Pertama, padang lamun sebagai penyedia makanan dan rumah bagi biota laut. Padang lamun bagaikan sebuah restoran bintang lima yang selalu menyediakan menu makanan terbaik dan terenak bagi biota laut seperti penyu, ikan dugong, baronang, kerang, kepiting, dan teripang. Tidak hanya itu, lamun juga menjadi rumah yang nyaman bagi ikan-ikan kecil.
Kedua, padang lamun sebagai benteng pertahanan terdepan bagi pesisir. Rumput lamun yang lebat dapat memperlambat laju arus dan ombak menuju tepi pantai. Kondisi itu akan menciptakan perairan di sekitar padang lamun menjadi tenang. Dengan demikian, dapat mencegah terjadinya abrasi pantai.
Ketiga, padang lamun sebagai sumber ekonomi masyarakat pesisir. Masyarakat yang tinggal di pesisir, tentu mengenal lamun. Mereka biasanya memanfaatkan lamun untuk berbagai keperluan seperti menganyam lamun menjadi keranjang, dibakar untuk menghasilkan garam, dijadikan pupuk kompos, dan dijadikan atap rumbai. Bahkan, lamun jenis Thalassia hemprichii, pasalnya bisa dijadikan sebagai obat antibakteri, antijamur, dan antiprotozoa.
Keempat, padang lamun sebagai penyimpan karbon biru (blue carbon) masa depan. Barangkali, fungsi lamun yang paling penting ialah sebagai penyerap emisi karbon melalui proses fotosintesis. Penelitian yang dilakukan BRIN mengungkapkan bahwa dalam setiap hektar padang lamun, karbon yang mampu diserap mencapai sekitar 6,59 ton per tahun. Dengan demikian, kemampun padang lamun dalam menyerap karbon jauh lebih baik daripada vegetasi mana pun di daratan.
Secara umum, padang lamun yang memiliki kemampuan menyerap karbon, masih didominasi oleh spesies lamun Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii. Kedua macam lamun ini menjadi tumpuan karena mempunyai nilai cadangan karbon yang besar.
Cadangan karbon pada lamun tersimpan pada substrat yang berada di bawah permukaan pasir laut dan menyatu dengan akar lamun. Diketahui, cadangan tersebut, mampu bertahan dalam kurun waktu lama apabila kawasan pesisir tidak mengalami kerusakan karena berbagai faktor. (Sumber: Kompas.com).
Jadi, sangat penting untuk kita menjaga keberadaan lamun di kawasan pesisir, mulai dari barat sampai ke timur, sehingga pengelolaan emisi karbon oleh lamun tetap terkendali demi masa depan Indonesia. Berikut beberapa upaya yang bisa kita lakukan untuk melestarikan padang lamun.
Pertama, pemerintah perlu memperkenalkan/mensosialiasikan peran lamun kepada masyarakat luas, sehingga diharapkan tidak terjadi perusakan yang disengaja terhadap lamun, terutama di kawasan pelabuhan.
Kedua, masyarakat pesisir perlu memanfaatkan sumber daya laut dengan tidak berlebihan dan dengan cara yang ramah lingkungan. Contohnya, tidak menggunakan jaring tangkap dan bahan kimia untuk menangkap ikan.
Ketiga, masyarakat tidak boleh membuang sampah ke sungai ataupun laut yang menyebabkan lamun sakit dan mati. Mari kita saling mengingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Keempat, pemerintah perlu menciptakan kawasan perlindungan laut (KPL) yang saat ini cakupannya seluas 20 juta hektar di seluruh Indonesia. Beberapa kawasan perlindungan laut seperti di Pulau Wakatobi dan Kabupaten Buton di Provinsi Sulawesi Tenggara, misalnya, telah berhasil meningkatkan luas padang lamun di wilayah tersebut.