[caption id="attachment_254471" align="alignnone" width="640" caption="Arya dan lokomotif (dokumen pribadi)"][/caption] Hingga hari ini jika ditanya tentang cita-citanya anakku tetap keukeuh ingin jadi masinis. Ya, Arya tetap konsisten dengan cita-cita yang dimilikinya. Sejak ia masih duduk di bangku TK, ia memang sangat senang dengan mainan kereta. Tanpa pernah bosan, ia sering minta dibelikan mainan kereta bahkan juga film tentang kereta. Film animasi tentang kereta berjudul Thomas menjadi koleksi kebanggaannya. Kegemaran Arya pada kereta tak sebatas berupa mainan, ia bahkan juga maniak dengan stasiun kereta. Hampir setiap hari Minggu ia selalu minta diantar ke stasiun untuk melihat-lihat kereta. Ia hafalkan nama-nama kereta bahkan juga jadwal keberangkatannya. Buku-buku tentang kereta juga ia beli. Ia baca sejarah perkeretaapian, ia pelajari mesin-mesin yang digunakan untuk menggerakkan kereta. Tampaknya ia serius sekali dengan dunia kereta api. Sebagai ibunya kadang aku hanya bisa geleng-geleng kepala. Biasanya seorang anak jika ditanya tentang cita-citanya, mereka akan menyebut berbagai profesi seperti dokter, pilot, tentara, atau profesi lain yang berkesan hebat. Tapi anakku malah dengan bangga dan enteng akan menyebut masinis jika ditanyai orang tentang cita-citanya. Baginya masinis adalah pekerjaan yang hebat karena bisa menjalankan kereta yang begitu panjang. Bahkan ketika melintas di jalan raya, maka kendaraan lain mesti mengalah pada kereta. Inilah salah satu alasan mengapa anakku bangga menjadi masinis. Seiring dengan bertambahnya usia, kecintaan Arya pada kereta juga berkembang. Ia yang kini duduk di kelas 6 SD mulai memenuhi facebooknya dengan foto-foto tentang kereta api hasil jepretannya. Ia juga menjalin pertemanan dengan para railfans. Beberapa waktu lalu ia ngotot minta dibuatkan jaket dengan logo PT KAI dan dihiasi tulisan Railfans Tasikmalaya yang dibordir di bagian belakang. Begitulah cara dia mengungkapkan hobinya. Hari ini Arya mengakhiri Ujian Sekolahnya. Seminggu lagi akan disambung dengan UKK dan bulan Mei nanti akan mengikuti Ujian Nasional. Arya tampaknya mulai jenuh dengan berbagai try out maupun bimbel yang dilakukan di sekolahnya. Baginya sekolah lalu terasa sebagai beban. Sering dia ungkapkan padaku kapan dia tidak harus sekolah lagi, karena dia ingin segera menjadi masinis. Dengan tersenyum aku selalu bilang padanya kalau mau jadi masinis ya harus belajar dulu dan menyelesaikan sekolah. Menjadi masinis tetap butuh ijazah. [caption id="attachment_254483" align="alignnone" width="1984" caption="Arya bermain di stasun (dokumen pribadi)"]