara di dunia merupakan fenomena yang tidak terlalu mudah untuk dijelaskan oleh ekonom.Sampai saat ini banyak sekali studi literatur yang mengupas masalah pertumbuhan ekonomi yang dialami negara-negara di dunia. Pada umumnya, ada tiga isu yang paling sering dibahas dan saling terkait dalam masalah pertumbuhan, yakni : world growth, country growth, dan inequality of income level.

Seiring dengan semakin kompleksnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi, para ekonom pun sudah berusaha mengembangkan berbagai model pertumbuhan yang mencoba menjelaskan mengapa ada sebagian negara yang kaya dan sebagian yang lain miskin. Namun, sampai saat ini belum ada model pertumbuhan ekonomi yang benar-benar powerful dalam menjelaskan faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi itu sendiri tanpa membuat penyederhanaan melalui asumsi-asumsi yang kurang realistis di dalam dunia nyata.

Mungkin hanya sedikit penjelasan memuaskan yang bisa diberikan, sebagai contoh, mengapa negara-negara Asia Timur bisa mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Asian Miracles) dibandingkan dengan negara-negara di kawasan lain dalam tiga dekade terakhir. Mengapa Jerman dan Jepang bisa bangkit dan mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih baik setelah Perang Dunia II berakhir. Kasus yang lebih ekstrem, mengapa negara-negara di kawasan Afrika tidak pernah lepas dari masalah kemiskinan yang berkepanjangan.

Berbagai pendekatan dilakukan untuk menganalisis dan memperoleh hasil yang lebih baik mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan. Sisi konsumsi dan investasi paling sering dibahas. Keterkaitan faktor-faktor produksi yang paling dasar seperti jumlah modal, jumlah pekerja, serta kemajuan teknologi juga dilibatkan dalam analisis tetapi pada kenyataannya tidak semua kasus pertumbuhan ekonomi yang dialami berbagai negara dapat dijelaskan dengan model pertumbuhan yang sama.

Dalam makalahini kami membahas dua model pertumbuhan ekonomi yang paling dasar, yakni model pertumbuhan Harrod-Domar dan model pertumbuhan Solow. Model pertumbuhan Solow memiliki penjelasan yang sangat esensial dan merupakan starting point bagi hampir seluruh analisis pertumbuhan ekonomi, sedangkankan model Harrod-Domar merupakan model yang sangat baik untuk dijadikan pembanding bagi model pertumbuhan Solow. Di bagian pertama makalah ini, kami melakukan pembahasan secara teoritis model pertumbuhan Solow dan model pertumbuhan Harrod-Domar. Di bagian kedua, kami melakukan kajian terhadap empirical studies di kedua model pertumbuhan. Selanjutnya, kami melakukan comparison review kedua model pertumbuhan yakni menyesuaikan dasar teori dengan hasil empiris, kemudian menjelaskan mengapa kedua model pertumbuhan tersebut mampu atau tidak mampu memberikan jawaban ilmiah mengenai perbedaan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di berbagai negara, baik negara maju maupun negara berkembang.



BAB II

LANDASAN TEORI

TEORI DAN MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI

2.1Teori dan Model Pertumbuhan Ekonomi Harrod-Domar

Teori ini dikembangkan oleh Sir Roy F. Harrod dan Evsey Domar. Teori ini merupakan perkembangan dari teori Keynes. Dengan dasar pemikiran bahwa analisis yang dilakukan oleh Keynes dianggap kurang engkap karena tidak membicarakan masalah-masalah ekonomi jangka panjang, Harrod-Domar mencoba untuk menganalisis syarat-syarat yang diperlukan agar perekonomian dapat tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang dengan mantap (steady growth).

Ada beberapaasumsi yang digunakan. Asumsi-asumsi tersebut antara lain:

a.Perekonomian dalam keadaan seluruh barang modal dan tenaga kerja telah seluruhnya digunakan (full employment).

b.Perekonomian hanya terdiri dari dua sector yaitu household dan firm. Tidak ada government dan trade with rest of the world.

c.Besarnya Private Saving proporsional dengan National Income.

d.Marginal Propensity to save (MPS), Capital-output ratio (COR)dan incremental capital-output ratio (ICOR) dianggap konstan/tetap.

