Haloow...ketemu lagi dengan malam minggu. Eh, benar gak sih kalau sekarang malam minggu? Hehehe.
Malam minggu adalah malam yang ditunggu-ditunggu oleh muda-mudi yang sudah punya pasangan sekaligus menjadi malam yang paling ditakuti oleh para jombloers seantero dunia maya, nyata bahkan ghoib sekalipun. Hah?
Se'high quality' apapun sang jomblo, tetap saja malam minggu adalah malam yang amat sangat mengerikan. Mengalahkan film horor seangker apapun. Malam jumat kliwon saja lewat seramnya. Hiiiii. Lebay yah saya?
Bicara soal jomblo, sebenarnya tidak ada satupun yang ingin menjadi jomblo. Apalagi jika umur sudah 'over' alias sudah pantas punya gandengan yang bisa digandeng ke sana-sini.
Mau seperti apapun bentuknya yang kita gandeng (asal bukan truk gandeng), bila sudah ada cinta diantara keduanya, dunia serasa milik berdua. Orang lain biar disuruh pindah dulu ke dunia yang satunya lagi. Lho memang ada gitu? Ooh...mungkin dunia ghaib yang tadi saya sebutin. Hiiii...
Jomblo juga manusia. Punya rasa punya hati. Bahkan konon rasa hatinya itu lebih lembut dari sepotong tahu sutera dan lebih halus dari kulit muka bintang iklan pembersih wajah. #yaelaaah sampe segitunya.
Sebenarnya kali ini saya bukan mau bercerita tentang jomblo. Tapi saya justru mau cerita tentang orang yang tengah jatuh cinta yang alhamdulillahnya, gayung bersambut alias 'jadian' pada akhirnya. Lucu juga yah, gayung saja sampai dibawa-bawa. Wkwkwkwk...
Jatuh cinta berjuta rasanya. Widih. Banyak amat? Yakin sebanyak itu? Ck ck ck. Cinta adalah anugerah yang luar biasa yang pernah diberikan kepada manusia. Bisa dibayangkan bila dunia tanpa cinta. Duh, jangan sampai deh. Ngeri.
Orang yang tengah dimabuk cinta pasti punya gejala-gejala yang aneh tapi nyata. Ada yang biasa-biasa saja, ada juga yang akut saking tidak bisa mengontrol perasaannya sendiri.
Berdasarkan survey saya terhadap orang-orang yang tengah jatuh cinta. Saya mendapatkan beberapa kesimpulan. Mau tahu perasaan-perasaan apa saja yang menjangkiti orang yang tengah jatuh cinta? Plis cekidot yow :
1. Lebih baik menahan lapar daripada menahan kangen.