Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Literasi Kebangsaan dan Lahirnya Kebangkitan Nasional

18 Mei 2024   08:10 Diperbarui: 18 Mei 2024   08:11 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto para tokoh Kebangkitan Nasional. Sumber:https://www.kominfo.go.id

Bangsa Indonesia mempunyai sejarah panjang dalam meniti kehidupan berbangsanya. Tonggak sejarah penting bagi lahirnya konsep Indonesia yang pada akhirnya melahirkan kemerdekaan Indonesia adalah lahirnya organisasi nasional tanggal 20 Mei 1908 dengan nama Budi Utomo. Momen tersebut yang sampai sekarang diperingati sebagai hari kebangkitan nasional. Peristiwa tersebut tidak saja menjadi ikon kebangsaan, namun juga menjadi legenda kebangsaan saat itu. Walaupun bagi kaum kolonialis dan feodal peristiwa tersebut sangat mengagetkan dan mengkawatirkan. Namun bagi kaum nasionalis peristiwa itu dianggap sebagai inspirasi dalam memberikan kontribusi sebagai anak negeri untuk mengupayakan perbaikan nasib kaum pribumi. Bagi kaum nasionalis peristiwa tersebut juga menjadi momen yang menakjubkan. Sebab hal tersebut merupakan langkah yang dianggap baru dalam perjuangan bangsa Indonesia pada saat itu.

Mengapa menjadi ikon kebangsaan? Sebab peristiwa tersebut adalah strategi baru dalam melawan kekuasaan kolonial. Sebagai ikon kebangsaan, pergerakan nasional merupakan simbol perlawanan baru yang muncul dalam panggung sejarah bangsa Indonesia saat itu. Maka peristiwa tersebut selalu menjadi perbincangan sepanjang waktu oleh kaum nasionalis, tidak ketinggalan kaulum kolonialis dan feodalis, walaupun perasaan masing-masing tidak sama.  

Selain menjadi ikon kebangsaan, peristiwa tersebut juga menjadi legenda kebangsaan. Sebab peristiwa tersebut menjadi warta yang menggaung seantero nusantara dan beberapa pelajar di negeri Belanda. Kaum terpelajar kala itu diharapkan menjadi kaum mesias atau ratu adil bagi selamatnya bangsa bangsa Indonesia.

Mengapa peristiwa tersebut juga mengagetkan bagi kaum kolonial dan feodal? 

Pertama, Belanda yang merintis pendidikan kaum pribumi sebenarnya untuk memenuhi kebutuhan tenaga terampil yang dipersiapkan di berbagai perkantoran dan perusahaan maupun perkebunan mereka. Dengan tenaga terampil dari kaum terpelajar pribumi, harapanya bisa dibayar dengan gaji yang seadanya ("rendah"). Sebab kalau tenaga terampil semua diambil dari negeri Belanda, tentu negara membutuhkan pengeluaran finansial yang jauh lebih besar.


Mimpi tersebut ternyata tidak semuanya berbanding lurus dengan kenyataan yang terjadi. Justru dengan anak-anak pribumi yang sekolah, ada sebagian dari kaum terpelajar berhasil melakukan "literasi kebangsaan" (membaca simpul-simpul penyebab kehancuran tata kehidupan kaum pribumi).

Melalui kegiatan ini kaum terpelajar dapat mengidentifikasi penyebab munculnya kebodohan, kehancuran tata kehidupan sosial, ekonomi maupun politik kaum pribumi. Selanjutnya mereka menemukan solusi agar dapat mengurai benang kusut kebodohan dan ketertinggalan bangsa pribumi dalam berbagai bidang. Pendek kata, literasi kebangsaan yang dilakukan mampu membuka mata kaum pribumi tentang penyebab hancurnya tata kehidupan bangsa Indonesia. Kaum intelektuallah yang akhirnya menemukan jawaban bahwa kehancuran bangsa Indonesia adalah akibat praktik kolonial dan feodal yang jahat. Hal inilah yang membuat kaum kolonial kaget dan cemas. Sementara kaum feodal merasa kawatir tentang kelanggengan eksistensinya.

Kedua, elit lokal yang terdiri penguasa lokal dan kaum priyayi pada umumnya adalah kelompok sosial yang yang selalu tunduk dan patuh atas kehinginan pemerintah kolonial. Bahkan mereka juga yang berkontribusi besar untuk membuat kaum pribumi menderita. Padahal, yang mempunyai kesempatan sekolah adalah anak-anak mereka. Maka kaum kolonialis merasa kaget sebab kebijakan pemerintahnya berbuah "senjata makan tuan". Sedangkan bagi kaum feodal juga kaget, karena tidak semua anak-anak mereka dapat melanjutkan sikap penghambaan kepada pemerintah kolonial. Sebab mereka ada yang bergerak memperjuangkan nasib kaum pribumi.

Lain halnya bagi kaum nasionalis, peristiwa tersebut merupakan langkah yang menakjubkan. Sebab organisasi tersebut diprakarsai dan digerakkan oleh kaum intelektual yang mereka berasal dari anak-anak kaum ningrat. Selain itu strategi tersebut menanggalkan semua hal yang sudah pernah dilakukan oleh para pejuang pribumi dalam melawan pemerintah kolonial.

Literasi Kebangsaan dan Lahirnya Kebangkitan Nasional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun