Mohon tunggu...
Bang ZAI
Bang ZAI Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

hidup dan kehidupan jalani dengan tenang,,, mahasiswa UIN jakarta, fakultas Ushuluddin, prodi Aqidah&filsafat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Demokrasi Bukan Tujuan, Wacana, dan Pola Pikir

9 Maret 2013   14:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:03 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

indonesia dikenal sebagai negara yang ramah, santun, dan memiliki rasa hormat yang sangat tinggi. namun itu dulu ketika bangsa ini belum diracuni oleh obat-obatan moral yang merusak karakter anak bangsa yang kini semakin anarkis, brutal dan cenderung ingin menang sendiri.  contoh kecil saja kita jangan dulu membahas perpolitikan indonesia , lihat saja para suporter bola tanah air kita, bagi mereka yang menerima kekalahan dengan legowo tidak menjadi masalah, tetapi justru sebagian kelompok yang kurang bahkan tidak terima dengan kekalahan tersebut mereka membabi buta menghancurkan benda apasaja yang ada disekitarnya. blokir jalan, lempar batu, bakar ban, bakar mobil bahkan polisi pun tak mereka hiraukan kembali sampai jatuhnya korban lah yang dijadikan wasit penutup pertikaian tersebut, yah MATI lah yang menghentikan mereka.

sebuah fenomena yang sering mewarnai bangsa yang katanya demokrasi ini. lalu apa sebenarnya demokrasi itu? apakah demokrasi itu jika si kaya dan si miskin mendapatkan hak yang sama, apakah para petinggi justru harus dilayani dengan baik sedangkan rakyat biasa ya biasa saja?,,,,kan tidak. maka saya katakan bahwa demokrasi itu bukan sebuah tujuan, wacana apalagi pola pikir. namun demokrasi adalah sebuah solusi yang tepat untuk mensejahterakan rakyat, warga negara yang hidup dinegara tersebut. dengan catatan jika demokrasi dilaksanakan sesuai dengan sesungguhnya dan sesuai isi dan makna yang ada, bahwa demokrasi itu bukan atas tetap diatas, bawah jangan ikut campur. tetapi demokrasi itu pimpinan dan yang dipimpin itu saling menghargai dan menerima masukan serta bekerjasama dalam mencapai kesejahteraan. sangat disayangkan jika demokrasi kini telah dijadikan sebuah alat "perebutan kekuasaan" dan melanggengkan kekuasan. di negara yang demokrasinya sudah mapan mereka benar benar menjadikan demokrasi sebagai pemecah masalah atau solusi yang tepat dalam menyelesaikan problema yang terjadi.

dimasa soekarno, indonesia pernah menganut demokrasi parlementer, kemudia ganti lagi demokrasi terpimpin yang justru digunakan untuk memanipulasi agar kekuasaannya terlihat kokoh dan menghancurkan kesejahteraan rakyat. pada masa orde baru soeharto memimpin indonesia , demokrasi yang tadinya secara murni adalah solusi kini menjadi alat untuk melanggengkan kekuasaan, suara rakyat hampir tak terdengar karena ketakutan. banyak hal yang terjadi pada demokrasi bangsa kita ini. lalu bagaimanakah seharusnya demokrasi di indonesia ini?, akankah kesejahteraan rakyat bisa diperjuangkan? lalu siapa yang akan membawa kesejahteraan tersebut? ??...wahai para pemimpin bangsa, tanamkan dan semaikan serta tumbuhkan demokrasi dalam diri anda, siapapun anda tidak boleh tebang pilih dalam memimpin. kritis, cerdas dan beradab dalam berbangsa dan bernegara adalah yang menjadi acuan bukan keegoisan semata. demokrasi adalah solusi,,demokrasi adalah jalan menuju kebaikan, wujudkan demokrasi yang bersih bukan sekedar alat perebutan kekuasan.

pimpinlah bangsamu dengan fisik, mental, pengetahuan dan pengalamanmu wahai calon pemimpin bangsa. kami rindu sosok pemimpin yang tegas, adil, bersih dan pro rakyat bukan pro politik dan kekuasaan atau mikirin kantong sendiri. salam AKU CINTA INDONESIA

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun