Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dasar untuk Membangun Kota Ramah Disabilitas

5 Juni 2017   12:21 Diperbarui: 5 Juni 2017   12:38 1615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.computerweekly.com

By Christie Damayanti

Aksesibilitas adalah tentang memberi akses yang sama kepada semua orang, masyarakat yang sehat termasuk masyarakan penyadang disabilitas. Tanpa dapat mengakses fasilitas dan layanan yang ada di masyarakat, penyandang cacat tidak akan pernah sepenuhnya di ikut sertakan.

Namun, di kebanyakan masyarakat, ada banyak hambatan dan hambatan yang menghalangi kaum disabilitas. Ini mencakup hal-hal seperti tangga, kurangnya informasi dalam format yang mudah diakses seperti huruf Braille dan bahasa isyarat, dan layanan masyarakat yang diberikan dalam bentuk yang penyandang disabilitas tidak dapat mengerti.

Akses terhadap informasi menciptakan peluang bagi semua orang di masyarakat, semua warga negara. Di semua masyarakat, orang menggunakan informasi dalam berbagai bentuk untuk membuat keputusan tentang kehidupan mereka sehari-hari.

Seharusnya, pemerintah di semua negara, khususnya di Indonesia, tidak punya hambatan-hambatan sosial, infrastruktur yang nyaman, serta informasi-informasi yang mudah diakses (misalnya, dengagn huruf Braille, format audia atau bahasa isyarat), atau membangun situs-situs web dengan cara yang mudah untuk diakses.

Di beberapa negara, tidak ada undang-undang tentang penyediaan informasi dalam format yang mudah diakses (misalnya Braille, format audio, bahasa isyarat), atau untuk membuat situs web dapat diakses. Bahkan tentang pelayanan dan aksesibilitas dalam keadaan darurat.

Sehingga, mau tidak mau justru penyadang disabilitas berusaha untuk “melindungi” diri sendiri terhadap hal-hal yang bisa mencelakaan diri mereka. Tetapi ketika material disekelilingnya tidak cukup untuk melindungi dirinya sendiri dari ancaman dari luar, akhirnya penyadang disabilitas “mundur” dari lingkunga yang keras.

Dan pada akhirnya, yang dirugikan, lagi-lagi adalah kaum disabilitas, karena tersisih dari masyarakat umum.

Sekarang, mari kita bicara tentang aksesibilitas secara perkotaan. Bagaimana membangun “kota ramah disabilitas?”

Kupikir, semua negara sekarang ini sudah sadar tentang aksesibilitas bagi warga negaranya, termasuk penyandang disabilitas. Bahkan di negara-negara maju, mereka benar-benar “berlomba” untuk menghrmati kaum disabilitas, dengan berbagai fasilitas-fasilitas khusus. Paling tidak, negara-negara dunia berusaha untuk membangun dan mengembangkan fasilitas-fasilitas publik yang standar, untuk bisa diakses bagi wwarga nya.

Berbagai analisa, terus dikembangkan guna menghadirkan fasilitas-fasilitas umum yang ramah, termasuk bagi disabilitas. Dan keseluruhan ini, dilakukan dengan melibatkan (SEHARUSNYA) kaum disabilitas berbagai jenis sendiri, untuk bisa menjangkau semua proses kehidupan sehari-hari untuk mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun