Melihat perkembangan jumlah bidan dari tahun - ke tahun di Indonesia, rasanya sangat menggembirakan. Jika menyaksikan wisuda adik adik bidan yang baru, rasa bangga dan haru memenuhi dada, duh barisan penyelamat para ibu dan perempuan bertambah lagi.
Semoga pasukan kesehatan bernama bidan ini semakin dapat berjabat tangan erat dengan sejawat bidan, membangun relasi harmonis dengan para dokter dan mitra kesehatan lainnya juga bergabung dalam Ikatan bidan Indonesia untuk membentuk formasi perlindungan kesehatan yang aman dan nyaman bagi ibu dan bayi yang dilayani.
Secara berkala bidan bidan yang sudah tergabung dalam Ikatan Bidan Indonesia mengadakan pertemuan bersama untuk membahas isu - isu terbaru di dunia kesehatan perempuan dan bayi.
Pertemuan itu seringkali juga menjadi ajang "curhat " bagi para bidan. Topik yang dibahas mulai dari pengalaman sehari hari juga diskusi ilmiah topik topik terkini di dunia kebidanan.
Berikut sebagian kisah - kisah perjalanan bidancare dan dengan tulus dibagikan untuk teman teman. Terutama bagi para orangtua yang mempunyai anak perempuan siapa tahu berminat menjadi bidan ( he he he..promosi sekolah bidan )
Belum jadi bidan menolong melahirkan kembar
Ketika itu saya masih SPK menjelang kelulusan.Kami ditugaskan ke daerah binaan di Air Sugihan Muba. Untuk membuat karya tulis sekaligus praktek lapangan. Suatu hari kakak senior pembimbing kami seorang mantri kesehatan sedang mengirim pasien ke Palembang. Salah satu perawat senior di situ sedang cuti. Tinggallah kami berenam siswa SPK.
Tengah malam datang ibu akan melahirkan diantar naik perahu. Wah ternyata hamil kembar,duh gimana ini. Teori sih kami sudah dapat tapi prakteknya belum boleh tanpa pendampingan. Mana bayinya kembar lagi!. Mau tidak di tolong bayinya udah nongol kepalanya sedikit.
UPPS...nggak ada jalan lain, akhirnya saya sambil berdoa memberanikan diri memimpin melahirkan kembar. Salah satu teman saya  yang membacakan teorinya tentang menolong melahirkan bayi kembar berdiri di samping saya. Teman lain memasang infus untuk mengantisipasi bila terjadi perdarahan. Begitu pesan senior saya sebelum berangkat. Soalnya pasien di sini gisinya buruk.
Sementara itu diluar ruang bersalin keluarga pasien nyaris sekampung yang antar saking banyaknya suporter he he he, maklum di desa masih sangat erat hubungan kekeluargaan mereka.
Akhirnya Syukur kepada Allah dengan selamat bayi lahir walaupun kami sempat gemetaran juga. Satu demi satu bayi lahir dan letak kepala semua. Berat bayinya 1800 gram dan 2300 gram, kami hangatkan dengan selimut dan diberi botol hangat yang dibungkus handuk.