Saya sangat sependapat kalau ada yang menyatakan bahwa kegiatan seni mewarnai yang merupakan kegiatan berkreasi seni, bukan hanya baik untuk anak-anak tetapi baik pula dilakukan oleh orang dewasa. Kegiatan seni mewarnai ini cukup dapat menghilangkan stress, termasuk kejenuhan dan rasa bosan di dalamnya, serta dapat merangsang kreativitas seseorang, tojeng-a (dialek Makassar yang artinya, "betul begitu lho")
Pendapat seorang psikolog-pun, Dr. Ben Michaelis, PhD., mendukung pernyataan tersebut. Ia mengatakan tentang manfaat dari kegiatan kreasi seni mewarnai adalah," The creative process engages several areas of the mind that can trigger the release of endorphins, which produce positive feelings." (artinya: proses kreativitas berkaitan dengan beberapa daerah dalam otak yang dapat memicu lepasnya hormon endorfin (akibat kegiatan mewarnai tersebut) yang dapat menghasilkan perasaan-perasaan positif (termasuk proses kreativitas didalamnya).
Sementara untuk penghilang stress, kegiatan seni mewarnai ini telah diujicobakan sebagai suatu cara terapi mengurangi rasa stress, bosan, menciptakan kondisi rileks sejak sekitar awal tahun 90-an oleh seorang psikiater bernama Carl Jung.
Kalau kita stress, disesaki rasa bosan, tidak rileks, mana bisa kan memunculkan pikiran yang jernih. Dalam situasi seperti itu, sangat sulit untuk kita dapat berpikir dengan baik. Padahal pikiran jernih dibutuhkan untuk sebuah proses kreatif.
Itu saya alami sendiri saat saya melihat seorang teman asyik 'bermain-main' dengan aplikasi mewarnainya di hape yang dimilikinya. Asyik sekali sih kelihatannya. Saya tanya,"kok sudah besar masih main warna-warna-an?"
Dia bilang, "mewarnai itu bukan untuk anak kecil saja, orang dewasapun perlu -- biar gress pikiran kita. Kamu coba deh" Begitu ia merespon pertanyaan saya dan memberikan arti 'gress' sebagai pikiran yang jernih sambil mengajak saya untuk mendownload aplikasi tersebut.
Akhirnya coba-coba, saya mendownload aplikasi tersebut. Ternyata terbukti apa yang diucapkannya, kok asyik ya. Bikin fresh kalau lagi suntuk. Hanya kok masih terasa kurang puas ya, karena warna tercetak sempurna di daerah yang harus diwarnai. Terlebih saat saya melihat anak saya yang saat itu masih sangat gandrung mewarnai gambar, menggunakan pensil warna atau crayon Faber-Castell yang saya belikan untuk dia. Asyik sekali ia mewarnai hingga manyun-manyun bibirnya. Saya perhatikan, kelebihan menggunakan pensil mewarnai atau crayon adalah dalam hal arsiran warna yang dihasilkan, kita bisa memilih tebal-tipisnya warna. Lewat hape, hal tersebut tidak dimungkinkan. Lagipula, mewarnai di kertas bergambar terasa lebih hidup. Buku mewarnai untuk dewasapun sudah banyak tersedia di pasaran.
Akhirnya, aplikasi di hape-pun saya tinggalkan.
Saat saya mencoba mulai mewarnai di buku mewarnai untuk dewasa di rumah, anak saya melihat apa yang saya lakukan dan spontan ia berteriak,"ih ayah kayak anak-anak aja."
Sayapun kemudian menjelaskan secara singkat kepada dia bahwa mewarnai tidak hanya untuk anak-anak tetapi juga untuk orang dewasa serta apa manfaat mewarnai itu.