Ramadan adalah bulan penempaan jiwa seorang yang beriman agar meningkat menjadi taqwa. Maka ramadan menjadi bulan transformasi keimanan menuju proses ketaqwaan. Oleh sebab itu orang yang sedang berpuasa di bulan ramadan adalah orang-orang yang sedang berada dalam kawasan pengendalian jiwanya, dengan harapan setelah puasa terjadi perubahan kualitas keimanannya.
Ramadan tahun ini sudah berada di penghujung sepuluh hari kedua. Tinggal beberapa hari kita harus sudah berada di zona malam lailatul qodar. Tentu kita berharap dapat menjalani proses ibadah secara maksimal di sepuluh hari terakhir tahun ini, sambil berharap semoga masih dipertemukan dengan bulan ramadan tahun depan.
Oleh sebab itu kita perlu berbenah diri melakukan muhasabah tentang hasil yang kita peroleh dari puasa hari pertama sampai menjelang akhir sepuluh hari kedua. Pertanyaan yang perlu kita ajukan pada diri kita sendiri adalah sudahkan puasa kita diterima? Pertanyaan ini hendaknya menjadi renungan mendalam bagi kita yang sudah, sedang dan akan menyelesaikan sampai hari akhir bulan ramadan.
Mengingat puasa adalah ibadah yang mempersaratkan larangan makan dan minum, larangan mengikuti hawa nafsu, larangan bicara jorok, ghibah, dll., dalam waktu sebulan penuh, maka tidak semua orang yang berpuasa berhasil lolos dari proses yang dijalani. Sehingga pasca puasa ada yang puasanya belum diterima juga ada orang yang puasanya diterima.
4 Tanda Puasa Kita Diterima
Diterimanya puasa orang yang berpuasa tentu ada tanda-tanda yang bisa dirasakan oleh yang bersangkutan dan dapat dilihat atau diamati oleh orang lain. Tanda-tanda tersebut tampak pada perubahan kea rah perbaikan diri baik dalam perilaku maupun dalam membangun hubungan dengan Allah SWT. Setidaknya ada empat tanda yang dapat dijelaskan terkait diterimanya puasa seseorang:
1) Hatinya merasa tenang
Salah satu tanda diterimanya puasa seseorang adalah adanya perubahan suasana hati yang lebih tenang. Suasana ini tentu hanya dirasakan oleh yang berpuasa. Ibadah puasa memang lebih memproses pada akvitas hati. Ketika pasaca puasa hati merasa lebih tenang, hal tersebut menunjukkan bahwa yang bersangkutan berhasil mengasah hatinya melalui ibadah puasa. Kondisi demikian akan berpengaruh pada aspek mentalitas yang lain.
2) Semakin cinta ibadah
Salah satu ciri orang yang puasanya diterima adalah semakin mencintai ibadah. Aktivitas ibadah pasca puasa yang dijalani meningkat baik secara kuantitas maupun kualitas. Misalnya, setelah puasa ramadan seseorang melakukan puasa sunah. Padahal sebelumnya belum pernah melakukan. Demikian juga melakukan salat sunah, padahal sebelumnya belum pernah melakukan. Secara kualitas akan tampak makin khusyuknya dalam menjalani ibadah baik ibadah wajib maupun sunah. Kekusyukan ibadah tersebut selain nampak pada aktivitas ibadah ritual juga pada perubahan perilaku kea rah yang lebih baik. Berdasar uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa salah satu ciri orang yang puasanya diterima adalah orang yang semakin cinta melakukan ibadah. Â
