Mohon tunggu...
Dwi Malistyo
Dwi Malistyo Mohon Tunggu... Programmer - Trader, Expert Advisor coder, Blogger. Mantan Pramuka. Mantan Pecinta Alam.

Kunci utama untuk mengurangi kesalahan di masa datang, adalah dengan mempelajari sejarah di masa lalu!

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Jakarta Kekurangan Fasilitas Ini: Toilet Berbayar

26 Februari 2016   14:46 Diperbarui: 10 Januari 2018   10:00 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Contoh toilet berbayar di kota Oslo.

Pagi ini saya membaca berita tentang pemerintah Kamboja membangun toilet senilai setengah miliar rupiah untuk menyambut kunjungan Putri Maha Cakri Sirindhorn dari Thailand. Yang ironisnya tidak digunakan sama sekali oleh sang putri. Beritanya ada disini. Setelah membaca berita ini, tebersit ide menulis untuk dituangkan di Kompasiana tercinta.

Buat warga Jakarta, yang sedang kebelet pipis atau BAB di tengah jalan, apa yang harus Anda lakukan? Sebagai penduduk Ibu Kota, Anda terbiasa mencari sebuah mall atau terminal. Dan di sana Anda akan bertanya di mana toilet terdekat. Atau alternatif lain, Anda mampir di sebuah rumah makan dan meminjam kamar kecilnya. Kalau di tengah perjalanan dengan mobil, Anda akan berhenti di SPBU terdekat. Pasti ada toilet di lingkungan SPBU.

Tapi bagaimana dengan turis asing yang sedang berjalan-jalan menikmati Ibu Kota? Mereka tidak semudah Anda bertanya ke sana-kemari. Dan parahnya Ibu Kota Jakarta memang kekurangan fasilitas yang penting ini: toilet berbayar.

Saya memang tidak terlalu sering bepergian ke luar negeri. Kalau ke luar negeri, paling-paling jika ada tugas dari kantor. Namun, saya terkesan dengan fasilitas toilet-toilet berbayar yang disediakan di tempat umum di sana. Buat kami orang Asia yang kebelet pipis atau BAB di negeri asing, cari saja tempat toilet umum seperti gambar di bawah. Desain toiletnya manis dan tidak menyerupai WC-WC umum milik kita di Indonesia.

Ini fasilitas toilet berbayar di Toronto

Situasi di dalamnya dijamin rapi, resik, dan juga harum. Memang toiletnya tidak gratis. Kita harus bayar untuk dapat membuka kunci toiletnya. Tapi ini sepadan daripada kita harus numpang pipis di restoran-restoran. Kalau urusan kebelet, rasanya di Jakarta bayar beberapa ribu rupiah tidak masalah kok.

Tampak dalam sebuah toilet berbayar

Bayar toiletnya tidak mahal kok
Saran buat pejabat di Pemprov DKI, bagaimana bila mulai dianggarkan untuk mulai menyediakan toilet-toilet berbayar di tempat-tempat publik di Ibu Kota? WC umum yang ada saat ini sudah waktunya dirombak dengan desain yang elegan dan unik seperti konsep toilet berbayar di negara lain. Untuk mencegah adanya aksi corat-coret atau pemakai yang tidak membersihkan toilet, bisa direkrut tenaga penjaga toilet.

Saya teringat tenaga penjaga parkir Ibu Kota yang mengawasi meteran parkir Ibu Kota, bisa digaji di atas UMR. Nah tenaga toilet yang mengawasi beberapa toilet di satu kawasan tentunya bisa juga diupah setara UMR. Satu penjaga bisa berputar dengan sepeda mengawasi toilet-toilet berbayar yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk pembayaran penggunaan toilet, bisa dengan uang receh atau memakai kartu e-Payment (Flazz, e-Money, dll).

Yang simple ini kayaknya cocok untuk Jakarta ?

Toilet terbuka ini mengajar para cowok supaya tidak pipis di pohon
Penempatan toilet berbayar bisa dimulai di dekat terminal busway. Lalu disediakan di setiap taman dan area publik, terutama di jalan yang sering dilewati turis wisatawan. Dengan tersedianya fasilitas ini, maka DKI Jakarta akan lebih ramah wisatawan dan mendukung program-program pemerintah pusat untuk menggalakkan income dari dunia wisata.

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun