Mohon tunggu...
Cecep Gaos
Cecep Gaos Mohon Tunggu... Guru - Guru pecinta literasi

Guru Kota Padi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Janji Hati Seorang Penulis

24 Desember 2017   09:19 Diperbarui: 24 Desember 2017   09:27 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: http://kmjackson.com

Seorang penulis sedang meratapi tulisannya. Tentang kesedihan dan keputusasaan. Yang terlanjur ia tulis di atas pusara ibunya. Yang baru saja meninggalkannya.

Diksi tentang kesedihan telah ia pilihkan, tuk menggambarkan betapa terpukulnya hati. Kalimat tentang keputusasaan telah ia rangkai, tuk menceritakan betapa hancurnya jiwa.

Dunia bagai tak lagi ada. Kehidupan seperti tak lagi berharga. Semuanya seakan sirna, bersama perginya sang Ibu tercinta.

Dalam kesedihan ia menatap pena yang terlihat ikut merana. Dalam keputusasaan ia memandang kertas putih yang tampak ikut bersedih.

Hatinya tiba-tiba terperanjat. Jiwanya seketika kembali teringat. Akan sebuah janji yang pernah ia ikat. Pada sebuah pertemuan batin yang disaksikan para malaikat.

Ia baru tersadar. Hampir saja ia kehilangan nalar, yang selama ini menjalar. Ia mempunyai janji hati tuk terus ia tebar.

Janji hati yang membuat ia tetap tegar. Janji hati yang menjadikan ia terus bersabar. Janji hati tuk terus memegang teguh hal-hal yang benar.

#CG @Karawang, 24-12-2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun