1 Januari  2030
Aku menulis tentang angin dan berbincang seru tentang kehidupan. Pada manusia aku mati gaya karena  hidupku memang dalam dunia lain dari manusia normal. Temanku menganggap bahwa aku hidup dalam awang-awang, terlalu larut dalam kayalan, hanya bergaul dengan sekumpulan buku dan selalu beda jika berbicara masalah kehidupan. Hanya angin, lembah, ngarai bahkan iblis yang masih bicara dan mendengarkan segala keluh kesahku. Sedangkan manusia sudah terlalu sibuk dengan pekerjaannya, gadgetnya dan peralatan canggih di seputar kehidupannya.
Kepada angin  aku bertanya:
"Apa yang terjadi  10 tahun ke depan di bumi ini Aing(kusebut saja supaya lebih akrab)?"
" cuaca akan semakin  susah ditebak, sebab bumi sudah koyak oleh efek rumah kaca, kumparan AC yang memanaskan udara dan langkanya air bersih."
"Manusia tidak kurang akal menyiasatinya."
"Betul, semakin langka sumber daya alam, manusia akan semakin kreatif menemukan sumber daya alternatif. Itu berasal dari otaknya yang memang dirancang untuk merespon tantangan dengan kreatifitasnya."
"Lalu apa yang kau lakukan  Penulis kesepian?"
Kaget aku menerima pertanyaan yang menohok. Sesaat terdiam dan akhirnya aku menyadari memang begitulah aku, mau apalagi.
"Yang kulakukan apalagi ya menulis. Itu pekerjaan aku, profesi aku."
"Tidak bosan hanya menulis sepanjang waktu..."