Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kerja Sambil Kuliah, Why Not?

8 Maret 2013   18:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:06 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13627661001156927610

[caption id="attachment_231544" align="aligncenter" width="576" caption="ilustrasi by @dethazyo"][/caption]

Secara mainstream sebagai mahasiswa memiliki pikiran “ketika selepas kuliah langsung menyibukkan diri untuk mencari kerja.” Jelas bukan pekerjaan part-time yang dicari, tetapi kerja full-time yang menjadi impian mahasiswa. Sepatu mengkilap, memakai pakaian ala eksekutif muda dan menggenggam smartphone, menjadi kenikmatan hidup untuk melengkapi konsepsi kebahagiaan dalam hidup para mahasiswa.

Melirik ke abad-21 ini, tidak hanya mahasiswa yang mendapat cap sarjana saja yang berhak untuk bekerja. Mahasiswa yang masih menempuh pendidikan pun, banyak pula diantaranya yang telah bekerja sambil menempuh pendidikan. Entah karena dorongan passion yang dimiliki senada dengan pekerjaan dan bisa saja karena kurangnya duit belanja harian ataupun tidak mau merepotkan orang tua.

Dalam skala mahasiswa yang masih menempuh pendidikan,  kerja secara Part-time alias freelance menjadi pilihan utama dengan alasan waktu pengerjaan yang begitu fleksibel dengan tugas-tugas dari kampus, maupun karena bebas memilih pekerjaan yang disukai.

Kalau dikatakan secara keunggulan atau kekurangan, baik full-time maupun part-time, sama-sama memiliki keunggulan dan kekurang masing-masing. Meskipun secara penghasilan part-time tidak tetap dibanding full-time yang tetap dan teratur, manajemen waktu lah yang membutakan segalanya sehingga part-time menjadi pilihan utama para pengejar gelar (aka mahasiswa).

Mengganggu atau tidaknya fase kuliah nyambi kerja, jawaban yang bakal ditemukan bisa relatif, tergantung personalnya. Namun melirik kearah teman sepermainan jawaban yang ditemukan beragam pula. Ada yang bilang mengganggu sehingga IP (Indek Prestasi) menjadi turun, konsentrasi akan pelaksanaan belajar atau mengerjakan tugas menjadi tidak fokus. Ada pula yang beranggapan bahwa bekerja sambil kuliah tidak mengganggu sama sekali.

Well, faktor zaman turut andil membentuk pribadi mahasiswa. Dunia kerja yang sekarang ada telah mengalami peningkatan. Anggapan gelar itu penting didunia kerja harus dibuang jauh-jauh. Sekarang malah skill yang lebih penting ketimbang gelar. Pada setujukan dengan statement yang satu ini? J

“jaman sekarang harus pandai-pandai mengangkat reputasi, kasarnya si “ngejual diri” apa yang bisa kita lakukan dan apa yang pernah gw dibuat itu aja yang penting” ungkap seorang teman, menjelaskan terkait pekerjaan part-time dibidang kreatif.

Pekerjaan juga memiliki resiko, momok yang paling ditakutkan ditakutkan mahasiswa ialah nilai yang bakal terjun bebas. Oleh karena itu untuk membentengi diri, manajemen waktu harus dipikirkan secara matang sebelum bekerja. Ketika nantinya mengambil full-time, mau tidak mau waktu kerja telah terjadwal mengikuti jam kerja yang ditentukan perusahaan. Maka dari itu kerja full-time sama halnya dengan proses perkuliahan, waktu kuliah yang terjadwal telah ditentukan pihak akademik kampus.

Sudah saatnya kita untuk menanamkan manajemen waktu, waktu kerja, jalani. Waktu kuliah pun tidak boleh luput. Jangan sampai kebablasan ya, mementingkan pekerjaan dibanding pendidikan. Kerennya dikatakan mahasiswa itu harus balance.

Have Passion

Passion sangat dibutuhkan baik didunia kerja maupun dunia pendidikan. Dimana kita melakukan atau memilih sesuatu harus sesuai dengan keinginan kita.  Passion mutlak dibutuhkan agar dapat meng-handle keduanya dengan baik. Gak kebayangkan kalau kerjaan yang didapat nantinya tidak sesuai dengan kita? Alih-alih mendapatkan hasil baik, yang ada malah kuliah hancur dan hasil pekerjaan yang buruk yang didapat.

Sedikit membuka pikiran tentang apa itu passion. Passion berbeda dengan hobi, passion adalah segala yang kita sukai sehingga kita tidak terpikirkan untuk tidak melakukannya. Umumnya passion lebih kepada panggilan jiwa. Kadang kala ketakutan menjadikan pribadi kita untuk berpikir bahwa untuk kerja harus yang pasti-pasti saja, dengan mengabaikan hati nurani. Itulah yang salah. Passion itulah yang nantinya jadi tambahan tenaga plus mental untuk menghadapi perkuliahan dan dunia pekerjaan. Kita masih ingatkan dengan kutipan “Life is Choice.” Ketika banyak pilihan yang ada kenapa harus memilih pada sesuatu hal yang tidak kita suka. So, let’s Follow your passion.

Gw pribadi juga memilih untuk kuliah sembari part-time, karena penjurusan gw jurnalistik otomatis sudah terbaca kalau gw senang nulis, nah, ketika ada yang menawarkan untuk part-time dan itu sesuai dengan kemampuan gw, why not? Disamping menulis gw juga punya kemampuan lainnya dan tentunya dibidang kreatif, ketika pekerjaan yang ditawarkan telah keluar dari jalur passion gw, otomatis gw akan berpikir kedua kali untuk mendapatkannya.

@dethazyo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun