Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Catatan Sang Pengkhayal (3)

20 September 2017   14:47 Diperbarui: 20 September 2017   14:50 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Catatan Sang Pengkhayal ( dokumen pribadi )

"Permisi, aku  kembali lepas dari raga burung, kemudian  menyusup ke orang gila. Rasa tubuh orang gila panas apalagi otak orgil selalu bergerak cepat meskipun matanya tidak pernah mengerti arti kebenaran. Sebagian ingatan tersembunyi, langkah kaki gontai mata cekung dengan sorot kosong. Tiba-tiba tanpa ada sebab spontan tertawa dan dalam waktu tertentu , seperti tengah  terpancing untuk terbang bersama benda bercahaya yang meluncur cepat menuju langit."

Aku bisa merasakan, setelah sekian lama kecewa, frustrasi, bingung tiba-tiba seperti ada salah satu jaringan tubuh yang putus. Aku seperti layang-layang  yang putus benangnya. Benar-benar seperti tidak ada tempat berpijak bahkan jika aku telanjang bulat tidak kurasakan  betapa polosnya tubuhku. 

Aku tidak peduli mata jengah menatap  tubuh karena aku sendiri seperti hidup dalam mimpi. Aku seperti hidup dalam alam lengang dimana tidak ada rasa malu, yang ada hanya kepolosan-kepolosan dari pusaran  awan gemawan yang menyisir otak. Entah kadang --kadang aku sadar ada orang yang dengan sinis menyebutku Lonte,  sinting, edan, otak miring, swak. Dari tapak tapak yang mengawang ini kurasakan kembali ini semata fantasi penulis yang sedang berkelana mencari ide. Kembali tersadar sebagai penulis yang sedang mendalami setiap peran-peran kehidupan seakan -- akan nyata.

"Hai sang penulis, pengobral kata, perajut mimpi, tak lelah-lelah berbicara lewat sebaris sajak, tidak capai menipu pembaca untuk ikut dalam loncatan-loncatan fantasimu Sang Penulis."

"Aku akan sangat bersedih jika kehilangan kata-kata, teman. Sebab kata yang membuat aku bisa  melesat menjadikan huruf dan kata-kata serangkaian cerita hingga terbentuk berjilid-jilid buku."

Ini tahun 2017, dunia transisi teknologi , ada masa dimana banyak negara sedang mabuk kepercayaan. sakit oleh berbagai  intrik yang dilakukan oleh orang yang mengaku bertuhan tapi mengamini pembunuhan, pemerkosaan, pembantaian dengan aneka bom, hingga rusak sendi-sendi agama yang seharusnya  membawa damai. Para penulis saling berperang satu memberi kesejukan dan ketenangan, lainnya menebarkan bibit kebencian. Hingga rasanya panas menemukan rangkaian kata-kata yang muncul di media sosial.

Sudah, saya cukupkan catatan hari ini.Itu sebuah lompatan  kemajuan. Biasanya saya hanya bisa menulis 2 -3 lembar tapi berkat kamu yang bernama ide, tidak terasa aku sudah menyusun  hampir 10 lembar.

Hari berganti sudah seminggu aku terbengong oleh diskusi di facebook. Ia seperti dunia baru yang bisa menghubungkan manusia di belahan dunia manapun dalam sebuah status. Kata-kata yang hanya beberapa karakter mampu mengguncang dunia. Dengan memajang foto terbaru atau foto-foto lama manusia  bisa bernostalgia dengan masa lalunya.Barangkali aku akan menemukan diriku yang culun di tahun 2030 saat usiaku mulai senja atau umurku telah matang menyesap ragam kehidupan. Kucatat dari hari ke hari pembaca facebook mendekati jumlah manusia di bumi.

Manusia berdoa bukan di bilik sunyi, ditemani lilin, serta hembusan angin sepoi-sepoi. Orang berdoa di keramaian, diintip, di like, dikasih jempol. Diberi simbol senyum, tertawa, sedih, kaget. Doa bisa dibaca dengan tulisan yang sengaja dipertebal, diberi warna dan besar. Semua teman tahu bahwa temannya berdoa, jika suka dikasih jempol tangan jika kontroversi diberi emoticon mulut melongo, jika kata-katanya membuat orang suka di kasih simbol love.

Manusia semakin modern semakin aneh, semakin pengin eksis dan berharap terkenal. Pengakuan datang dariku. Terlalu sering mulut mengumpat, membeberkan dosa-dosa teman-teman, membuka aib, melakukan penghakiman terhadap orang lain. Aku malah semakin bingung, roda jaman menggiring manusia itu jatuh bangun dalam lumpur dosa. Melakukan pemerkosaan, menebarkan fitnah, mengabarkan berita buruk orang lain hanya dari cerita mulut ke mulut.

Aku bagian dari manusia- manusia munafik, yang selalu  menulis kata-kata bijaksana, namun dalam hidup masih jauh dari bijaksana. Banyak hal yang menjadi sangsi atas segala sepak terjang pribadi, tidak sesuai dengan status yang sering diumbar entah di Facebook, twitter, instagram ataupun Pad. Kebenaran itu bukan hanya sebarisan kata-kata indah, kebenaran itu adalah tindakan, kerja nyata. Aku adalah manusia sombong yang lebih menyukai kekayaan material yang bisa dilihat dan kemudaan mendapat acungan jempol, antara bangga dan iri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun