Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Episteme Marcus Aurelius [4]

22 Maret 2019   22:46 Diperbarui: 29 April 2019   01:30 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Episteme Marcus Aurelius [4]

Tulisan ini adalah hasil riset studi Kepustakaan tentang etika dikaitkan dengan gagasan pemikiran etika Stoa, mulai dari pemikiran Zeno, sampai kepada Marcus Aurelius. Studi kajian ini dilakukan oleh Prof Apollo Daito, dan Pio Oliang MS (2012-2020). Pada tulisan ini saya menyajikan sebagain gagasan tersebut terutama pada gagasan aliran Stoaism pemikiran Episteme Marcus Aurelius.

Pada tulisan ke [4] dibahas tema tentang "Keadilan Bertindak Untuk Tujuan Kepentingan Kosmopolits (Warga Negara). Marcus Aurelius  mengatakan  indra  manusia  harus peduli dengan dua hal saja: bertindak adil dan mencintai apa yang diberikan. Dia menyempurnakan 'bertindak adil' dalam hal bertindak bersama dan menambahkan  di mana manusia  harus hidup sebagai warga kota kosmik. 

Pada gagasan  kosmos adalah sebuah kota memungkinkan  untuk mengatakan  kita harus melakukan dengan baik untuk semua umat manusia. Karena   masing-masing memiliki kewajiban warga negara untuk berkontribusi pada kesejahteraan seluruh kosmopolis, yaitu, untuk kesejahteraan semua manusia sebagai sesama warga negara. Sebaliknya, siapa pun yang tidak berkontribusi pada tujuan komunal (kepentingan golongan atau keleompok) bertindak dengan hasutan   mungkin  membenci satu  manusia  pun, karena ini membuat komunitas.

Secara mengejutkan, Marcus Aurelius tampaknya menetapkan tujuan komunal ini dalam hal ketidakpedulian  pada pada kebajikan, dengan hasil kesadaran indra  manusia  harus bertujuan untuk menghasilkan ketidakpedulian yang lebih disukai untuk keseluruhan yang menjadi bagiannya. 

Ketika menjelaskan apapun yang terjadi pada suatu bagian menguntungkan keseluruhan, dan  apa yang menguntungkan (untuk golongan) bagi satu  manusia  tidak bertentangan dengan apa yang menguntungkan bagi  manusia  lain. 

Marcus Aurelius menulis  dengan 'minat'   berarti hal-hal perantara; mungkin   mengambil ini untuk mengikuti  pada  kebetulan apa yang sesuai dengan alam untuk keseluruhan dan bagian.

Tentu saja, upaya kesadaran indra  manusia  untuk memberi makanan kepada yang lapar, atau memberi manfaat kepada mereka makanan, mungkin gagal, sehingga Marcus Aurelius merekomendasikan mengejar tujuan tersebut dengan reservasi ( hupexairesis ), membuat impuls kesadaran indra  manusia  tergantung pada apa yang ditakdirkan untuk terjadi. 

Agaknya respons ini didasarkan pada kepedulian alami (oikeiosis), yang paling mendasar bertanggung jawab atas kepedulian  orang tua terhadap anak-anak mereka. Dan Marcus Aurelius mengatakan pada dirinya sendiri untuk menganggap manusia lain sebagai miliknya sendiri (oikeiotaton) ketika berpikir bagaimana menguntungkan mereka dan bagaimana tidak menghalangi rencana mereka.

Marcus Aurelius mengatakan  sifat rasional bekerja dengan baik ketika mengarahkan impuls ( hormai) ke tindakan komunal. Kita harus melakukan apa didalilkan pada konstitusi Negara atau kota kita, dan fakultas komunal memainkan peran utama dalam konstitusi manusia. Setelah fakultas komunal muncul fakultas rasional, tetapi sekali lagi, fakultas rasional disempurnakan dalam penciptaan keadilan.

aurelius4-1-5c9503333ba7f7700131bb62.png
aurelius4-1-5c9503333ba7f7700131bb62.png
Sebagai manusia, kesadaran indra  manusia  dapat berkontribusi pada kesempurnaan (kepentingan komunal)  pada  seluruh organisasi politik; Marcus Aurelius mendesak  untuk membuat setiap tindakannya sempurna  pada  kehidupan politik. Terkadang Marcus Aurelius melangkah lebih jauh dengan mengidentifikasi kebaikan (agathon ) makhluk rasional dengan komunitas.

Akhirnya, Marcus Aurelius menyangkal  pernah ada pertentangan antara kebaikan individu dan kebaikan seluruh komunitas di mana individu itu menjadi bagian. Marcus Aurelius mengatakan, di satu sisi,  kesempurnaan, kesejahteraan, dan stabilitas keseluruhan tergantung pada apa yang terjadi pada setiap bagian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun