Suatu ketika aku  memberanikan diri menyalami gadis yang teramat sempurna dari fisiknya. Menyalami perantara telegram.
Singkatnya, tak sengaja, waktu memberikan kesempatan untuk bertemu, padahal sebelumnya tak ada rencana bertemu.
Kalau di pikir-pikir, waktu memang sangat berbaik hati. Buktinya, aku, bisa menyaksikan langsung. Wajah yang teramat sempurna itu.
Singkatnya, cairlah sedikit percakapan saat pertemuan itu aku alihkan ke alun-alun Bandung.
"Bagaimana kabarnya,lama kita tak berjumpa?"sapaku
"Alhamdulillah baik. Kamu,Mas?"ujar Aisyah
"Sama,sehat juga"ujarku
Tiba-tiba di tengah percakapan itu,terpotong oleh laki-laki si berambut gondrong, bercelan jeans yang sobek di lututnya. Kalau sekilas dipandang, ia preman jalanan.
Ssssssstttt, si gondrong memotong obrolan kita. Mohan maaf,Mas,Mbak." Ini,Mas(sambil lihatin brosur) kita sedang merintis rumah tahfidz untuk anak- jalanan,barangkali Mas ada waktu untuk menyumbangkan tenaga,keahlian atau ilmu agama untuk berpartisipasi tapi g di gaji ya (hehe), disitu ada alamatnya. Kapan-kapan kalau Mas,Mbak punya waktu bisa berkunjung ya!!"tawaran si gondrong.
Biasanya,orang kalau menyodorkan brosur,itu bertanda pasti minta sumbangan. Tapi ini tidak. Berbeda dengan yang lain. Masya Allah, Subhan Allah.
Sssssttt, tiba-tiba wajah Aisyah penuh haru,terlihat di retina matanya tergenang air mata tapi tak sempat menitikkan.