Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama featured

Burung Gereja pun Terbang Rendah di Menara Istiqlal

8 November 2013   11:10 Diperbarui: 24 Februari 2017   02:00 2737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_300168" align="alignnone" width="640" caption="di masjid Istiqlal (dok.pri)"][/caption] Bukan hal yang aneh berkaitan dengan ranah keimanan berkaitan dengan keagamaan. Beberapa aliran keagamaan mendapat tentangan keras hingga menimbulkan bentrokan. Di tempat lain bangunan ibadat dilarang didirikan dengan alasan yang tidak masuk akal. Masih banyak lagi polemik agama di negeri ini yang walaupun undang-undang melindungi, tetapi perangkat hukum sepertinya tak berdaya dengan ormas. Di sebuah pemakaman umum di ujung kampung, nuansa damai begitu nyata. Daun-daun dan bunga semboja yang berguguran tak menyalahkan angin yang menyerakan mereka di lantai makam. Begitu juga dengan nisan-nisan yang beronamenkan simbol-simbol keagamaan nampak diam dan berdampingan. Memang mereka adalah benda mati dan isinya benda mati, tetapi mereka memberikan arti akan kedamaian dalam perbedaan. [caption id="attachment_300169" align="aligncenter" width="384" caption="salah satu sudut di pelataran masjid (dok.pri)"]

13838832472106132831
13838832472106132831
[/caption] Sengaja imaji-imaji ini mematikan warna-warni agar bisa menghidupkan gelap terang menjadi sesuatu yang harmoni. Suatu saat saya diajak teman untuk mengunjungi 2 tempat yang penuh sejarah dan simbol keberagaman yang berdampingan. Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, dua bangunan peribadatan yang berdiri berdampingan. [caption id="attachment_300170" align="aligncenter" width="384" caption="Berdampingan (dok.pri)"]
1383883290748488120
1383883290748488120
[/caption] Dua bangunan megah itu sengaja dibangun berdampingan. Ir.Soekarno menghendaki Masjid dan Gereja untuk melambangkan semangat persaudaraan, persatuan dan toleransi beragama sesuai Pancasila. Inilah tujuan mengapa mereka disandingkan. Disisi lain, banyak yang menciderai filosofi ini. [caption id="attachment_300171" align="aligncenter" width="384" caption="Simbol negara dan agama (dok.pri)"]
1383883332278689663
1383883332278689663
[/caption] Untuk ranah iman itu uran pribadi, tetapi kali ini adalah ranah fotografi. Masjid Itiqlal dan Katedral adalah tempat yang tepat untuk mengasah kemampuan memotret. Dua bangunan dengan bentuk dan konsep yang berbeda. Masjid istiqlal memiliki gaya arsitektur modern dan Katedral dengan gaya Neo Ghotik. [caption id="attachment_300172" align="aligncenter" width="384" caption="Perspektif (Dok.pri)"]
1383883370354017003
1383883370354017003
[/caption] Masjid Istiqlal penuh dengan garis lurus dan tegas. Pilar-pilar berlapis marmer membentuk baris dengan perspektif yang sempurna. Di ujung lorong dengan pendaran cahaya yang tepi kanan kiri penuh dengan pilar. Sebuah momen yang dinanti-nanti saat ada yang lewat dan siluet bisa ditangkap. Bangunan megah ini sangatlah menarik bagi yang ingin mempertajam komposisi. Bermain persepektif dan framing bisa dengan mudah didapatkan di dalam dan pelataran masjid. Kreatifitas dan pengamatan yang jeli akan menghasilkan imaji dengan sudut pandang yang menarik. bagi yang suka dengan human interest sebagai obyek, disini banyak sekali tersedia model. [caption id="attachment_300177" align="aligncenter" width="384" caption="Burung gerejapun terbang rendah, mungkin sebagai simbol penghormatan (dok.pri)"]
1383883672383818840
1383883672383818840
[/caption] Dibalik rana, harus ada rasa. Yang terpenting adalah rasa santun, sebab tidak semua obyek bisa dan boleh dipotret. Mungkin ada yang suka candid yakni memotret dengan mencuri tanpa ada yang merasa kehilangan. Alangkah baiknya jika kamera kita tidak mengganggu orang yang beribadah dan foto kitapun jadi barokah. [caption id="attachment_300173" align="aligncenter" width="384" caption="Di balik dedaunan (dok.pri)"]
1383883418296450505
1383883418296450505
[/caption] Berpindah di jalan sebelah. Gereja berdiri megah bergaya Ghotik. Dua menara menjulang tinggi. Berbeda dengan masjid Istiqlal yang penuh dengan garis lurus, di Katedral banyak ditemukan garis lengkung. Kejelian dalam merangkai obyek dengan ornamen garis lengkung adalah sebuah tantangan. Ada kalanya kamera ini harus masuk dalam semak-semak di sudut gereja untuk mendapatkan angle yang menarik. Ada kalanya berlama-lama di depan gereja menunggu sepi sehingga tidak ada orang yang lalu lalang. memang dibutuhkan kesabaran lebih saat memotret di tempat umum. [caption id="attachment_300174" align="aligncenter" width="384" caption="Dua menara (doi.pri)"]
13838834582115928509
13838834582115928509
[/caption] Hampir semua sudut bangunan Katedral bisa kita potret. Kejelian mata dan kreatifitas adalah senjata ampuhnya selain lensa tele untuk menjangkau sudut-sudat yang terpencil. Kehadiran jemaat gereja yang datang misa adalah obyek yang menarik juga, tetapi kembali pada aturan main yakni masalah kesantunan. 2 bangunan representasi sebuah perbedaan menjadi simbol keberagaman negeri ini. Seorang Frederik Silaban yang beragama Kristen adalah arsitektur megahnya Masjid Istiqlal. Gereja Katedral, Konstruksinya dikerjakan oleh seorang tukang batu dari Kwongfu, China. Bangunan tersebut tak ubahnya nisan-nisan dipemakaman umum dan benda mati. Kita yang hidup kenapa kadang ingin mematikan kehidupan. [caption id="attachment_300175" align="aligncenter" width="384" caption="Saya menyapa dengan kasih (dok.pri)"]
13838834911256363339
13838834911256363339
[/caption] Fotografi mencoba mewakili bagaimana perbedaan itu indah jika komposisinya tepat. Jika warna itu menjadi perbedaan, biarlah gelap terang yang akan memadukan perbedaan tersebut menjadi keindahan. Banyak hal yang bisa dipelajari, dan fotografi salah satunya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun