Mohon tunggu...
Bing Sunyata
Bing Sunyata Mohon Tunggu... Teknisi - Male

Pekerja di sebuah industri percetakan kertas (packaging) Tanggal lahir yang tertera disini beda dengan yang di KTP, begitu juga dengan agama. :) Yang benar yang tertera disni. Mengapa KTP tidak dirubah ? Satu aja ..., malas kalau dipingpong.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Satu di Antara Lainnya (One From Many) (Hal. 4)

10 Juli 2017   18:06 Diperbarui: 10 Juli 2017   18:12 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halaman 3 ...

Bicara mengenai sistem "rantai makanan", pengetahuan dan pemahaman yang ada pada manusia saat itu tentunya belumlah seperti yang ada saat sekarang. Masih sangat sederhana. Mereka kiranya mengetahui bahwa singa makan antelope (sejenis rusa), serigala makan kelinci dan hal-hal seperti itu yang lainnya. Tetapi ... itu semua belum terwujud dalam pikiran mereka sebagaimana gambar sistem rantai makanan yang ada dalam buku-buku pelajaran yang ada saat sekarang. Dimungkinkan apa yang ada dalam pemikiran mereka saat itu masih (dapat diibaratkan/digambarkan) seperti gambar di atas, dengan ditambahkan garis-garis petunjuk yang menandakan "siapa" makan "siapa". 

Pertanyaan* ... Diantara pentol-pentol yang ada pada gambar di atas, mana kiranya yang lebih tinggi ... menurut manusia pada era/masa tersebut ?

*Dalam menjawab pertanyaan itu, jangan lupa mengikutsertakan pemikiran yang telah ada sebelumnya, mengenai kesetaraan yang ada di antara semua mahluk.  

Era itu kemudian disusul dengan era dimana jumlah manusia bertambah banyak yang mana itu terjadi disebabkan karena bertambahnya pengetahuan yang mereka miliki memungkinkan kemampuan bertahan hidup mereka juga turut meningkat. Ancaman yang timbul dari binatang-binatang buas, telah diminimalisir sedemikian rupa, entah itu dengan cara hidup berkelompok, ditemukannya tehnik untuk menciptakan api, senjata dan lainnya (termasuk diantaranya cara berburu yang "efektif", begitu juga mengenai mengumpulkan makanan). 

Pada saat yang sama ketika mereka mulai hidup secara berkelompok tersebut(mulai hidup sebagai mahluk sosial, diartikan antar sesama manusia tentunya) timbul pula permasalahan lainnya. Yang mana ditimbulkan karena adanya perbedaan "keinginan"*. 

*Keinginan manusia pada saat itu janganlah dipandang seperti keinginan yang ada pada manusia saat sekarang.  Bisa jadi itu semata karena ada yang ingin jalan ke kiri dan yang lainnya ingin jalan ke kanan (berkaitan dengan tempat berburu). 

Kiranya pada era itulah, masalah kepemimpinan mulai dikenal oleh manusia. Semata ... agar "keinginan-keinginan" yang ada tidak sampai menimbulkan perpecahan diantara mereka (yang mana akan menyebabkan kerugian bagi mereka sendiri). 

Pada era/masa "sekitar" itu, kiranya terpikir pula bahwa pada saat itu pula ... pengertian/pemahaman mengenai "suku/klan" mulai timbul/mengada. Disebabkan diantara manusia-manusia itu tentunya pasti ada satu atau dua yang tidak sependapat dengan pemimpin mereka, dan memutuskan untuk membentuk kelompok sendiri. Bicara mengenai "tidak sependapat" yang kemudian berbuntut pada pembentukan kelompok lainnya jangan dilupakan mengenai keberadaan pemikiran mengenai "kesetaraan" itu. Karena tanpa adanya pemikiran itu, maka seorang yang bukan pemimpin tentunya tidak akan berani untuk bertindak/berpikir diluar pemikiran/keinginan si pemimpin. Dan ini tidak semata mengada pada diri manusia. Pernah baca kasus seorang pawang yang diterkam oleh hewan bimbingannya ? Kasus seperti itu bisa terjadi, karena "sesuatu" yang ada dalam diri hewan yang bersangkutan mengatakan bahwa ia tidak bisa diperlakukan "seenak gue"-nya si pawang. Dimana itu bisa saja terjadi disebabkan karena hewan yang bersangkutan, "sadar" bahwa ia mempunyai "hak" untuk diperlakukan selayaknya (terkait kesetaraan).

Bagi mereka yang ingin jadi pawang, kiranya hal ini bisa menjadi suatu pemikiran.

Bersambung ...

Peeeace 4 all

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun