Beberapa hari lalu, Presiden Kanada, Justin Trudeau mengatakan kalau pesawat Ukraina ditembak oleh misil Iran. Pernyataan itu keluar sebagai hasil investigasi intel negara Kanada dan sekutunya.
Namun Iran menilai itu sebagai rumor yang tidak logis. Iran berpendirian kalau kejatuhan pesawat itu sebagai kesalahan teknis dan mesin.
Hanya beberapa hari polemik ini mengangkasa di pelbagai media, Iran pun mengakui kebenaran di balik penembakan itu. Kebenaran terbuka terlihat datang terlambat karena pelbagai negara sudah perang argumen tentang motif di balik kejatuhan pesawat itu.
Ya, telah menolak pelbagai klaim tentang kemungkinan Iran-lah yang menembak pesawat Ukraina, pada akhirnya Iran buka mulut. Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan kalau ada kesalahan manusia sehingga misil menghantam pesawat Iran.
Terbukanya kebenaran ini pastinya menambah panjang kisah memanas antara Iran dan Amerika Serikat. Belum lagi, negara-negara seperti Kanada yang mempunyai banyak korban dari kesalahan manusia ini (BBC. News 11/1/20).
Peristiwa jatuhnya pesawat Ukraina ini terjadi beberapa jam saat Iran menembakkan misil mereka ke dua kamp Amerika Serikat di Irak. Pastinya dalam situasi seperti ini, militer Iran juga berwaspada pada serangan balasan. Alih-alih menanti serangan balasan, Iran malah melakukan kesalahan dengan meluncurkan misil yang mengenai pesawat internasional Ukraina nomor penerbangan PS752.
Terkuaknya motif di balik peristiwa ini berkat hasil investigasi dan laporan dari intel negara Barat yang mengatakan kalau peristiwa kejatuhan pesawat itu berhubungan dengan keterlibatan negara Iran.
Menanggapi peristiwa ini, pemerintah Iran mengatakan untuk meningkatkan sistem keamanan mereka guna mencegah kesalahan yang sama pada waktu yang akan datang. Selain itu, pemerintah Iran juga menyatakan untuk mengadili dan menghukum siapa saja yang telah terlibat pada kesalahan fatal ini.
Selain itu, pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei mengatakan untuk melakukan investigasi yang lebih mendalam atas insiden ini. Betapa tidak, insiden ini bisa "menenggelamkan" popularitas Iran di mata dunia.
Insiden ini bukanlah sekadar kesalahan manusia semata. Tetapi hal ini juga merupakan kesalahan sebuah sistem yang ada di tubuh pemerintahan. Seharusnya, kalau sistem yang kuat pastinya tahu mengidentifikasi mana pesawat domestik dan mana pesawat tempur yang hendak menyerang teritori negara.
Namun, sistem yang lemah memungkinkan ada kesalahan yang berakibat fatal. 176 nyawa menjadi korban dari kesalahan sebuah sistem negara yang tidak efesien dan efektif.