Berdasarkan pada asumsi diatas kita memperoleh bahwa tabungan harus sama dengan total investasi (S=I), dimana;

-Tabungan merupakan suatu proporsi dari output total (S = sY).

-Investasi didefenisikan sebagai perubahan stok modal dan dilambangkan dengan I=∆K. Karena stok modal (K) memiliki hubungan langsung dengan output total (Y) yang ditunjukkan melalui COR (k), maka k= ∆K/∆Y atau K=k.Y.

Kita bisa menuliskan identitas dari tabungan yang sama dengan investasi sebagai berikut:

S=s.Y=k.

∆Y=∆K=I atau,

s.Y=k.∆Y atau

K/Y pada persamaan di atas menunjukkan tingkat perubahan output (persentasi dari perubahan output). Tingkat pertumbuhan output ditentukan secara bersama oleh rasio tabungan (s) dan rasio modal-output (COR=k).

Persamaan Harrod-Domar yang sangat sederhana ini menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan output secara positif berhubungan dengan rasio tabungan. Makin tinggi tabungan diinvestasikan, makin tinggi pula output. Hubungan antara COR dengan tingkat pertumbuhan output adalah negatif, yaitu makin tinggi nilai COR maka makin rendah tingkat pertumbuhan output. Oleh karena itu, jika ingin tumbuh, perekonomian harus menabung dan menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output totalnya.

Gambar 1. Fungsi Produksi Harrod-Domar




Adapun derivasi tingkat pertumbuhan ekonominya adalah:

Persamaan akhir dari derivasi tersebut menunjukkan bahwa teori pertumbuhan ekonomi menurut Harrod-Domar bahwa ketika terjadi kenaikan saving rate/marginal product of capital dan penurunan depresiasi dari modal/kapital maka akan terjadi penambahan output, vice versa. Inilah yang disebut dengan model pertumbuhan Harrod-Domar.

Ada beberapa kelemahan yang ditemukan dari teori Harrod-Domar ini, antara lain:

1)Teori ini mengasumsikan bahwa MPS dan ICOR konstan. Padahal kenyataannya kedua hal tersebut mungkin saja berubah dalam jangka panjang.

2)Asumsi bahwa tenaga kerja dan modal dipergunakan dalam proporsi yang tetap tidak dapat dipertahankan. Pada umumnya tenaga kerja dapat menggantikan modal dan perekonomian dapat bergerak lebih mulus. Dalam kenyataannya pergerakan ini tidak stabil.

3)Sulit sekali dan bahkan hampir tidak mungkin memppertahankan asumsi harga tetap konstan karena kenyataanya perubahan harga sangat mungkin terjadi.

4)Suku bunga tidak bisa dianggap konstan. Suku bunga dapat saja berubah dan pada akhirnya mempengaruhi investasi.

2.2Teori dan Model Pertumbuhan Ekonomi Solow

Model Solow sebagai salah satu model pertumbuhan ekonomi memberikan analisis statis bagaimana keterkaitan antara akumulasi modal, pertumbuhan populasi penduduk, dan perkembangan teknologi serta pengaruh ketiganya terhadap tingkat produksi output. Model ini memberikan jawaban atas pertanyaan mengapa perekonomian di suatu negara bisa tumbuh lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi di negara lain.

Sebelum menganalisis lebih dalam, kita perlu mengetahui asumsi-asumsi yang digunakan dalam model Solow. Selanjutnya, asumsi-asumsi tersebut akan kita lepas satu per satu untuk melihat bagaimana dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara.

I.Akumulasi Modal

Asumsi pertama model Solow adalah dengan menganggap tidak ada perubahan pada angkatan kerja dan teknologi ketika terjadi proses akumulasi modal dalam perekonomian di suatu negara. Proses akumulasi modal ini nantinya hanya ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap barang.

Penawaran terhadap Barang dan Fungsi Produksi

Dalam model Solow, output bergantung pada persediaan modal dan jumlah tenaga kerja. Hal ini dituliskan dalam bentuk persamaan sebagai berikut :

Y = F (K, L)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun