Mohon tunggu...
Charisma Rahma
Charisma Rahma Mohon Tunggu... -

:)

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Siapa Sangka Lahan Pasir Pantai Bisa Dijadikan Lahan Pertanian Subur

19 Februari 2014   20:55 Diperbarui: 4 April 2017   18:18 8190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Padi Rojolele Mencapai Tinggi Hampir 2 MeterBudidaya Tanaman Sawo

Indonesia biasa disebut sebagai negara kepulauan yang kaya sekali dengan pulau-pulau kecil, di mana terdapat bibir pantai yang membentang luas di Indonesia. Di setiap bibir pantai yang ada tentunya memiliki lahan pasir yang terhampar luas. Untuk Wilayah selatan DI Yogyakarta sendiri, terdapat bentangan pantai sepanjang lebih dari 70 km, meliputi wilayah Kabupaten Bantul, Kulon Progo, dan Gunung Kidul.

Seperti yang sudah kita tahu, bahwa lahan pasir pantai merupakan lahan marginal yang tandus, kering, miskin usur hara, dan mustahil untuk bisa dijadikan lahan pertanian produktif. Selama ini pasir pantai yang menghampar luas dibiarkan begitu saja dan jarang untuk dimanfaatkan sepenuhnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, siapa sangka saat ini lahan pasir pantai bisa dijadikan sebagai media untuk tanaman. Bagaimana bisa lahan pasir pantai yang tandus dan gersang dijadikan media alternatif tanaman? Di tempat yang tidak terbayangkan bisa jadi lahan pertanian, kini menjadi salah satu lahan pertanian yang subur. PT Indmira yang  memiliki komitmen untuk perbaikan lingkungan terus mencoba untuk menciptakan inovasi-inovasi baru di bidang pertanian. Penelitian ini telah dilakukan sejak tahun 1999 yang berlokasi di lahan pasir pantai Kowaru Bantul, Yogyakarta. Dari tepi pantai lahan tersebut hanya berjarak kurang lebih 50 m. Lahan tersebut dilengkapi dengan sarana bangunan dan peralatan pendukung budi daya. Fungsi utama lahan pasir pantai adalah untuk mengembangkan teknologi budi daya tanaman baik pangan, hortikultura maupun tahunan di lahan pasir.

Keberhasilan pertanian di lahan pasir pantai tentunya tidak diraih begitu saja, banyak kendala yang harus dihadapi untuk mencapai keberhasilan. Adanya iklim yang sangat panas, sering terjadi badai garam, minim unsur hara, porositas lahan yang tinggi, dan pasir pantai yang telah terendam air garam selama jutaan tahun. Namun, pada akhirnya kendala-kendala tersebut mampu diatasi oleh PT Indmira. Di balik kendala ada juga keuntungannya, yaitu biaya sewa lahan yang murah, pengolahan dan penyiangan lahan yang murah, sinar matahari melimpah, dapat digunakan sepanjang tahun karena sistem irigasi dapat diatur, dan hama/penyakit yang relatif rendah.

Implementasi pengembangkan teknologi pertanian lahan pantai dimulai dengan rekayasa iklim mikro serta perbaikan struktur fisika dan kimia tanah. Kemudian setelah kondisi lahan kondusif, dilakukan budi daya berbagai komoditas pertanian. Terakhir, teknologi ini diduplikasi pada lahan-lahan sekitar milik masyarakat.

Beraneka ragam tanaman berhasil dibudidayakann di lahan pasir pantai, mulai dari tanaman hortikultura, tanaman buah tahunan, tanaman perkebunan, dan wind barrier. Hasil dari pertanian tersebut cukup mencengangkan. Tanaman memiliki pertumbuhan yang baik, mampu berbuah, dan dapat tumbuh subur seperti tanaman-tanaman yang ditanam di lahan pertanian pada umumnya. Untuk jenis tanaman hortikultura sendiri dalam setiap panennya mampu menghasilkan padi rojolele mencapai 6-8 ton/ha, Melon 46 ton/ha, kedelai 2,16 ton/ha, dan bawang merah 10-15 ton/ha. Untuk jenis tanaman buah tahunan, seperti kelengkeng, sawo, jeruk lemon, jeruk sunkist, bisa tumbuh dengan baik dan mampu berbuah lebat. Bahkan, untuk sawo-sawo yang tumbuh setinggi satu sampai dua meter sudah mampu berbuah. Untuk jenis tanaman perkebunan seperti jati, kelapa sawit, kurma, dan jambu mete dapat berkembang dengan baik pula. Dan yang terakhir, jenis tanaman wind barrier, yang meliputi cemara laut, akar wangi, akasia, dan kleresede.

Saat ini tanaman wind barrier telah mampu menghijaukan pantai dan membuat pantai menjadi lebih asri. Selain itu, tanaman wind barrier berfungsi agar angin laut yang membawa uap air yang mengandung garam tidak sepenuhnya mengenai tanaman budidaya dan turut pula membawa dampak positif bagi pembentukan ekosistem baru di kawasan pantai. adanya hewan penyubur lahan seperti kutu dan ulat, dan aneka ragam satwa lainnya, seperti berbagai jenis burung juga menjadi penghuni ekosistem baru di kawasan pantai ini.

Prototipe lahan marginal tersebut kini telah menjadi kebun berbagai komoditas pertanian dan hutan cemara laut. Karena keberhasilannya, berbagai instansi pemerintah maupun swasta mulai menduplikasi dan mengadaptasi konsep ini pada lahan-lahan di tempat lain.

Lahan pertanian pasir di Pantai Kowaru ini diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain untuk mengembangkan potensi pertanian yang bisa digarap di lahan pasir pantai, sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat pesisir pantai yang umunya bermata pencaharian sebagai nelayan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun